Khamis, 14 Mac 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Kurir Narkoba Rp16 Miliar Divonis Seumur Hidup

Posted: 14 Mar 2013 07:48 AM PDT

SEMARANG

Kurir Narkoba Rp16 Miliar Divonis Seumur Hidup

Penulis : Kontributor Semarang, Puji Utami | Kamis, 14 Maret 2013 | 14:48 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Terdakwa kurir narkoba jenis heroin dan sabu seberat 7,74 kilogram, Rosmalinda Sinaga (37) terus tertunduk. Ia tampak lemas dan harus dipapah saat akan menuju ruang tahanan usai menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Semarang, Kamis (14/3/2013).

Rosmalinda yang mengenakan kemeja putih tidak berbicara apapun dan hanya terlihat menangis mendengar putusan hakim yang menjatuhi hukuman seumur hidup.

Majelis hakim yang diketuai hakim Togar menilai Rosmalinda bersalah dan melanggar Pasal 113 ayat 2 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "Terdakwa telah menyelundupkan narkotika bukan tanaman yang termasuk golongan satu dan sudah menjadi kurir narkotika jaringan internasional," ungkap Togar.

Hal yang memberatkan, ungkap hakim, perbuatan terdakwa merupakan kejahatan internasional yang bisa merusak generasi muda. Vonis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut hukuman mati terhadap Rosmalinda.

Baik JPU maupun penasihat hukum terdakwa mengaku pikir-pikir atas putusan hakim. "Kami belum menentukan apa yang akan kami lakukan, kami masih pikir-pikir atas putusan itu," ujar Windy Aryadewi, penasihat hukum terdakwa.

Sementara itu, Rosmalinda yang ditemui sebelum persidangan sempat berharap hukuman yang diterimanya masih berupa angka. "Kalau angka semisal berapa tahun gitu masih ada harapan untuk saya, saya hanya tergiur uang dan dolar saat itu," katanya.

Seperti diberitakan, warga kelahiran Medan yang tinggal di Jakarta ini ditangkap di Bandara Ahmad Yani Semarang pada Sabtu (13/10/2012) pukul 17.30 WIB. Rosmalinda ditangkap petugas gabungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah saat masuk Indonesia melalui Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang menggunakan pesawat Air Asia AK 1210 dari Kuala Lumpur (Malaysia).

Wanita ini diketahui membawa dua paket heroin dan dua paket sabu yang diletakkan pada dua dinding palsu koper. Dua paket heroin yang dibawa seberat 4,5 kilogram dan dua paket sabu seberat 3,2 kilogram dengan perkiraan nilai barang seharga Rp16,1 miliar. Kedua barang tersebut diketahui berasal dari Philipina, Singapura dan Malaysia untuk diantar pada seseorang di Jakarta.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Minim Pembeli, Harga Bawang Putih di Malang Turun

Posted: 14 Mar 2013 07:41 AM PDT

Minim Pembeli, Harga Bawang Putih di Malang Turun

Penulis : Kontributor Malang, Yatimul Ainun | Kamis, 14 Maret 2013 | 14:41 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Akibat jarang pembeli, harga bawang putih di Kota Malang, Jawa Timur, mulai mengalami penurunan. Dari harga sebelumnya mencapai Rp 85.000 per kilogram untuk bawang putih, sejak Kamis (14/3/2013), menjadi Rp 65.000. Sedangkan untuk harga bawang merah masih belum mengalami penurunan, yakni Rp 45.000 per kilogram.

"Karena jarang pembeli, harga di pasar mulai diturunkan," kata Ida Sulastri, salah satu pedagang di Pasar Besar Malang, Kamis (14/03/2013).

Harga bawang putih sempat meroket, kata Ida, karena stok bawang putih masih langka. Namun kini stok bawang putih mulai pulih. "Jadi harganya sudah berangsur turun. Jika tidak diturunkan, khawatir tak ada pembeli," kata Ida.

Sejak sepekan lalu, kelangkaan stok bawang putih memang terjadi. "Sejak bawang putih langka harganya naik mencapai Rp 10.000 setiap harinya. Sejak naik, per hari saya hanya bisa menjual 10 kilogram bawang putih. Sepuluh kilogram itupun kadang-kadang bisa terjual dalam kurun waktu dua hari," keluh Ida.

Hal senada juga diakui Kasiati, seorang pedagang bawang putih di Pasar Tawangmangu Kota Malang. "Sejak hari ini harga bawang putih sudah turun Rp 10.000 per kilogram. Kemarin masih Rp 80.000 per kilogram. Sekarang sudah Rp 70.000 per kilogram," akunya.

Lebih lanjut Kasiati berharap harga bawang putih terus mengalami penurunan. Jika harga turun, secara otomatis akan banyak pembeli. "Semoga pemerintah bisa menangani masalah ini. Jika terus mahal, yang rugi pedagang. Karena tak ada yang beli bawang putih," katanya. 

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan