Khamis, 14 Mac 2013

Republika Online

Republika Online


Ini Cara Penularan Penyakit Kusta

Posted: 14 Mar 2013 12:19 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penularan penyakit kusta tidak mudah. Menurut Direktur Rumah Sakit Sehat Terpadu Dompet Duafa, dr Yahmin Setiawan, kusta akan menular lewat interaksi aktif, misalnya anggota keluarga yang hidup bersama penderita kusta.

Penularan kusta akan terjadi bila, pihak keluarga tidak memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan.

"Ditambah lagi, bila daya tahan tubuh rendah maka virus akan masuk ke diri orang tersebut. Dan baru akan berkembang setelah sekian tahun," ujarnya, di Bogor, Kamis (14/3).

Yahmin menambahkan, perlu ada sosialisasi mengenai kusta di masyarakat hal ini untuk mencegah stigma yang berkembang mengenai penderita kusta.

Selain itu, sesuai dengan program Kementerian Kesehatan pada 2010 Indonesia eliminasi kusta. Sehingga pemberantasan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mikrobaterium lepra itu harus konsisten.

Kasus kusta di Kabupaten Bogor kembali mencuat setelah ditemukan satu kelaurga asal Kampung Salimun, Desa Gintung Cilejet, Kecamatan Parung Panjang menderita kusta. Mereka terdiri dari bapak dan dua anaknya.

Satu keluarga penderita kusta ini sempat menjalani perawatan di RS Sehat Terpadu Dompet Duafa. "Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor perlu melakukan sosialisasi menyeluruh terkait kusta ini, bagaimana penularanya dan penanganannya, selain untuk mencegah penyebaran juga menghindari stigma di masyarakar," katanya.

Dokter: Kusta Bukan Penyakit Mematikan

Posted: 14 Mar 2013 12:06 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Rumah Sakit Sehat Terpadu Dompet Duafa, dr Yahmin Setiawan, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan penularan kusta. Menurutnya, selain penyakit ini tidak mematikan, juga daya tular kusta rendah, tidak seperti TBC yang penularannya cukup cepat.

"Kusta ini daya tularnya sangat rendah, masa inkubasinya juga lama, bisa tiga hingga empat tahun lamanya," katanya saat ditemui di RS Sehat Terpadu Dompet Duafa, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/3).

Yahmi menjelaskan, kusta tidak tergolong sebagai penyakit mematikan, hanya saja tingkat kecacatan yang ditimbulkan olehnya menjadikan penyakit tersebut sebagai "kutukan" di masyarakat. Stigma di masyarakat membuat penderita kusta dikucilkan dan dijauhkan. Padahal penyakit tersebut tingkat bahayanya tidak terlalu parah.

"Berbeda dengan TBC, yang tingkat penularannya sangat cepat, lewat batuk saja virusnya sudah menular. Beda dengan kusta ini, bila si penderita sudah mendapatkan pengobatan virus tidak akan menyebar lagi," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan