Khamis, 14 Mac 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Pengamat: aklamasi KLB dikhawatirkan akan "serang" balik

Posted: 14 Mar 2013 07:48 AM PDT

Jakarta (ANTARa News) - Pengamat politik J Kristiadi menilai jika Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat berakhir dengan aklamasi diperkirakan akan menyerang balik kubu Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono.

"Aklamasi akan memuluskan kongres, tetapi kalau dipaksakan dan tidak bisa dibaca secara cermat akan menyerang balik SBY," katanya usai seminar bertajuk "Kode Etik Jurnalistik dan Penggunaan Bahasa Dalam Pemberitaan Media" di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Kamis.

Penelitisi senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu mengatakan saat ini tidak ada lagi otoritas yang bisa memaksakan kehendak orang banyak, apalagi kubu tertentu.

Menurut dia, KLB tersebut juga terlepas dari organisasi yang menaungi kubu Anas Urbaningrum yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Saya kira ini terlepas dari organisasi karena persoalan Anas itu urusan pribadi," katanya.

Sementara itu, pakar komunikasi politik Effendi Gazali mengatakan kecil kemungkinan bagi Partai Demokrat untuk mengadakan aklamasi dalam KLB.

"KLB ini masih lama. Jadi, kemungkinan kecil kalau ujung-ujungnya aklamasi," katanya.

Menurut Effendi, jika akan berakhir dengan aklamasi, Partai Demokrat tidak perlu sampai jauh-jauh hari menyiapkan KLB tersebut.

"Semakin panjang tarik ulur waktunya, semakin sulit untuk melakukan aklamasi. Kalau berakhir dengan aklamasi, mungkin KLB tersebut sudah diselenggarakan sejak minggu lalu," katanya.

Dia menilai akan ada dua kubu pada KLB yang akan diadakan di Bali akhir Maret mendatang, yakni kubu Cikeas (Susilo Bambang Yudhoyono) dan kubu mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

"Kalau kubu Anas ini riil dan solid, maka akan melakukan taktik yang paling pintar dan ini akan menjadi pertarungan anak-anak muda di berbagai daerah," katanya.

Hal berbeda disampaikan pengamat politik dsri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi. Ia menilai aklamasi mungkin saja terjadi jika ada kompromi di antara dua kubu.

"Tergantung sejauh mana elit Partai Demokrat membangun penyelesaian ini karena akan melibatkan dua faksi, yakni faksi Cikeas dan faksi Anas," katanya.

Namun, jika KLB tidak berakhir dengan aklamasi maka akan ada pertarungan dan gelora seperti pada waktu kongres di Bandung tahun 2010.

KLB Partai Demokrat akan diselenggarakan di Bali, 30 Maret 2013, untuk memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum yang menyatakan berhenti dari jabatannya setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(J010/S024)

HMI diminta hormati Presiden Yudhoyono

Posted: 14 Mar 2013 07:44 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Aliansi Rakyat Untuk SBY (Arus) Akhmad Suhaimi mengingatkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus menghormati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, apalagi hubungan Yudhoyono baik dengan mahasiswa.

"Rencana kehadiran SBY pada Kongres HMI, sebaiknya kawan-kawan HMI tidak emosional," katanya di Jakarta, Kamis, terkait penolakan sejumlah elemen di HMI terhadap Presiden Yudhoyono untuk membuka Kongres ke-28 HMI.

Kongres ke-28 HMI akan berlangsung di sebuah hotel berbintang di Jakarta pada 25--20 Maret 2013 dan dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Akhmad Suhaimi didampingi Sekjen Arus Heru Purwoko mengingatkan kalau pun Presiden hadir ke kongres, semata-mata karena menghormati undangan HMI.

Pimpinan HMI didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menghadap Presiden Yudhoyono untuk memohon kesediaan Kepala Negara membuka Kongres HMI.

"Presiden SBY diundang HMI.  Sebagai pengundang lazimnya, ya menghormati tamunya, dong," kata Suhaimi.

Ia menegaskan Yudhoyono berkawan baik dengan segenap elemen organisasi kemahasiswaan, termasuk HMI.

Kehadiran Yudhyono pada Kongres HMI, katanya, merupakan momentum yang sangat baik bagi HMI dan kesediaan Presiden jangan sampai berubah atau batal hanya karena adanya penolakan dari sebagian elemen di HMI.

"Dengan ekspektasi negatif kawan-kawan HMI sendiri, SBY bisa saja membatalkan rencana kehadirannya. Namun demikian, SBY secara sah dan konstitusional adalah Presiden Republik Indonesia yang wajib dijaga kehormatan dan kewibawaannya," katanya.
(B009/R0100

Tiada ulasan:

Catat Ulasan