Sabtu, 30 Mac 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pemberontak Suriah Bunuh Ulama Pro-Pemerintah

Posted: 31 Mar 2013 02:07 AM PDT

Pemberontak Suriah Bunuh Ulama Pro-Pemerintah

Minggu, 31 Maret 2013 | 09:07 WIB

Reuters

Pemberontak Suriah di distrik Bustan al-Qasr, kota Aleppo (22/3). Pemberontak membunuh ulama di Aleppo yang dikenal pro Presiden Assad.

TERKAIT:

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pasukan pemberontak Suriah membunuh seorang ulama Sunni pro-pemerintah di kota Aleppo, Suriah utara dan dilaporkan merusak tubuh ulama tersebut. Organisasi HAM Suriah di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, dan media pemerintah Suriah melaporkan hari Sabtu (30/3) bahwa Sheikh Hassan Seifeddine, imam masjid di Aleppo utara, dibunuh pemberontak dalam pertempuran sengit di wilayah Sheikh Maqsoud. Menurut Observatory, pemberontak kemudian mengarak mayat ulama itu di daerah sekitarnya.

Kebrutalan terbaru itu terjadi hanya beberapa hari setelah seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom dalam masjid kuno Damaskus, menewaskan ulama pro-pemerintah Mohammed al-Buti. Presiden Suriah Bashar al-Assad hari Jumat bertekad membersihkan negaranya dari ekstrimis yang dituding melakukan serangan, yang menewaskan sekitar 50 orang, itu.

Belakangan ini, ekstrimis berperan lebih besar di kalangan kelompok pemberontak di Suriah sementara pemberontakan yang sudah berlangsung dua tahun itu terus berlangsung tanpa tanda-tanda akan berakhir.

Editor :

Egidius Patnistik

Ibu Negara Bersuara Soprano

Posted: 31 Mar 2013 01:37 AM PDT

Sosok Ibu Negara China secara historis selalu diredam. Demikian keterangan The Global Times edisi 18 Oktober 2012 di saluran televisi yang bisa diakses di situs Youtube. Para istri dari Deng Xiaoping, Jiang Zemin, sampai Hu Jintao amat tidak dikenal.

Menurut The Global Times, Peng Liyuan, istri Presiden Xi Jinping, juga sudah diredam popularitasnya sejak tahun 2000. Ini sejak Xi menjadi anggota utama Politbiro Partai Komunis China (PKC).

Pamornya redup sejak itu dan jarang terlihat. Sebelumnya, dia adalah anggota tentara China, yang dijalani sejak usia 18 tahun. Kariernya melejit karena suara hebatnya, bahkan mencapai pangkat setara jenderal.

Dia menyamai Teresa Teng dalam kualitas suara. Peng Liyuan disetarakan dengan Keiko Fuji, penyanyi Enka yang populer dari Jepang.

Tidak percaya? Saluran Youtube menjadi saksi atas kepiawaiannya berdendang. Peng kerap kali menggondol gelar juara menyanyi di negaranya.

Peng Liyuan bahkan tampil menyanyikan lagu Jepang berduet dengan penyanyi Jepang pada saat kunjungan Presiden Hu Jintao ke Tokyo pada 2007. Sampai ada komentar, untuk apa Asia saling membenci, justru setelah menyaksikan duet apik itu.

Saat mendampingi pejabat dan rombongan militer China ke Rusia, Peng juga menyanyikan lagu Rusia. Pemirsa juga menyukainya. Walau pendengarnya terbatas, hadirin terenyak dan terhibur dengan lengkingan suara Peng.

Karier politik suami membuatnya mundur dari publik. Tidak dijelaskan mengapa, tetapi yang jelas adalah suatu tradisi jika status seorang ibu negara tidak pernah bisa melebihi popularitas suaminya.

Mungkin ini karena trauma akibat ulah Ibu Negara Jiang Qing, istri ketiga Mao Zedong, yang terlalu jauh mencampuri urusan politik dengan memanfaatkan pengaruh suami.

Pada saat kunjungan ke Rusia mulai 22 Maret lalu, hingga ke Afrika, mendadak nama Peng melejit. Awalnya adalah pemberitaan besar-besar di media China. Serentak media China memuji penampilan glamor Peng yang modis.

Lebihi suami

Pemberitaan itu diikuti media internasional hingga televisi Amerika Serikat, CNN. Bahkan, Peng disebutkan lebih populer dari suaminya. Lirikan, senyuman ramah, dan wajah ceria Peng memadukan isi pemberitaan itu. Suaranya yang berkategori soprano dengan kualitas tinggi benar-benar telah melambungkan nama Peng ke seantero dunia.

Mengapa semua ini? "Ibu Negara memperlihatkan China yang lembut," kata Wang Fan, Ketua Jurusan Hubungan Internasional di China Foreign Affairs University, demikian harian Inggris The Telegraph, edisi 25 Maret.

Ibu Negara kelahiran Provinsi Shandong tahun 1962 ini tampaknya sengaja dibuat melejit. China ingin memperlihatkan sisi manusiawi di balik kesan kaku dan ambisi ekonominya. Harian The Beijing News edisi 25 Maret bahkan dengan berani menyebutkan Peng setara dengan Kate Middleton, istri Pangeran William dari Inggris.

The Global Times pun menyetarakan Peng dengan Michelle Obama, istri Presiden AS Barack Obama. Menjadi duta kemanusiaan yang sengaja dipajang oleh China, untuk memperlihatkan sisi lembut China, itulah tampaknya peran baru Peng. Ini akan dia mainkan sebagai Ibu Negara dan diduga kuat atas seizin para elite politik China.

Xi Jinping menikahi Peng pada 1986. Mereka dianugerahi satu anak perempuan, Xi Mingze, yang lahir pada 1992. "Saya kira karena penampilan dan kehadirannya, dia jelas akan memperkuat citra suami," ujar Tuan Yimiao, seorang profesor dari Shanghai Conservatory of Music, kepada harian The New York Times edisi 24 Maret. "Dia akan menjadi idola diplomatik."

Selalu ada saja yang sinis tentang China. Oleh sebagian kalangan, fenomena ini dianggap sebagai kamuflase China yang komunis dan berambisi hegemonis. Kita bisa balik bertanya. Dalam 30 tahun terakhir, siapa yang melakukan kamuflase dan berambisi hegemonis, bahkan merugikan serta mendikte banyak negara di dunia? Jelas bukan China yang melakukannya.

Ibu Negara Peng, teruslah bernyanyi! (AP/AFP/REUTERS/MON)

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan