Khamis, 14 Februari 2013

Republika Online

Republika Online


Burger Kuda, Babi atau Sapi? Lebih Baik Buat Sendiri.

Posted: 14 Feb 2013 06:37 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Bila anda sedang ingin menyantap burger tapi anda tidak yakin akibat pemberitaan mengenai daging oplosan di media, mulai campuran daging kuda bahkan babi, mengapa tidak anda coba membuat burger sendiri.

Sebenarnya, menurut seorang kritikus kuliner asal Inggris yang juga gemar memasak, John Henley, dalam salah satu artikelnya di Guardian, semua yang anda butuhkan untuk membuat burger adalah daging cincang dan bumbu-bumbu yang tepat. Jadi tak ada alasan tidak percaya diri dan menyerahkan semuanya ke restoran.

Alasan kepraktisan bisa jadi membuat orang lebih suka ke restoran. Pasalnya anda memang harus mengiris bawang, seledri mencampur dengan beberapa rempah, telur dan juga remahan roti. Namun aktivitas ini menjamin burger anda bukan lagi masuk wilayah junkfood makanan cepat saji.

Anda bisa membeli daging cincang kualitas bagus di supermarket, membentuknya sendiri, membumbui---aktivitas yang bisa jadi disukai anda anda---dan lalu memanggangnya atau menggoreng dengan sedikit minyak di waji antilengket. Karena buatan sendiri, prosi sayur bisa anda beri ekstra.

Daripada anda memberi burger sudah matang di supermarket atau restoran tertentu lalu anak anda mengendus dan berkata. "Tak seperti burger. Apa ini di dagingnya?".

Berikut salah satu resep dasar burger yang bisa anda coba di rumah

Bahan dasar burger sempurna
1 sdm minyak atau butter
1 bawang bombay ukuran besar dicincang halus
1 kilogram daging cincang, jangan terlalu bersih dari lemak
2 sendok makan remah roti, pilih roti gandum coklat agar lebih sehat. (Untuk membuatnya anda bisa meletakkan beberapa potong roti segar ke dalam frezer lalu keesokan hari parutlah denga parutan keju
2 sendok teh daunan (parsley atau thyme bisa jadi pilihan, bisa dibeli di supermarket produk luar negeri)
1 Butir telur bila anda menginginkan, beberapa resep memilih tidak menggunakan telur dan tetap oke.
Garam sesuai selera
Merica hitam

Rumus meracik

1. Panaskan minyak dalam wajan penggorengan dengan api kecil, tumis bawang bombai hingga transparan dan sedikit kecoklatan, biarkan mendingin

2. Letakkan daging cincang di atas nampan atau loyang, sebar lalu taburkan bawang bombay, remahan roti, daun herbal, bumbu-bumbu lalu campur dengan garpu. Hati-hati untuk tidak terlalu keras mengaduk.

3. Bagi adonan daging dalam 12 kepalan pipih burger, beri lekukan ditengahnya. Tutupi dan tempatkan dalam kulkas selama satu jam

4. Masak daging burger dalam panggangan barbecue dengan panas sedang hingg tinggi, atau dengan wajan antilengket yang memiliki dasar bergerigi. Biarkan tiga menit tanpa disentuh, lalu dengan hati-hati balik, tambahkan selembar keju bila ingin. Kemudian biarkan lagi selama tujuh menit untuk benar-benar membuat daging matang. dan biarkan selama beberapa menit sebelum disajikan.

Anda bisa juga memanggang sebentar roti anda bila menginginkan. Mudah bukan?

Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik, Ini Dampaknya

Posted: 13 Feb 2013 10:25 PM PST

.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar mikrobiologi klinik dari Universitas Indonesia Prof dr Usman C Warsa Phd SP MK (K) mengingatkan agar masyarakat jangan sembarangan dalam mengkonsumsi antibiotik.

"Idealnya pemberian antibiotik jika terjadi infeksi akibat kuman atau pun jamur. Kalau hanya panas biasa atau flu diberi antibiotik itu salah," ujar Usman dalam acara konferensi pers "8th National Symposium of Indonesia Antimicrobial Resistance Watch" di Jakarta, Kamis.

Menurut Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM itu, jika panas hendaknya dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab dari panas tersebut.

"Kalau di luar negeri sudah seperti itu. Pihak asuransi tidak akan mau membayar jika tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dahulu," jelas dia.

Tapi di Indonesia belum sampai pada tahap demikian. Tenaga medis seperti dokter dengan mudah memberikan antibiotik kepada pasien agar cepat meredakan panas atau infeksi.

"Memang kalau diberikan antibiotik, panas akan berkurang. Namun harus juga diingat penggunaan antibiotik yang kurang tepat belum tentu bermanfaat dan menyebabkan bakteri menjadi resisten," lanjut mantan rektor UI itu.

Hendaknya dokter, sambung dia, memberikan antibiotik secara tepat, rasional dan harus dilengkapi data-data empiris.

Begitu juga pihak rumah sakit harus menyediakan antibiotik sesuai dengan survei.

"Pasien juga harus kritis kalau dokter memberikan antibiotik. Tanyakan sama dokter, apakah perlu diberi antibiotik?"

Menurut Usman, sebenarnya dokter juga sudah diajarkan mengenai tata cara penggunaan antibiotik. Tapi sayangnya banyak dokter yang tidak mau "berpikir" mengenai penyakit yang diderita pasien dan langsung diberikan antibiotik.

Ke depannya, lanjut dia, perlu adanya sanksi agar dokter tidak sembarangan memberikan antibiotik. Begitu juga pihak apotek harus menjual antibiotik sesuai dengan resep dokter.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan