Khamis, 14 Februari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Badan PBB perlu 300 juta dolar untuk bantu warga Palestina

Posted: 14 Feb 2013 08:39 PM PST

PBB, New York (ANTARA News) - Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina menyampaikan permohonan bantuan darurat senilai lebih dari 300 juta dolar AS untuk menyediakan bantuan penting bagi orang yang paling menderita di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan.

Sebagian besar dari permohonan itu, sebanyak 78 juta dolar AS, ditujukan untuk memberi bantuan pangan bagi hampir tiga-perempat juta orang miskin di Jalur Gaza, yang telah menghadapi blokade Israel selama enam tahun, demikian siaran pers yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, AS oleh Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB bagi Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

"Saat pemimpin politik dan donor diserukan agar menanggapi bencana baru di seluruh dunia, krisis kemanusiaan buatan manusia tepat di sini di Jalur Gaza dan Tepi Barat tetap ada malah bertambah parah tanpa tanda akan reda setelah lebih dari enam dasawarsa," kata Wakil Komisaris Jenderal UNRWA Margot Ellis, saat peluncuran acara di Jalur Gaza.

Seruan tersebut juga akan mendanai penciptaan pekerjaan sementara dan program bantuan uang kontan, serta program kesehatan mental masyarakat, campur tangan kesehatan darurat dan gagasan air serta kebersihan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Direktur Departemen Layanan Bantuan dan Sosial UNRWA Martha Myers mengatakan orang Palestina telah "bergerak dari sebagai negara kelas dua di dunia selama lebih dari 30 tahun belakangan menjadi kelas negara kelas tiga dunia di Jalur Gaza dan di luar Ramallah serta di Tepi Barat".

"Kemerosotan itu berjalan terus tanpa kendali dengan kemampuan untuk memproduksi dan membuat gagasan terhambat oleh kehidupan yang hancur oleh blokade, sehingga merusak masyarakat dan harapan keharmonisan politik dan menghancurkan peluang mengenai hasil positif," kata Myers sebagaimana dikutip Xinhua.

Israel memberlakukan blokade terhadap Jalur Gaza atas apa yang disebutkan sebagai "alasan keamanan" setelah kelompok HAMAS, yang tak mengakui hak Israel untuk ada, mendekat gerakan Fatah dari Jalur Gaza pada 2007.

Blokade Israel tersebut telah mengarah kepada situasi keamanan yang bertambah buruk di Jalur Gaza, dan mengakibatkan keprihatinan sangat besar dari masyarakat internasional.

PBB telah lama mengecam Israel karena blokade lamanya, dan menyatakan blokade itu hanya akan menjerumuskan rakyat di daerah itu ke dalam kemiskinan abadi dan menguntungkan kaum fanatik di Timur Tengah.

(C003)

AS serukan pemilu bebas di Maladewa

Posted: 14 Feb 2013 06:44 PM PST

Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS), Kamis, menyerukan pemilihan umum bebas di Maladewa dengan semua partai bebas untuk memilih calon sendiri, setelah mantan pemimpin kepulauan Samudra Hindia itu melarikan diri ke kedutaan besar India.

"Kami mendesak semua pihak untuk tetap tenang, menolak penggunaan kekerasan dan menghindari retorika yang dapat meningkatkan ketegangan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland dalam satu pernyataan.

Mohamed Nasheed, pemimpin pertama kepulauan dataran rendah yang terpilih secara demokratis dan terkenal di luar negeri untuk advokasi tentang perubahan iklim, pada Rabu, melarikan diri ke kedutaan besar India untuk menghindari penangkapan ketika ia tidak muncul di pengadilan.

Nasheed mengatakan bahwa pengadilan terhadapnya berkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan adalah kepura-puraan bermotif politik, karena berkeyakinan akan mencegah dia dari memimpin Partai Demokratik Maladewa-nya dalam pemilu September.

Dalam reaksi yang mirip dengan India, Amerika Serikat menyerukan pemilu September agar "bebas, adil, kredibel, transparan dan inklusif."

"Kami mencatat bahwa semua pihak yang berpartisipasi dalam pemilihan ini harus mampu mengajukan calon pilihan mereka," kata Nuland.

Nasheed mengundurkan diri tahun lalu setelah terjadi pemberontakan oleh polisi dan militer menyusul beberapa pekan protes-protes anti-pemerintah di negara berpenduduk 330.000 Muslim Sunni yang dikenal dengan resor mewah pantainya.

Nasheed, sering berkunjung ke Amerika Serikat, dan telah menyuarakan kemarahan setelah pengunduran dirinya ketika Washington cepat mengatakan bersedia bekerja sama dengan penggantinya, Mohamed Waheed, dan meminta Nasheed untuk berkompromi.

Nasheed kemudian menerima penyelidikan yang didukung Persemakmuran yang memutuskan bahwa ia tidak digulingkan dalam kudeta, karena ia menyatakan mengundurkan diri secara sukarela dan Waheed secara konstitusional adalah penggantinya.
(H-AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan