Khamis, 14 Februari 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Longsor di Pekalongan timbun ruang gedung sekolah

Posted: 14 Feb 2013 06:53 AM PST

Pekalongan (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Desa/Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis siang menimbun dua ruang gedung Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kandangserang dan mengakibatkan 15 siswa mengalami luka-luka.

Belasan siswa yang sedang berada di ruangan gedung sekolah sempat berusaha lari keluar ruangan setelah mendengar bunyi benda berjatuhan dan dalam waktu hampir bersamaan dua ruang gedung SMA Negeri 1 itu roboh.

Sebanyak 15 siswa yang berada di ruangan gedung terluka akibat terkena runtuhan benda bangunan sekolah sehingga mereka harus mendapatkan perawatan medis.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kandangserang, Zaenuri mengatakan longsor yang menimbun dua ruangan sekolah ini berawal saat hujan deras yang disertai angin bergemuruh melanda Desa Kandangserang.

"Sekitar pukul 12.30 WIB banyak siswa masih berada di luar ruangan sekolah karena sedang jam istirahat sedangkan belasan siswa lainnya berada di dalam ruang kelas. Akan tetapi, mendadak terdengar suara gemuruh dari atas bukit yang ternyata longsor dan langsung menimpa dua ruang kelas," katanya.

Ia mengatakan, akibat robohnya dua ruang kelas tersebut, sebanyak lima siswa yang berada di ruang kelas itu tertimpa benda bangunan sehingga mengalami kritis sedangkan sisanya hanya luka ringan.

"Siswa yang mengalami luka tersebut pada umumnya mengenai kepala dan beberapa patah tulang sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," katanya.

Sebanyak 15 siswa tersebut adalah Santika (16), Remita (17), Siti Nur Janah (16), Trisnawati (16), Sayatun (17), Ahmad Puji Andung (17), Pati Barokah (16), Monika (16), Evi Yudianti (16), Eva Nur (17), Dwi Susiloningsih (16), Sri Rahayu (16), Sri Suyana (16), dan Khumaedi (17).

"Jumlah korban sebenarnya sekitar 40 siswa karena longsor menimpa dua ruangan kelas. Akan tetapi, korban yang mendapatkan perawatan di puskesmas dan rumah sakit sebanyak 15 siswa," katanya.

Kepala Desa Kandangserang Rinaeni mengatakan lokasi di sekitar SMA Negeri 1 Kandanserang tergolong daerah rawan longsor, karena berada di bawah perbukitan.

"Jika hujan deras, tanah perbukitan mulai terkikis yang mengakibatkan tanah mudah longsor," katanya.
(KR-KTD/B015)

Konflik internal berujung lahirkan partai baru

Posted: 14 Feb 2013 06:38 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai konflik internal di tubuh parpol biasanya berujung pada lahirnya partai baru.

"Ujung-ujungnya membentuk partai karena ketidakpuasan dengan kebijakan internal dan tidak sependapat dengan ketua umum serta pengurus-pengurus di partai lama," katanya dalam diskusi politik bertajuk "Parpol dan Mekanisme Penyelesaian Konflik" di Jakarta, Kamis.

Sebastian menilai konflik internal seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang serius karena dapat menyebabkan pecahnya kepengurusan.

"Partai tidak akan dewasa apabila tidak bisa menyelesaikan konflik internalnya sendiri. Bagaimana akan mengurusi bangsa, jika internal partainya saja tidak bisa diselesaikan. Padahal, mereka melahirkan orang-orang yang akan menyelesaikan masalah bangsa," katanya.

Dia menilai parpol memiliki entitas yang berbeda dengan organisasi lain, yakni sebagai badan hukum publik.

"Sebagai hukum publik, ya publik berhak menilai. Kalau banyak pihak yang mengomentari ya wajar. Sekarang ini, parpol seolah-olah terpisah untuk kepentingan dirinya sendiri," katanya.

Hal sama juga disampaikan peneliti Formappi Leo yang menilai sebagian besar kader masih melihat parpol sebagai pekerjaan, bukan sebagai entitas yang harus dihidupkan.

"Padahal, kedaulatan partai itu ada di tangan anggota. Tapi mereka hanya bisa menjadi pengikut (follower) karena masih melihatnya sebagai pekerjaan.

Menurut Leo, seharusnya anggota kader melihat parpol sebagai sesuatu yang harus dihidupkan dan dibangun.

"Parpol itu justru harus dihidupkan dan jika ingin berpartisipasi harus membayar iuran bukan mengharapkan penghidupan para parpol," katanya.

Dia meyakini menghidupi parpol merupakan salah satu kita untuk meningkatkan demokrasi di tubuh partai.

"Jika setiap anggota rajin menghidupi partainya, ini akan meningkatkan demokrasi," katanya.
(J010/Z003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan