Selasa, 12 Februari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


DK PBB kutuk uji coba nuklir Korut

Posted: 12 Feb 2013 04:44 PM PST

Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB), Selasa, mengecam uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara untuk ketiga kalinya dan bertekad akan mengambil tindakan terhadap Pyongyang.

"Para anggota Dewan Keamanan mengecam keras uji coba ini, yang merupakan pelanggaran berat terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan," kata Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kim Sung-hwan, kepada para wartawan, lapor Reuters.

Korsel saat ini tengah menjadi presiden bulanan Dewan Keamanan.

Sung-hwan mengatakan sekarang DK-PBB akan mempertimbangkan untuk mengambil "langkah-langkah yang sesuai."

Pernyataan tidak mengikat itu disetujui oleh seluruh 15 anggota DK-PBB.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice, mengatakan Washington dan sekutu-sekutunya menginginkan Dewan Keamanan mengesahkan sebuah resolusi yang akan "menambah sanksi" --yang sebelumnya sudah dijatuhkan terkait uji coba atom oleh Pyongyang tahun 2006 dan 2009.

Pernyataan Dewan disepakati saat dilakukannya sidang darurat tertutup yang dituanrumahi oleh Korea Selatan.

Para diplomat mengatakan perundingan soal sanksi-sanksi baru bisa berjalan selama berminggu-minggu karena China tampaknya akan menolak tindakan-tindakan baru atas kekhawatiran bahwa sanksi baru akan mengarah pada tindakan pembalasan lebih lanjut oleh pemimpin Korea Utara.

Beijing juga sebelumnya mengkhawatirkan bahwa sanksi yang lebih berat akan melemahkan perekonomian Korut dan menyebabkan membanjirnya pengungsi Korut ke China.

Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan China --lima anggota permanen dari Dewan beranggotakan 15 negara-- mengecam uji coba nuklir terbaru oleh Pyongyang.

Uji coba itu disebut badan pengawas uji coba nuklir internasional di Wina sebagai kira-kira dua kali lebih besar dari yang dilakukan Korea Utara pada tahun 2009.

Presiden AS Barack Obama mengatakan "bahaya dari kegiatan-kegiatan mengancam yang dilakukan Korea Utara menjadi jaminan bagi pengambilan tindakan lebih lanjut yang cepat dan meyakinkan oleh masyarakat internasional."

Obama akan menyampaikan Pidato Kenegaraan tahunan pada Selasa malam.

Sejumlah diplomat mengatakan mungkin saja Korea Utara memang memilih hari Sealsa untuk meledakkan atomnya karena Pyongyang biasanya melakukan langkah-langkah seperti itu pada hari-hari penting di kalender AS.

Di Beijing, Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi pada Selasa memanggil duta besar Korea Utara untuk China untuk menyampaikan protes terhadap uji coba nuklir terbaru oleh Korut.

Yang mengatakan China "sangat tidak puas dan secara tegas menentang" uji coba tersebut.

Sejumlah diplomat asal negara-negara anggota Dewan Keamanan mengatakan bahwa AS dan sekutu-sekutunya akan berupaya mewujudkan penjatuhan sanksi lebih berat daripada hanya memperluas sanksi-sanksi yang saat ini sudah diterapkan setelah uji coba nuklir oleh Pyongyang tahun 2006 dan 2009.

Tidak ada kejelasan mengenai langkah-langkah apa, jika ada, yang akan didukung China.

Para diplomat mengatakan delegasi China pada pertemuan tertutup menunjukkan bahwa negaranya ada kemungkinan mendukung resolusi Dewan Keamanan yang baru soal Korut namun tidak merinci aspek mana yang akan mereka dukung. (T008/AK) 

AS dilaporkan akan tarik 34.000 tentara dari Afghanistan tahun depan

Posted: 12 Feb 2013 04:25 PM PST

Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama diperkirakan akan mengumumkan dalam pidato kenegaraan tahunan pada Selasa bahwa 34.000 tentara akan ditarik dari Afghanistan tahun depan.

Tindakan yang telah lama ditunggu oleh publik Amerika Serikat itu dengan demikian akan mengurangi sampai setengah dari jumlah total tentara dari negeri Paman Sam yang ada di Afghanistan saat ini, yaitu 66.000 personil, lapor AFP.

Seorang sumber yang tidak disebutkan namanya oleh AFP mengatakan bahwa Obama akan berjanji menyelesaikan proses penarikan 34.000 tentara itu sebelum dilakukannya pidato kenegaraan tahunan 2014.

Belum terdapat keterangan lebih lanjut mengenai seberapa cepat penarikan pasukan dapat dilakukan. Dibukanya jadwal penarikan juga dapat berimbas bagi jumlah tentara NATO yang masih harus berperang dengan Taliban setelah berakhirnya musim dingin.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan bahwa Obama telah menghubungi Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk memberi tahu keputusan penarikan tentara tersebut.

Perdebatan juga terjadi dalam tubuh pemerintahan mengenai jumlah tentara yang harus bertahan, untuk melatih prajurit Afghanistan dan melakukan operasi anti-teror, setelah berakhirnya misi NATO pada akhir 2014.

Pada bulan lalu, seorang pejabat Amerika Serikat mengindikasikan bahwa secara teoritis adalah mungkin bagi Washington untuk tidak menyisakan pasukan. Namun demikian, beberapa pengamat menilai pernyataan tersebut hanyalah taktik negosiasi dengan Karzai.

Sumber AFP yang merupakan pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat mengatakan bahwa Wahington masih berkomitmen dalam kerja sama strategis dengan Afghanistan. Dia juga menegaskan bahwa pembicaraan mengenai kesepakatan keamanan bilateral masih berlangsung.

Afghanistan telah menyatakan kesiapannya untuk mengambil tanggung jawab penuh terhadap keamanan domestik pada akhir 2014. Sementara Gedung Putih mengatakan, kekuatan angkatan bersenjata Afghanistan saat ini berjumlah 352.000 personil.

NATO sendiri dalam proses transisi tidak akan memimpin operasi-operasi dalam dua tahun ke depan, namun masih akan menyediakan dukungan bagi pasukan lokal.

Sebelumnya, Obama berencana untuk membuat penyelesaian perang di Irak dan Afghanistan sebagai warisan utamanya sebagai presiden. Dalam beberapa kesempatan dia dengan bangga menyatakan bahwa masa perang bagi Amerika Serikat sudah berakhir.

"Kami telah berhasil memaksa Taliban keluar dari basis kekuatan mereka," kata Obama pada bulan lalu di Gedung Putih.

"Dan tujuan utama kami--yang merupakan alasan kenapa kami berperang--sekarang ini sudah hampir tercapai, yaitu memastikan bahwa Al Qaida tidak akan lagi menggunakan Afghanistan untuk melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat," kata Obama. (G005/AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan