Ahad, 30 Disember 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Sekjen PBB Kecam Meningkatnya Kekerasan di Pakistan

Posted: 31 Dec 2012 03:29 AM PST

PBB

Sekjen PBB Kecam Meningkatnya Kekerasan di Pakistan

Senin, 31 Desember 2012 | 11:29 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan dirinya merasa ngeri dengan meningkatnya aksi kekerasan di Pakistan. Pernyataan ini dikeluarkan Ban setelah 19 peziarah Syiah tewas saat bus yang mereka tumpangi dibom dan pembunuhan 21 orang prajurit Pakistan yang diculik.

Juru bicara Sekjen PBB, Martin Nesky mengatakan Ban mengecam berbagai aksi kekerasan yang biasanya dilakukan terhadap para pemeluk agama minoritas.

"Perbuatan keji ini tak bisa diterima dengan alasan apapun," kata Ban sambil menambahkan para pelaku kejahatan di Pakistan harus dihadapkan ke pengadilan dalam waktu singkat.

Lebih lanjut Ban menjanjikan kepada pemerintah dan rakyat Pakistan bahwa solidaritas PBB akan terus bersama mereka. PBB juga akan terus mendukung Pakistan untu mempertahankan kemerdekaannya di bawah ancaman kelompok teroris.

Sebelumnya, sebuah bom yang dikendalikan dari jarak jauh menghantam iring-iringan bus yang mengangkut 180 orang peziarah yang menuju Iran, menewaskan 19 orang dan melukai 25 lainnya.

Itu adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap kaum Syiah yang berjumlah 20 persen dari total seluruh penduduk Pakistan    

Sementara di bagian barat laut, pasukan keamanan mengejar para pembunuh 21 prajurit yang jasadnya ditemukan tak jauh dari dua buah kam di luar kota Peshawar,lokasi para prajurit itu diulik olen kelompok Taliban Pakistan.                                                                                                                                                            

 

Presiden Hugo Chavez Alami Komplikasi Baru

Posted: 31 Dec 2012 03:03 AM PST

Venezuela

Presiden Hugo Chavez Alami Komplikasi Baru

Senin, 31 Desember 2012 | 11:03 WIB

CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Hugo Chavez menderita komplikasi baru menyusul pembedahan kankernya di Kuba. Demikian Wakil Presiden Nicolas Maduro, Minggu (30/12/2012), menggambarkan kondisi Chavez.

Saat tampil di televisi dari Havana, Kuba, Maduro mengatakan dia sudah bertemu dan berbicara dengan Chavez dan sang presiden memberikan salam untuk rakyat Venezuela. Namun, Maduro tidak memberi penjelasan lebih rinci soal komplikasi itu, yang dia sebut berkaitan dengan infeksi saluran pernafasan.

"Beberapa menit lalu, saya bertemu Presiden Chavez. Kami saling menyapa dan beliau sendiri yang menyebut adanya komplikasi ini," kata Maduro yang membacakan pernyataan tertulis.

Saat membacakan pernyataanya, Maduro duduk bersama dnegan putri tertua Chavez, Rosa, dan menantunya Jorge Arreaza serta Jaksa Agung Cilia Flores.

Pernyataan Maduro ini seakan menunjukkan Chavez masih berjuang keras untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Pemimpin Venezuela itu sudah tak tampil di publik sejak menjalani pembedahan kanker keempatnya pada 11 Desember lalu.

Pemerintah Venezuela bahkan sudah menyatakan Chavez mungkin tidak bisa kembali tepat waktu untuk menghadiri pelantikannya untuk masa jabatan baru pada 10 Januari mendatang.

Kondisi kesehatan Chavez dipantau ketat negara-negara Amerika Latin, terutama oleh negara-negara yang dipimpin politisi kiri, dari Kuba hingga Bolivia, yang bergantung pada subsidi bahan bakar dan bantuan lain dari Venezuela untuk mengatasi masalah ekonomi mereka.

Saat Chavez absen karena sakit, Maduro tampil menjadi wajah pemerintah Venezuela. Dia meniru gaya pidato Chavez yang berapi-api termasuk kritik-kritik pedas terhadap kebijakan imperialis Amerika Serikat.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan