Ahad, 30 Disember 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Batik Pekalongan "dikepung" persoalan

Posted: 30 Dec 2012 07:48 PM PST

Seorang pedagang merapikan kain batik Pekalongan (ANTARA/Puspa Perwitasari)

Berita Terkait

Pekalongan (ANTARA News) - Produk batik Kota Pekalongan Jawa Tengah selama 2012 menghadapi berbagai persoalan sehingga penjualannya cenderung menurun.

"Krisis global di Eropa, meningkatnya penjualan kain tekstil bermotif batik, dan bertumbuh kembangnya sentra kerajinan batik di sejumlah daerah seperti Yogyakarta dan Solo membuat penjualan batik Pekalongan menurun," kata  Sekretaris Ikatan Pedagang Pasar Grosir Setono (Ipaseno) Kota Pekalongan, Ahmad Sobari , Senin.

Krisis global di Eropa, katanya, mengakibatkan daya beli atau ekspor batik ke beberapa pasar mancanegara turun sedangkan beredarnya kain tekstil bermotif batik di pasaran juga memicu anjloknya produk batik tulis dan cap.

"Sedangkan tantangan terberat lainnya yang akan dihadapi para pengusaha, adalah adanya rencana kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM)," ucapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Pekalongan, Rosian Anwar mengatakan bahwa memasuki 2013 diperkirakan akan terjadi persaingan perdagangan yang semakin ketat, sehingga para pengusaha dituntut lebih kreatif dan inovatif agar produk usahanya tetap diminati konsumen.

(KR-KTD/C004)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Peneliti temukan petunjuk tentang sel kebaikan

Posted: 30 Dec 2012 07:33 PM PST

Bagian tertentu dalam otak monyet obyek penelitian bergejolak saat monyet melakukan kebaikan atau tindakan yang tidak egois. (righteousnessministry.org)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti menemukan sel otak yang hanya bergejolak saat monyet berbagi, yang bisa menjadi pentunjuk tentang syaraf yang mendasari altruisme, kebaikan.

Menurut hasil studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Neuroscience edisi 23 Desember 2012, sel-sel otak pada monyet obyek penelitian bergejolak saat mereka memberikan jus, yang mewakili sifat kebaikan dan perilaku tidak egois.

"Dorongan primitif untuk melakukan kebaikan pada binatang mungkin berkembang menjadi altruisme yang kita lihat pada manusia sekarang," kata salah satu penulis studi tersebut, ahli syaraf Michael Platt dari Duke University.

Namun memahami kerja altruisme di otak cukup rumit. Saat orang melakukan sesuatu yang tidak egois seperti beramal, sirkuit yang biasa bergejolak saat makan coklat atau melakukan sesuatu yang menyenangkan jadi aktif," kata Platt kepada LiveScience.

Hasil studi itu juga menunjukkan bagaimana bagian otak yang disebut orbitofrontal cortexmen dan anterior cingulate gyrus menjadi bagian yang ikut bertanggungjawab dalam menciptakan bentuk empati primitif.

Platt berspekulasi, bagian yang sama pada otak manusia juga melakukan hal serupa saat melakukan kebaikan. "Pengalaman dan penghargaan mungkin mendorong perilaku memberi," katanya.

Menurut ahli syaraf di Oxford, Matthew Rushworth, hasil penelitian itu memberikan gambaran aktivitas syaraf yang mendasari aspek kesadaran sosial. "Ini adalah pencapaian besar," kata Rushworth, yang tidak terlibat dalam penelitian, kepada LiveScience melalui surel.

(ANT)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan