Selasa, 4 Disember 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Rudal NATO pertegas solidaritas ke Turki

Posted: 04 Dec 2012 08:56 PM PST

Dokumen foto peluru kendali Patriot. (Reuters)

"Tindakan ini bersifat defensif."

Berita Terkait

Ankara (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan keputusan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menggelar peluru kendali (rudal) Patriot di Turki telah menegaskan solidaritas dan persatuan persekutuan kedua belah pihak.

Para menteri luar negeri NATO pada Selasa (4/11) menyetujui permintaan Turki bagi penggelaran rudal Patriot di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.

"Sebagai reaksi atas permintaan Turki, NATO telah memutuskan untuk menambah kemampuan pertahanan udara Turki guna membela rakyat dan wilayah Turki, serta memberi sumbangan bagi peredaan krisis di sepanjang perbatasan sekutu (NATO)," demikian pernyataan bersama menteri luar negeri dari 28 negara NATO.

Kementerian Luar Negeri Turki menyambut baik keputusan NATO itu sebagai: "Tindakan yang dilakukan sama sekali bukan serangan. Tindakan ini bersifat defensif dan bertujuan meningkatkan pertahanan udara nasional kami. Tindakan bela-diri ini tak memiliki kaitan dengan penetapan zona larangan terbang."

Amerika Serikat, Jerman dan Belanda memiliki rudal canggih Patriot model PAC-3, yang diminta Turki pada November 2012 untuk digelar di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.

Ankara khawatir krisis di Suriah bisa merembes ke dalam wilayahnya.
(Uu.C003)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Rusia prihatin Patriot digelar di Turki

Posted: 04 Dec 2012 08:08 PM PST

Peluru kendali Patriot MIM-104 PAC 3 sesaat setelah tombol luncur ditekan. Satu keistimewaan Patriot buatan Raytheon ini adalah kecepatan lesat dan kemampuan dia mengidentifikasi serta menghancurkan peluru kendali lawan. (istimewa)

... Suriah bukan Libya ... Kami percaya kita perlu melaksanakan campur tangan diplomatik dan politik... "

Berita Terkait

Brussels (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Selasa (4/12), menyampaikan keprihatinan mengenai kemungkinan penggelaran rudal pencegat peluru kendali NATO, MIM-104 Patriot, guna melindungi Turki dari potensi serangan dari tetangganya, Suriah.

"Penempatan senjata ini selalu menciptakan resiko tambahan mengenai penggunaan senjata ini ... Kami setulusnya memiliki keprihatinan politik bahwa konflik kian menjadi militerisasi," kata Lavrov, setelah pertemuan dengan kolega-koleganya dari NATO, di Markas NATO, itu di Brussels, Belgia.

Lavrov mengatakan ancaman terhadap Turki tak boleh disampaikan secara berlebihan dan Rusia telah mengusulkan pembentukan saluran komunikasi seketika antara Turki dan Suriah guna menghindari peningkatan ketegangan.

"Suriah bukan Libya ... Kami percaya kita perlu melaksanakan campur tangan diplomatik dan politik dan perundingan antara semua pihak yang terlibat dalam pertumpahan darah di sana," kata Lavrov sebagaimana diberitakan Xinhua, Rabu pagi.

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, berusaha meyakinkan kembali Rusia bahwa rudal Patriot itu takkan digunakan untuk melaksanakan zona larangan terbang di Suriah, tapi bertujuan mempertahankan Turki dan rudal Suriah.

Suriah telah diperingatkan secara sangat serius oleh Amerika Serikat, Jerman, dan beberapa negara lain agar jangan pernah berpikir memakai senjata kimia untuk membasmi pemberontakan sipil bersenjata di negara itu. 

(C003)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan