Selasa, 4 Disember 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Situs Purbakala ditemukan di Keraton Kasepuhan

Posted: 04 Dec 2012 07:13 AM PST

ilustrasi Sejumlah wisatawan menikmati keindahan candi Jiwa di Desa Segaran, Batujaya, Karawang, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/Paramayuda)

Berdasarkan keterangan kakek saya yang bertugas sebagai ngabei alias humas Keraton Kasepuhan beberapa tahun lalu, tumpukan bata merah rapih itu adalah pagar gedung Nyi Lara Denok yang dibuat Pangeran Indra Jaya Kelana pada sekitar abad ke 15 Masehi,"

Berita Terkait

Cirebon (ANTARA News) - Situs purbakala peninggalan sejarah diduga telah terkubur ratusan tahun kembali ditemukan di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, berupa tumpukan bata merah tersusun rapih.

Bangunan yang menyerupai tumpukan bata merah tersusun rapih tersebut diperkirakan merupakan hasil peninggalan Pangeran Indra Jaya Kelana pada abad ke 15.

Penemuan situs purbakala tersebutu berawal ketika rombongan pekerja pemugaran Keraton Kasepuhan saat melakukan penggalian untuk pondasi tepat di depan situs Gedung Museum Kereta Paksi Nagaliman.

Penggalian baru satu meter ditemukan tumpukan bata merah yang sudah tersusun rapih, sebelumnya sejumlah pekerja hanya ingin memutuskan akar-akar pohon khawatir merusak bangunan bersejarah.

Ketua pekerja pemugaran Keraton Kasepuhan, Raden Tarsoma, Badan Purbakala memerintahkan agar proses penggalian diselesaikan sementara. Dan mereka akan melakukan penelitian khusus untuk bangunan bata merah tersebut.

Sementara itu wargi dalem Keraton Kasepuhan, Muhamad Hafid Permadi, Selasa, menuturkan, tumpukan bata merah yang tertata rapih itu diperkirakan sebuah pagar yang dibuat oleh Pangeran Indra Jaya Kelana.

"Berdasarkan keterangan kakek saya yang bertugas sebagai ngabei alias humas Keraton Kasepuhan beberapa tahun lalu, tumpukan bata merah rapih itu adalah pagar gedung Nyi Lara Denok yang dibuat Pangeran Indra Jaya Kelana pada sekitar abad ke 15 Masehi," katanya.

Hafid menjelaskan bata tersebut berbeda dengan hasil buatan masa kini. Bahkan, para pekerja juga menemukan, pecahan keramik kuno.
(KR-EJS/Y003)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tere Liye: film adaptasi beda dengan novel

Posted: 04 Dec 2012 06:05 AM PST

Bidadari Bidadari Surga (google.com)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Sudah dua kali novel karya Tere Liye difilmkan. Setelah "Hafalan Shalat Delisa", kini novel "Bidadari Bidadari Surga" yang divisualisasikan ke bentuk layar lebar.

Sang penulis, Tere Liye, menyadari bahwa saat novel diadaptasi menjadi film, perbedaan antara visualisasi yang dibayangkan pembaca dengan interpretasi sutradara, adalah hal yang tak terelakkan.

"Tantangan adaptasi adalah bagaimana memuaskan pembaca novel," kata dia saat jumpa media usai pemutaran
"Bidadari Bidadari Surga" di Jakarta, Selasa.

"Saya berharap yang pernah baca novel dan nonton filmnya sadar kalau film ini adaptasi," kata pria itu seolah menegaskan bahwa film yang diangkat dari novel tidak bisa sama persis dengan sumber aslinya.

"Bidadari Bidadari Surga" bercerita tentang kehidupan Laisa (Nirina Zubir) yang mengucurkan cintanya untuk empat adiknya, Dalimunte (Nino Fernandez), Yashinta (Nadine Chandrawinata), Ikanuri (Adam Zidni), Wibisana (Frans Nicholas) dan ibunya (Henidar Amroe) tanpa mementingkan kepentingan sendiri.

Film keluarga besutan sutradara Sony Gaokasak itu mulai tayang pada 6 Desember 2012.

(nan)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan