Khamis, 1 November 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Lion Air tergelincir di ujung landasan Supadio

Posted: 01 Nov 2012 07:32 AM PDT

Lion Air. (FOTO ANTARA/Zarqoni maksum)

Saat ini pesawat sedang tahap evakuasi. Tidak ada korban pada peristiwa itu. Kami masih sibuk melakukan evakuasi pesawat,"

Berita Terkait

Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pontianak tergelincir di ujung landasan bandara Supadio Kabupaten Kubu Raya saat melakukan pendaratan pukul 20.10 WIB.

"Saat ini pesawat sedang tahap evakuasi. Tidak ada korban pada peristiwa itu. Kami masih sibuk melakukan evakuasi pesawat," kata Kepala Dinas Operasional PT. Angkasa Pura II cabang Bandara Supadio Syarif Usmulyani di Sungai Raya, Kamis malam.

Dia menuturkan, tergelincirnya pesawat tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 20.10 WIB.

Belum diketahui penyebab pasti tergelincirnya pesawat tersebut, karena pihak Angkasa Pura sendiri masih belum melakukan pengecekan di lapangan.

(ANT-171/Z002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Cornel: saatnya Sumut bangkit dan maju

Posted: 01 Nov 2012 07:27 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang pernah memberi andil di tingkat nasional baik dari sisi ekonomi, politik, pendidikan, olahraga dan sosial budaya kini mulai tertinggal dibandingkan provinsi-provinsi lain di tanah air.

Sumut pernah menghasilkan tokoh di bidang politik sekaliber Adam Malik, di bidang militer seperti Jenderal TNI Maraden Panggabean dan Jenderal TB Simatupang, di bidang olah raga seperti Mardi Lestari dan Syamsul Anwar Harahap serta memiliki tim sepak bola yang disegani, PSMS Medan.

"Sudah saatnya Sumut  bangkit dari ketertinggalan dan maju membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan menjadikan Sumatera Utara terdepan diantara provinsi lainnya menuju kejayaan Indonesia," kata mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) yang juga tokoh Sumatera Utara, Letnan Jenderal (purn) Cornel Simbolon, MSc, dalam perbincangan dengan pers di Jakarta, semalam (31/10).

Cornel yang berkeliling wilayah Sumut dalam beberapa tahun terakhir menuturkan berbagai problem mendasar provinsi tersebut.

"Pada era reformasi ini, Sumut mengalami ketertinggalan hampir merata di semua sektor dibanding era sebelumnya," kata Cornel.

Dia menuturkan, di bidang infrastruktur yang merupakan penopang utama pembangunan ekonomi, tidak ada perubahan yang berarti. "Contohnya pembangunan jalan, hanya menganggarkan dana Rp700 miliar untuk perbaikan 28 persen dari 2.249 kilometer jalan yang rusak pada 2009," ujarnya.

Cornel juga menyinggung pembangunan Bandara Kuala Namu yang ditargetkan selesai pada 2009, namun hingga kini tak kunjung terealisasi. Di lain pihak, pada sektor perkebunan, kepemilikan swasta perorangan maupun asing mulai dari sektor hulu ke hilir kian dominan.

"Secara langsung atau tidak langsung, hal ini adalah sumber dari konflik tanah yang terjadi akhir-akhir ini," kata lulusan Akabri angkatan 1973 ini.

Cornel menambahkan wilayah Sumut yang berbatasan dengan Provinsi Aceh, juga sangat strategis mengingat hampir semua kebutuhan pokok di Aceh dipasok dari Sumut. Di sisi lain, letak Sumut berhadapan dengan Selat Malaka, sebagai selat terpadat di dunia bisa dikelola lebih baik untuk memberi keuntungan.

"Sekitar 2.000 kapal melintas setiap hari, dan 43 persen kebutuhan energi dunia diangkut lewat Selat Malaka. Seharusnya kita mendapat keuntungan dari sini," kata teman seangkatan Presiden SBY di akademi militer itu.

Menurut Cornel, sepanjang 540 kilometer Pantai Sumut yang terbuka di Selat Malaka juga harus dijaga dengan baik untuk menghindari masuknya narkoba dan human trafficking.

Walaupun menghadapi berbagai masalah, Cornel yang lahir di Pangururan, 61 tahun lalu, meyakini Sumut mampu bangkit dan menjadi pusat kekuatan ekonomi di bagian barat Indonesia yang mampu menandingi Singapura dan Malaysia.

Salah satunya pasca-ditetapkannya Sei Mengkei oleh pemerintah sebagai pusat industri dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Wilayah barat.

"Lima belas juta penduduk Sumatera Utara harus menjadi pelaku aktif pembangunan, dan sekaligus menjadi penikmat dari kemajuan pembangunan itu sendiri," kata Cornel yang Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara periode 2013--2018 dari Partai Demokrat.

Cornel yang berpegalaman bertugas di 21 negara ini menjelaskan tiga prioritas pembangunan yang mendesak di Sumut. Pertama, mewujudkan pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan serta sarana prasarana transportasi darat, laut dan udara.

Kedua, mewujudkan program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia.(*)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan