Selasa, 9 Oktober 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


"Serang Iran, Israel Harus Minta Izin Dulu"

Posted: 09 Oct 2012 06:07 AM PDT

TEHERAN - Mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani menilai, Israel harus meminta izin dulu kepada Amerika Serikat (AS) Bila memang ingin menyerbu Iran. Rafsanjani yakin, meski AS tidak mendukung serangan itu, pada akhirnya AS pun ikut menyerbu.

"Israel tak bisa menyerang Iran dengan sendirinya. Bila mereka ingin menyerang Iran, mereka harus yakin bahwa AS bergabung bersamanya sejak awal peperangan atau di tengah peperangan. Oleh karena itulah Israel membutuhkan izin AS," ujar Rafsanjani, seperti dikutip Press TV, Selasa (9/10/2012).

Selama ini, hubungan Israel dan AS dinilai memburuk, seiring dengan sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkeras ingin menyerang Iran. Meski demikian, Presiden AS Barack Obama menolak strategi itu. AS jauh lebih memilih sanksi untuk memperlambat program nuklir Iran.

Rafsanjani menegaskan pula, Iran tidak terisolasi seperti yang diceritakan oleh Barat. Banyak negara-negara di dunia ini yang ingin bekerja sama dari Iran. Kerja sama itu juga berjalan dengan baik.

Pembahasan mengenai rencana serangan Israel ke Iran kembali ramai belakangan ini. Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi turut menyoroti kembali isu tersebut, lewat wawancaranya di majalah asal Jerman, Der Spiegel.

"Bila Israel ingin menyerang kami, mereka sudah melakukannya bertahun-tahun yang lalu," ujar Salehi kepada Der Spiegel.

Mantan Pimpinan Pasukan Garda Revolusi Islam juga mengatakan, bila Negeri Yahudi melancarkan serangan ke Iran, mereka akan kehilangan 10 ribu pasukannya. Ancaman militer Israel dipandang sebagai hal yang tidak serius bagi Iran.(AUL)

India Modifikasi Misil Jelajah dengan Navigasi Satelit

Posted: 09 Oct 2012 05:08 AM PDT

NEW DELHI - India telah memperbaharui misil jelajah BrahMos yang memiliki kemampuan supersonik dengan menambahkan sistem navigasi lewat satelit Rusia KH-555 dan KH-101. India juga menambahkankan teknologi Global Positioning System (GPS) GLONASS di misil tersebut.

Integrasi dari sistem navigasi KH-555 akan mengubah misil jelajah BrahMos menjadi "roket super" yang sanggup menghantam target sejauh 300 hingga 500 kilometer dari permukaan laut, darat dan udara. Satu hal yang paling penting adalah, misil itu sanggup membawa hulu ledak nuklir.

Instalasi sistem navigasi yang canggih itu dioptimalkan untuk misil BrahMos versi udara. Misil itu akan dibawa oleh jet Sukhoi Su-30 MKI yang dibeli Negeri Bollywood dari Negeri Beruang Merah. Demikian, seperti diberitakan RIA Novosti, Selasa (9/10/2012).

Kombinasi BrahMos dan Sukhoi Su-30 akan memperkuat pertahanan udara India, serta menyetarakan India dengan Rusia yang memiliki pesawat bomber Tu-95MS dan Tu-160. Hal itu diutarakan oleh seorang pengamat penerbangan Vladimir Sherbakov.

"Misil ini adalah elemen penting dalam kekuatan militer India dan India pun memiliki harapan yang besar dalam hal itu," ujar Sherbakov.

Sejauh ini, Pakistan belum memiliki sistem pertahanan udara yang cukup modern untuk menangkal BrahMos. Pada 7 Oktober lalu, India pun sukses menguji coba sejumlah senjata yang dimiliki oleh Angkatan Lautnya.(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan