Selasa, 9 Oktober 2012

Republika Online

Republika Online


Ini Cara Mencegah Gigi yang Sensitif

Posted: 09 Oct 2012 05:39 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gigi sensitif adalah rasa nyeri yang timbul akibat terbukanya denti atau lapisan di bawah email gigi. Terbukanya dentin bisa disebabkan oleh beberapa macam, seperti radang dan salah dalam menyikat gigi.

Untuk mengatasinya, gigi harus disikat dengan lembut dan tanpa tekanan. "Kalau terlalu keras ditekan, email gigi bisa rapuh," katanya Ketua Ikatan Periodontologi Indonesia (IPERI) Komisariat Jakarta, Drg. Hari Sunarto Sp. Perio(K), menyebutkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya gigi sensitif.

Jika salah dalam menyikat gigi, gusi bisa berubah bentuk. Pada gigi di rahang atas, gusi bisa naik sedangkan gigi di rahang bawah gusi bisa turun. "Dentin yang sebelumnya dilapisi oleh gusi jadi terbuka," katanya.

Hari memberikan beberapa cara untuk mencegah agar dentin tidak terbuka. "Ada beberapa mencegah, seperti mengontrol plak," katanya saat jumpa wartawan di Jakarta, Selasa.

Kontrol plak bisa dilakukan dengan cara menggosok gigi dengan lembut serta menggunakan obat kumur."Menggosoknya dengan lembut dan benar bisa membantu desensitisasi gigi," katanya.

Selain itu, sikat gigi harus secara rutin diganti. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan bulu sikat mencederai gusi.

Terakhir adalah rutin memeriksakan gigi ke dokter. Menurutnya, untuk bisa memastikan bahwa nyeri yang dialami merupakan gejala gigi sensitif, sebelumnya harus dipastikan bahwa nyeri tidak disebabkan oleh gigi yang berlubang.

"Jadi bisa dipastikan bahwa nyeri yang datang memang datang karena gigi sensitif," katanya.

Untuk gigi yang sudah "terlanjur" rusak, Hari menyebutkan bahwa tidak ada cara lain selain menggunakan pasta gigi yang bisa melapisi dentin gigi sehingga tidak lagi terasa nyeri. "Tapi kalau sudah parah, ya harus ditangani dokter," katanya.

Zat di Tomat Bisa Bisa Turunkan Risiko Stroke

Posted: 09 Oct 2012 06:28 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Orang yang suka makan tomat mungkin memiliki risiko lebih rendah untuk terserang stroke. Demikian hasil satu studi di Filandia.

Para peneliti yang hasil kajian mereka tampil di jurnal Neurology mendapati dari lebih seribua orang tua yang mereka teliti, orang dengan kadar antioxidant lycopene yang relatif tinggi di dalam darah mereka memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terserang stroke selama dua belas tahun ke depan.

Lycopene adalah bahan kimia yang memberi warna merah pada makanan seperti tomat, cabe merah, semangka dan pepaya. Bagi kebanyakan orang, tomat dan produk tomat adalah sumber lycopene yang jauh lebih besar pada makanan.

Lycopene adalah "antioksidan yang ampuh", kata pemimpin peneliti Jouni Karppi, peneliti di University of Eastern Finland di Kuopio. Itu berarti zat tersebut membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang akhirnya dapat mengarah kepdaa penyakit.

Penelitian laboratorium juga menunjukkan lycopene membantu memerangi radang dan pembekuan darah, dan mungkin lebih baik dalam proses tersebut dibandingkan dengan antioksidan lain.

Namun peneliti lain mengatakan studi itu tak membuktikan tomat saja dapat mengurangi resiko stroke pada setiap orang, demikian laporan Reuters. Mereka menyatakan mungkin ada yang lain mengenai manusia dengan kadar lycotene tinggi yang dapat menjelaskan peluang lebih kecil untuk terserang stroke.

Studi tersebut meneliti 1.031 orang yang berusia 46 sampai 55 tahun yang tingkat lycopene, alpha- dan beta-carotene, dan vitamin E serta A mereka diukur.

Selama 12 tahun selanjutnya, ada 11 kasus stroke di kalangan seperempat orang dengan tingkat lycopene tertinggi, dibandingkan dengan 25 kasus di kalangan seperempat orang dengan tingkat paling rendah.

"Studi seperti ini menarik, tapi memiliki batas besar," kata Larry Goldstein, Direktur Duke Stroke Center dan profesor di Duke University Medical Center di Durham, North Carolina.

Studi saat ini, misalnya, kekurangan informasi mengenai kebiasaan makan orang yang diteliti secara keseluruhan, padahal itu bisa menjelaskan mengapa lycopene berkaitan dengan resiko yang lebih rendah. Namun Karppi mengatakan temuan tersebut mendukung saran saat ini guna mengkonsumsi banyak buah dan sayuran.

"Temuan ini memang memperkuat saran saat ini agar orang mengkonsumsi makanan yang seimbang dengan baik, melalui buah dan sayuran," kata Goldstein.

Ia mengatakan contoh terbaik satu makanan yang mungkin mengurangi resiko stroke adalah makanan "DASH", yang telah diperlihatkan menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol.

Makanan itu menyarankan pengurangan garam dan konsumsi lebih banyak gandum --yang kaya akan serat, kacang dan polong, serta susu rendah lemak, dan empat sampai lima porsi buah dan sayur per hari. "Jika anda ingin memakan tomat sebagai bagian dari itu, tak apa-apa," kata Goldstein.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan