Isnin, 8 Oktober 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


PM: Irak takkan memihak dalam krisis di Suriah

Posted: 08 Oct 2012 08:54 PM PDT

Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki. (REUTERS/Kim Jae-hwan)

Berita Terkait

Moskow (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Irak Nuri al-Maliki mengatakan Irak tidak akan memihak dalam krisis Suriah.

Meskipun mempertahankan hubungan erat dengan Rusia, Liga Arab dan mantan utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan, Baghdad tak mendukung pemerintah Suriah maupun kelompok oposisi, kata al-Maliki saat mengunjungi Moskow, Senin (8/10)

Irak mendukung "berbagai upaya yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara damai, tapi tidak memihak pemerintah, yang berhadapan dengan rakyat," kata al-Maliki sebagaimana dikutip Interfax.

Menurut laporan Xinhua, pada kesempatan itu al-Maliki juga menyatakan bahwa Irak menentang campur tangan militer asing dalam urusan dalam negeri Suriah.

Sejak Kamis (4/10), satu bom mortir Suriah nyasar dan menghantam satu rumah di kota kecil perbatasan Turki serta menewaskan lima warga negara Turki sehingga memicu serangan balasan dari Ankara.

Sejak itu pasukan Turki telah mulai melancarkan pemboman balasan atas setiap bom yang jatuh di wilayah Turki.

Suriah menyatakan peristiwa semacam itu mesti ditangani "dengan hati-hati dan bijaksana".

Di dalam pidato yang disampaikan di Kementerian Luar Negeri Rusia, al-Maliki juga menyampaikan kesediaan untuk memperkuat hubungan militer dan ekonomi dengan Rusia.

Al-Maliki tiba di Rusia pada Senin (8/10) untuk melakukan kunjungan kerja atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin, demikian laporan layanan pers Kremlin.

Putin dan al-Maliki dijadwalkan bertemu pada Rabu (10/10) guna membahas peningkatan lebih lanjut kerja sama bilateral di bidang politik, perdagangan dan ekonomi serta kemanusiaan.

(C003)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

600.000 orang mengungsi akibat banjir di Nigeria

Posted: 08 Oct 2012 08:48 PM PDT

Kogi, Nigeria (ANTARA News) - Banjir parah di Negara Bagian Kogi, Nigeria tengah-utara, telah membuat lebih dari 600.000 orang meninggalkan tempat tinggal mereka, kata seorang pejabat tinggi pemerintah, Senin (8/10).

Jumlah kamp penampungan untuk korban juga telah melonjak dari sembilan jadi 87, kata Komisaris Lingkungan Hidup Negara Bagian tersebut Abdulrahaman Wuya kepada wartawan di Lookoja, Ibu Kota Negara Bagian Kogi.

Kebanyakan kamp itu adalah gedung sekolah dasar dan menengah dan sebagian pusat kesehatan, kata Wuya. Ia menambahkan banjir telah mempengaruhi 457 masyarakat di seluruh sembilan daerah pemerintah lokal.

Ia menyatakan pemerintah telah mendirikan stand medis di semua kamp itu sementara pusat rujukan telah diinstruksikan untuk melengkapi stand medis di kota kecil tersebut akibat banyaknya orang yang mengungsi.

Wuya mengatakan satu komite telah didirikan untuk melakukan penanganan semua sektor yang terpengaruh oleh banjir, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi.

Menurut dia, sarana pendidikan, pertanian, kesehatan dan jalan adalah sebagian sektor yang sudah diidentifikasi sebagai paling terpengaruh.

Ia mengatakan pemerintah untuk sementara telah memutuskan untuk menggabungkan murid dari 87 sekolah dasar dan menengah swasta yang saat ini digunakan sebagai kamp penampungan dengan sekolah pemerintah.

Komisaris itu mengatakan anak-anak tak bisa dibiarkan terus berada di rumah sampai awal pekan Desember, saat para ahli mengatakan air akhirnya akan surut.

Wuya menyampaikan penyesalan bahwa tempat masyarakat yang jadi korban banjir adalah lumbung pangan bagi negara bagian tersebut, dan mengatakan situasi itu merupakan ancaman bagi keamanan pangan dan kesehatan warga.

Ia mengatakan pemerintah memikirkan cara dapat membantu petani di 12 sisa daerah Pemerintah Lokal yang tidak terpengaruh oleh banjir guna mengembangkan lahan pertanian mereka, dengan menggunakan teknik pertanian mekanis.

Selain itu, katanya, pemerintah juga berencana menyediakan para petani dengan benih yang ditingkatkan dan penyemaian teknologi tinggi guna mendorong produksi.

Sedikitnya 18 dari 38 negara bagian di Nigeria telah terpengaruh oleh banjir akibat hujan lebat dalam beberapa pekan belakangan dan keprihatinan meluas mengenai penyebaran penyakit yang menular melalui air seperti kolera.
(C003)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan