Jumaat, 5 Oktober 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


12.000 pekerja tambang dipecat

Posted: 05 Oct 2012 07:15 PM PDT

Penambang yang mogok berdansa dan bergembira usai mendapat informasi tawaran kenaikan upah sebesar 22 persen di depan tambang Marikana Lonmin, 100 km barat laut Johannesburg, Selasa (18/9). Penambak yang mogok mengatakan mereka menerima tawaran kenaikan upah dari manajemen dan akan kembali bekerja Kamis esok setelah aksi mogok selama enam minggu yang mengguncang ekonomi terbesar Afrika. (REUTERS/Siphiwe Sibeko)

Para pekerja tambang di Amplats telah melakukan pemogokan selama tiga pekan, guna menuntut gaji bulanan sebesar 16.000 rand (1.800 dolar AS).

Berita Terkait

Johannesburg, Afrika Selatan (ANTARA News) - Produsen platina terbesar di dunia, Anglo American Platinum (Amplats), Jumat, menyatakan perusahaan itu telah memecat 12.000 pekerja tambang yang mogok.

Juru Bicara Amplats Mpumi Sithole mengatakan keputusan untuk memecat pekerja tambang tersebut diambil setelah perusahaan itu berulangkali menyeru pekerja agar kembali bekerja.

Pekerja yang tambang dipecat gagal menghadiri pertemuan dengar pendapat disipliner yang menetapkan mereka melancarkan pemogokan tidak sah, kata juru bicara tersebut.

Juru bicara itu menegaskan perusahaan tersebut kehilangan penghasilan sejak pemogokan dimulai lebih dari satu bulan sebelumnya, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu pagi.

Pemogokan di Amplats, dilaporkan, menyebar dari tambang di Provinsi Barat-Laut ke tambang di Provinsi Limpopo, bagian tenggara Afrika Selatan.

Para pekerja tambang di Amplats telah melakukan pemogokan selama tiga pekan, guna menuntut gaji bulanan sebesar 16.000 rand (1.800 dolar AS).

Pada Jumat pagi, seorang pekerja tambang ditemukan tewas di satu bukit di dekat Amplats di Provinsi Barat-Laut. Polisi telah melakukan penyelidikan dalam kasus itu.

Ada keprihatinan yang meningkat sehubungan dengan situasi tersebut, karena ada kekhawatiran tragedi seperti di Marikana akan terjadi lagi.

Pada Agustus, puluhan pekerja tambang tewas dalam pemogokan untuk menuntut kenaikan gaji bulanan mereka di tambang platina Marikana, Lonmin, di Provinsi Barat-Laut.

Amplats adalah produsen platina terbesar di dunia dengan 75.000 pekerja tambang.

(C003)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Turki gempur provinsi Raqa Suriah utara

Posted: 05 Oct 2012 06:57 PM PDT

Pesawat tempur F-16 milik Turki berjajar untuk lepas landas dari lanud Incirik di kota selatan Adana, Selasa (3/7). Komando Angkatan Darat Turki menyatakan telah mengerahkan enam jet F-16 dari Incirik dan Batman selama tiga hari berturut-turut setelah heli transportasi Suriah terlihat dekat perbatasan Suriah-Turki, tetapi tidak ada pelanggaran dalam wilayah udara Turki. (REUTERS/Umit Bektas)

Meriam-meriam baru saja mendarat di dekat sebuah pos militer selatan perbatasan dengan Turki...

Berita Terkait

Beirut (ANTARA News) - Turki pada hari Jumat menembaki posisi militer Suriah di selatan pos perbatasan yang dikuasai pemberontak di Tal al-Abyad, utara Provinsi Raqa, demikian kata satu kelompok pemantau.

"Meriam-meriam baru saja mendarat di dekat sebuah pos militer selatan perbatasan dengan Turki," kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman, mengutip saksi.

Turki menembaki posisi tersebut setelah meriam-meriam Suriah baru mendarat di wilayahnya di kota Turki Altinozu, di provinsi Hatay dekat perbatasan, pada sekitar pukul 16,30 waktu setempat, kata media Turki.

Provinsi Hatay adalah berhadapan provinsi Suriah barat laut Idlib, sementara Raqa lebih jauh ke timur di negara yang porak poranda akibat perang itu.

Provinsi Raqa adalah rumah bagi ribuan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari kekerasan di daerah lain di negeri ini, kata para aktivis.

Putaran tembak-menembak terbaru terjadi dua hari setelah sebuah meriam menewaskan lima warga Turki di kota perbatasan lainnya, yang memicu pembalasan tembakan-tembakan Turki sesudahnya.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan