Ahad, 23 September 2012

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Solo Masih Jadi Basecamp Teroris

Posted: 22 Sep 2012 06:23 PM PDT

JAKARTA - Kota Solo, Jawa Tengah mendapat perhatian khusus dari aparat keamanan menyusul banyaknya tindakan teror dan penangkapan kawanan teroris. Kendati demikian, Solo tak lantas ditinggalkan oleh kelompok garis keras.

Pengamat Terorisme, Ali Fauzi mengatakan, terori masih menjadikan Solo sebagai tempat untuk melarikan diri. "Di Solo ini ada yang melindungi, itu yang jadi pertimbangan mereka," kata dia kepada Okezone, Sabtu (22/9/2012) malam.

Sebenarnya, kata dia, teroris cenderung memilih pulau Jawa sebagai tempat pelarian. Pertimbangannya adalah karena penduduk di Jawa padat. Mereka berharap, padatnya penduduk akan menyulitkan aparat untuk melacak.

Selain itu, teroris juga kesulitan untuk membuat basecamp baru. Karena masyarakat semakin cerdas mewaspadai pendatang baru. Tapi, menurut Ali, ini strategi yang salah. Salah strategi yang juga dilakukan oleh Thorik Cs adalah ledakan di Tambora, Jakarta Barat dan Beji, Depok.

"Itu sebetulnya mereka selalu jatuh pada lubang yang sama. Mereka tidak pernah belajar dari sebuah kesalahan saya pikir peristiwa Farhan, itu kemarin harus jadi belajar," ungkapnya.

Penembakan terhadap Farhan di Solo, kata dia, seharusnya membuat kelompok Teroris jaringan Thorik berpikir untuk keluar dari Solo. Tapi tidak, mereka malah menyiapkan serang baru.

"Ini saya katakan kurang cerdas. Kesalahan tetap terulang kali ini, padahal Solo masuk radar polisi," jelasnya.

Menurutnya, teroris yang masih berkeliaran di luar penjara masih banyak. Perekrutan anggota baru tidak pernah berhenti meski sudah banyak yang ditangkap. Beberapa penangkapan terakhir, termasuk yang ditangkap di Solo kemarin, menurut Ali, adalah hasil pemeriksaan aparat terhadap Thorik dan Abu Toto.

Seperti diketahui, penggerebekan di Solo sejak Sabtu dinihari kemarin, Tim Densus 88 berhasil menangkap delapan terduga teroris. Mereka yakni BH (45), RK (45), K (43), N (46), FN (18), If (30), BN (28), dan P (29).

Penangkapan diawali dengan tertangkapnya seorang penjual sayur di sekitar pertokoan tak jauh dari Singosaren Plasa, Solo. Kemudian Tim Densus membekuk Kurnia Putra (45), warga makam bergolo RT 03/VII, Serengan, Solo, Jawa Tengah sekira pukul 00.30 WIB di sekitar pusat perbelanjaan Solo square.

Selanjutnya Densus membekuk Baderi Hartono (45), warga Griyan RT 05/10, Pajang Laweyan, Solo, sekira pukul 06.30 WIB di dekat Masjid Al Huda tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Kemudian saudara iparnya, Baidi juga dibekuk Tim Densus 88 sekira pukul 9.30 WIB saat baru turun dari bus. Pukul 10.15 WIB Tim Densus membekuk Subarkah Himawan dan terduga teroris lainnya di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.

Dari rumah Baderi, Densus berhasil menyita Detonator rakitan sebanyak 11 buah, urea, belerang, potasium, arang, pipa yang sudah dibentuk, senjata rakitan laras panjang tiga buah, pedang empat buah, buku-buku tentang jihad.

Sedangkan barang bukti yang berhasil disita di rumah Subarkah Himawan, cair bahan peledak yang sangat sensitif.
(trk)

Jubir KPK Bantah Sebut Anggota DPR Munafik

Posted: 22 Sep 2012 02:04 PM PDT

JAKARTA - Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi Sapto Prabowo, membantah pernah menyebut anggota DPR  bersikap munafik dalam melihat kewenangan institusi yang dipimpin Abraham Samad itu.

"Saya tidak pernah mengatakan para anggota DPR munafik. Kenapa jadi seperti itu," kata Johan Budi kepada Okezone, Sabtu (22/9/2012) malam.

Johan Budi meminta pernyataannya itu diluruskan. "Jadi, saya berharap berita itu diluruskan, biar tidak menjadi polemik berkelanjutan," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Johan Budi mendesak anggota DPR tidak munafik. Pasalnya, banyak anggota dewan yang di depan mendukung pemberantasan korupsi, namun di belakang justru menikam.

"Teman-teman mari kita hentikan retorika, mari kita hentikan slogan-slogan mendukung KPK, mendukung pemberantasan korupsi, tapi ada niat untuk memangkas kewenangan KPK," ujar Johan Budi.

Johan Budi mendesak demikian karena sejumlah politikus di Senayan seperti kembali menghembuskan wacana 'pengebirian' wewenang KPK dengan melarang melakukan penyadapan dan penindakan.

Padahal, sebagai lembaga yang memerangi tindakan kejahatan luar biasa, kata Johan, KPK seharusnya diberi dukungan memberantas korupsi. "Jadi sebaiknya kita tidak perlu lagi orang-orang itu ngomong memperkuat KPK, sementara dalam prakteknya itu bertabrakan dengan pernyataan-pernyataan itu," tegasnya ketika itu.
(trk)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan