Selasa, 25 September 2012

Republika Online

Republika Online


Urban Farming (2), Gagasan Menantang Minus Pestisida

Posted: 25 Sep 2012 08:51 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Ida Amal, penggiat pertanian kota yang aktif di kelompok Banten berkebun, urban farming adalah gagasan yang sangat menantang. "Semestinya berkebun bukan sekadar hobi, tapi sebuah kebutuhan," katanya.

Menurut Ida, banyak manfaat dari berkebun, terutama bagi warga perkotaan. Selain menghijaukan lingkungan, juga menyediakan pangan yang menyehatkan bagi keluarga.

Beda dengan pertanian konvensional yang "obral" penggunaan pestisida, berkebun sendiri bisa menjamin pasokan sayur-mayur yang aman bagi kesehatan. "Itu sebabnya, kegiatan kami arahkan pada pertanian organik," katanya.

Di komunitas Banten Berkebun, anggota tak hanya mendapatkan bibit tanaman secara cuma-cuma, namun juga pelatihan bagaimana bertanam secara organik. "Dua bulan sekali, kami mengadakan pelatihan di Akademi berkebun," katanya.

Dalam pelatihan ini, peserta dikenalkan dengan cara bercocok tanam dari tingkat yang paling dasar, mulai dari mengenal jenis tanaman, cara bercocok tanam, perawatan, hingga pemanenan. Peserta juga langsung diajak mempraktikkan ilmu yang sudah didapat selama pelatihan di dalam kelas.

(Sayuran hasil pertanian warga lokal kawasan urban dijual dalam bazar--gambar kiri)

Ida menyatakan, selama ini warga kota enggan bertanam karena beranggapan kegiatan menanam adalah merepotkan. Selain itu, mereka terbiasa mendapatkan semuanya secara instan.

Padahal jika ditekuni, bertanam sayuran sangat mengasyikkan. "Apalagi teknologi pertanian sekarang berkembang, dan bertanam organikpun bisa menggunakan media apa saja," katanya.

Beda dengan bertanam tanaman keras, berkebun sayuran juga bisa menghasilkan tak selang lama setelah ditanam. "Orang yang belum pernah berkebun sekalipun, akan bisa melakukannya dan menikmati hasilnya satu atau dua bulan kemudian," katanya.

Menurut Ida, urban farming semestinya menjadi gerakan massal di kota-kota besar di Indonesia. "Potensinya sangat besar," katanya. Jika berkebun sudah menjadi habit warga, kata dia, "maka ketahanan pangan keluarga tak hanya sekadar menjadi slogan."

Mau Bertani di Kawasan Urban? Ketahui Ini Dulu

Posted: 25 Sep 2012 08:26 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Tertarik untuk memiliki pertanian sendiri walaupun tinggal di tengah kota? Mengapa tidak. Yang diperlukan saat ini sebelum memulai pertanian anda sendiri yakni mengetahui apa itu dan seperti apa pertanian kawasan urban.

Apa? Pertanian urban adalah praktik budidaya, proses, dan distribusi pangan dengan memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal. Di AS, termasuk dalam urban farming adalah beternak, memelihara ikan, dan berkebun dengan memanfaatkan lahan kosong di perkotaan.

Dimana? Pekarangan, lahan kosong sekitar rumah, lahan tidur di perkotaan bisa dimanfaatkan

Kapan? Setiap hari, sepanjang musim. Karena lahannya terbatas, perawatannya pun tak rumit dan tak makan waktu. Bisa dilakukan bersama komunitas di lahan umum perkotaan.

Mengapa? Isu food security dan food safety menjadi tantangan tak terelakkan di masa mendatang. Pertanian kota menjamin ketersediaan pangan bagi keluarga dan warga sekitar, menyediakan sayur-mayur dan buah-buahan segar, serta daging ternak yang aman. Pertanian kota juga merupakan bentuk pertanian berkelanjutan.

Siapa? Siapa saja bisa melakukannya asal ada kemauan. Cara bertanam bisa dipelajari melalui internet atau bergabung dengan komunitas petani perkotaan, misalnya dengan men-follow akun Twitter @IDBerkebun, atau komunitas di lingkungan Anda, seperti @BntBerkebun (untuk warga Banten), @BekasiBerkebun (Bekasi), @BatamBerkebun (Batam), dan lainnya.

Bagaimana? Mudah, Cobalah memulai dengan memanfaatkan lahan untuk bertanam sayur-mayur seperti kangkung, bayam, dan sawi. Menggunakan media tanam sederhana dalam pot, paralon, atau plastik bekas. Bisa disusun secara vertikal.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan