Khamis, 20 September 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Tintin Dianggap Lecehkan Bangsa Kongo

Posted: 21 Sep 2012 03:32 AM PDT

KINSHASA, KOMPAS.com — Bagi penggemar komik Tintin, maka sebuah rumah kayu di sebuah jalan sempit di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshaha, bisa dianggap rumah sendiri.

Sebab, di rumah ini penuh dengan boneka-boneka kayu yang dicat terang dari komik terkenal asal Belgia itu.

Wajah-wajah familiar terlihat di situ. Tintin dengan rambut kuncungnya, Kapten Haddock dengan jenggot tebalnya, serta tak ketinggalan duet detektif kocak Thompson dan Thomson.

Namun, di saat Kinshasa tengah mempersiapkan diri menjadi tuan rumah KTT Negara-negara Berbahasa Perancis atau Francophone, sejumlah orang berpikir Kongo harus berpaling dari sosok Tintin.

Sebab, dalam salah satu komiknya, yaitu Tintin di Kongo, warga Afrika digambarkan sebagai orang-orang terbelakang dan kekanak-kanakan.

Tintin di Kongo adalah komik pertama petualangan wartawan muda karya George Remi atau lebih dikenal dengan nama Herge. Komik itu diterbitkan pada 1930.

Dalam komik itu dikisahkan Tintin dan anjing kecil putihnya, Snowy, bertualang melawan hewan liar, pemburu, penyelundup permata, dan panglima perang lokal.

Namun, dalam komik itu Herge menggambarkan orang Afrika selalu berbibir tebal dan orang terbelakang. Kini Tintin dianggap sebagai figur budaya negara yang ingin melupakan penjajahan brutal kolonial Belgia itu.

"Tintin adalah komik ciptaan orang Barat yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang Afrika. Menunjukkan kurangnya pemahaman atas budaya dan nilai-nilai kami,"kata Direktur Museum Kongo Profesor Joseph Ibongo Gilungule.

Daripada "menyembah" Tintin, Ibongo mendesak agar warga negeri itu menghormati kekayaan budaya negeri yang memiliki sedikitnya 250 etnis itu.

"Masih banyak sosok yang bisa menunjukkan kelebihan negeri ini, warganya... dan itu akan lebih terhormat bagi Kongo dan seluruh Afrika jika kita membahas sosok yang menunjukkan nilai-nilai Kongo dan itu bukan Tintin," papar Ibongo.

Namun, Auguy Kakese, pematung dengan spesialisasi patung tokoh komik Tintin, mengatakan tak melihat sisi rasisme apa pun dari sosok Tintin.

"Itu hanya humor dan bukan rasisme. Bagi yang mengatakan Tintin rasis, saya bisa katakan tak ada sepotong gambarpun yang memperlihatkan Tintin tengah menyakiti warga Kongo," kata Kakese.

Dan, justru dengan membuat patung-patung Tintin, Kakese mengatakan, dia ingin menghapus masa lalu kelam penjajahan Belgia di Kongo.

"Kami pernah menjadi jajahan Belgia. Jika saya membuat patung Tintin sekarang, saya ingin mengatakan orang Belgia tetap menjadi saudara kami," tutur Kakese.

Polisi Sydney Patroli dengan Porsche

Posted: 21 Sep 2012 02:49 AM PDT

Australia

Polisi Sydney Patroli dengan Porsche

Penulis : L Sastra Wijaya | Jumat, 21 September 2012 | 09:49 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com- Polisi di kota Sydney mendapatkan pinjaman mobil Porsche seharga 200 ribu dolar (hampir Rp 2 miliar) sebagai bagian dari usaha mendekatkan polisi dengan masyarakat.

Porsche Panamera itu dipinjamkan kepada kantor polisi Harbourside, daerah sebelah utara dari Sydney Harbour Bridge. "Pemikiran di belakang usaha kami adalah guna mendekatkan diri kepada masyarakat," kata Superintendent Alan Sicard dalam pernyataan yang dimuat oleh situs smh.com.au

"Penggunaan mobil Porsche ketika ada acara kemasyarakatan, bazaar, atau acara sekolah, di mana digunakan untuk mencairkan keadaan, khususnya berbicara dengan anak-anak muda yang sering kali memiliki pandangan negatif terhadap polisi."tambah Sicard.

"Mobil Porsche ini memberikan kesempatan kepada kami berbicara dengan mereka di luar sistem hukum yang ada dengan harapan bisa memengaruhi mereka dan membuat mereka berkontribusi positif bagi masyarakat," tambahnya.

Porsche Cars Australia mengatakan akan meminjamkan mobil tersebut selama enam bulan lagi bila polisi merasa ada manfaatnya, dan juga bila mobil tersebut tidak cacat selama dipinjamkan. Perusahaan tersebut menambahkan bahwa tidak perlu latihan khusus bagi polisi guna mengendarainya.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, walau mahal, Porsche Panamera ini bukanlah salah satu jenis Porsche tercepat. Mobil ini memiliki mesin V6 yang sama dengan mesin Volkswagen, berkapasitas 3.6 liter.

Mobil ini bisa mencapai 100 km/jam dalam waktu 6.3 detik dan kecepatan maksimumnya 259 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan Toyota Aurion, Ford Falcon dan Holden Commodore, dan lebih lambat dari mobil Porsche lainnya yang bisa mencapai 100 km dalam waktu 3 detik, dan kecepatan maksimum 300 km/jam.

Mobil polisi ini dilengkapi dengan lampu dan sirene namun tidak dipasang radar untuk mengecek kecepatan kendaraan lain.

Editor :

Marcus Suprihadi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan