Isnin, 20 Ogos 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Bachtiar Chamsyah tak yakin PPP lolos PT

Posted: 20 Aug 2012 07:44 AM PDT

Agak sulit karena tidak ada ketauladan. Kita lihat saja hasil pemilu 2014 nanti. Saya agak khawatir target PPP itu tercapai karena konsolidasi partai tidak jalan dan sinkron dan cabang tidak bergerak,"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Bachtiar Chamsyah, tak yakin Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bisa lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas perolehan suara parlemen sebesar 3,5 persen.

"Agak sulit karena tidak ada ketauladan. Kita lihat saja hasil pemilu 2014 nanti. Saya agak khawatir target PPP itu tercapai karena konsolidasi partai tidak jalan dan sinkron dan cabang tidak bergerak," katanya usai menghadiri open house di rumah mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, Jakarta, Senin.

Ia juga menyebutkan, kekhawatirannya itu dikarenakan pimpinan PPP sekarang ini lebih bersifat pragmatis.

"Itu bisa dilihat dari sikap PPP yang mendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) pada Pemilukada Jakarta. Sikap itu akan berdampak pada Pemilu 2014 mendatang," kata mantan Menteri Sosial itu.

Terkait Pemilukada Jakarta, Bachtiar mengatakan, pada awalnya, PPP tidak mendukung Foke. "Ini memang dari dulu watak PPP, mainnya suka begitu, pragmatis. Berpikir pragmatis tak selamanya bagus. Pemimpin itu harus menunjukkan integritas. Tak boleh sekarang A, besok B. Jadi jelek dan tidak jadi contoh dan kita jadi pemimpin itu harus jadi contoh, istiqomah dong," kata Bachtiar.

Ia menyebutkan, dukungan kepada Fauzi Bowo oleh PPP belum tentu benar dan mampu memenangkan Foke-Nara. "Kadang-kadang kami gak tahu apa yang mendasari, apakah pragmatis atau dibalik itu ada sesuatu. Biasanya ada sesuatu dibalik itu. Apa itu, gak usalah aku ceritakan," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, adanya sanksi yang akan diberikan kepada kader PPP yang sekarang menjadi Menteri Perumahan Rakyat, Djan Farid, sanksi tersebut tak perlu diberikan kepada Djan Farid karena mendukung pasangan Jokowi-Basuki.

"Sanksi ke Djan Farid gak perlu karena dari pertama mereka tidak setuju dengan Foke dan tahu-tahu berubah," sebut Bachtiar.
(zul) 

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Pemkab Kulon Progo kesulitan pasarkan salak pondoh

Posted: 20 Aug 2012 07:13 AM PDT

Kami mengalami kesulitan memasarkan hasil panen salak pondoh, karena kami tidak memiliki merek khusus sehingga petani menjual hasil salak pondoh ke Kabupaten Sleman dan kalau dijual sendiri harganya sangat jatuh,"

Berita Terkait

Kulon Progo (ANTARA News) - Pemerintah Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan memasarkan hasil perkebunan salak pondoh hasil panen masyarakat setempat.

"Kami mengalami kesulitan memasarkan hasil panen salak pondoh, karena kami tidak memiliki merek khusus sehingga petani menjual hasil salak pondoh ke Kabupaten Sleman dan kalau dijual sendiri harganya sangat jatuh," kata Camat Girimulyo Widodo di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan, salak pondok Girimulyo dihasilkan di Desa Jatimulyo dan Purwosari. Salak Pondoh Girimulyo memiliki ciri khusus yakni dagingnya tebal dan rasanya sangat manis.

"Sebetulnya, salak pondoh Girimulyo lebih unggul dibandingkan dengan salah pondok produksi Kabupaten Sleman. Hanya saja, salak pondoh Girimulyo belum bermerek dan harus mengikuti standar pasar di Sleman," kata Widodo.

Untuk pemasaran tingkat lokal, kata Widodo, sangat tergantung pada jumlah pengunjung wisata di Gua Kiskenda dan Gua Lawangsih.

"Kalau dua objek wisata andalan Girimulyo ini sangat sepi, kami juga tidak bisa lagi berbuat banyak untuk memasarkan salah pondoh Girimulyo," kata dia.

Selain sala pondoh, kata Widodo, Kecamatan Girimulyo juga memiliki komoditas unggulan perkebunan yakni cengkih dan kakao. Untuk tanaman Cengkih dihasilkan di Desa Jatimulyo, Purwosari, sebagian Pendowoharjo dan Giripurwo.

Tanaman Kakao terdapat di Desa Giripurwo. Rencanannya, pemerintah Kulon Progo akan melakukan perluasan lahan kakao seluas 100 hektare pada musim hujan atau sekitar Oktober atau November.

"Sesuai kebijakan pemerintah Kabupaten Kulon Progo, tanaman perkebunan tidak boleh tumpangsari dan harus monokultur sehingga hasil perkebunan dapat maksimal. Untuk itu, kami terus mengimbau masyarakat untuk melakukan penyeragaman dan peremajaan tanaman," kata Widodo.

(KR-STR/N002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan