Isnin, 25 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Waspadai Kanker Payudara, Inilah Pemicunya

Posted: 25 Jun 2012 08:04 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Meski tak ada angka pasti soal prevalensi maupun jumlah penderita, tren jumlah penderita diperkirakan terus meningkat. "Bila disurvei dari rumah sakit dan Puskesmas (di Kota Bandung), penderita kanker payudara sekitar lima persen total perempuan,'' kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara.

Dokter spesialis payudara, Drajat Suardi, mengungkapkan penderita kanker payudara umumnya adalah perempuan di atas usia 40 tahun. "Perempuan usia 40 tahun ke atas sebaiknya melakukan ma mo grafi,'' kata dia. Makanan tak se hat, kehamilan terlambat, tidak menyusui, dan menopause, menu rut Drajat bisa memicu kanker payudara. Menurut dia hanya lima persen kemungkinan kanker payudara disebabkan faktor keturunan.

Meski mayoritas penderita kanker payudara berusia di atas 40 tahun, menurut Drajat, perempuan muda juga tak terbebas dari risiko. Ini karena fase menstruasi juga punya pengaruh terhadap kemungkinan kanker payudara.

Langkah sederhana mendeteksi kanker payudara selain menja lani tes mamografi, sebut Drajat, adalah dengan memeriksa payudara sendiri. Yaitu memeriksa ada atau tidaknya benjolan di sekitar payudara. "Kalau terdeteksi, benjolan harus segera diangkat dengan terapi atau operasi,'' tegas dia.

Awas, Perokok Pasif Lebih Beresiko Diabetes

Posted: 25 Jun 2012 07:33 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi terbaru menunjukkan, pada orang dewasa perokok pasif lebih beresiko terkena obesitas dan diabetes tipe 2. Peneliti menunjukkan, mereka yang terkena paparan asap rokok lebih beresiko dibandingkan dengan perokok itu sendiri.

Penelitian melibatkan lebih dari 6300 orang dewasa. Mereka ambil bagian dalam survey Kesehatan dan Gizi Nasional Amerika Serikat. Dari hasil survey dan penelitian ditemukan, mereka yang terkena asap rokok memeiliki beban lebih berat dan beresiko tinggi terkena diabetes tipe 2.

Para peneliti di Universitas Charles R. Drew AS menemukan, dibandingkan dengan perokok orang yang terkena asap rokok lebih beresiko. Mereka memiliki tingkat resistensi insulin lebih tinggi, ini yang menyebabkan diabetes tipe 2, meningkatkan kadar gula darah , dan meningkatkan hemoglobin A1c.

Sementara itu, baik perokok dan perokok pasif memiliki tingkat diabetes yang sama. Mereka memiliki hemoglobin A1c lebih tinggi dari yang tak merokok atau tak terkena asap rokok.

Peneliti hanya menemukan hubungan antara paparan asap rokok dengan peningkatan resiko obesitas dan diabetes tipe 2. Namun, mereka tak menjelaskan secara rinci hubungan sebab akibat ketiganya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan