Isnin, 25 Jun 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Lagi, Bom Mobil di Baghdad Tewaskan 8 Orang

Posted: 25 Jun 2012 08:54 PM PDT

HILLA, KOMPAS.com - Delapan orang tewas dan 32 lainnya cedera dalam ledakan bom mobil di sebelah selatan Baghdad, Senin (25/6/2012). Sementara itu, bom pinggir jalan di sebelah utara Ibukota Irak itu juga menewaskan empat orang dan melukai tujuh lainnya.

Demikian dituturkan beberapa sumber medis dan keamanan di kota tersebut. Letda (Polisi) Ali Jassem dan Dokter Saad al-Khafaji dari Rumah Sakit Hilla mengatakan, bom mobil itu meledak sekitar pukul 19.45 waktu setempat (pukul 23.45 WIB) di dekat sebuah lapangan sepak-bola di Hilla, 95 kilometer selatan Baghdad.

Sementara di Baquba, 60 kilometer sebelah utara Baghdad, seorang kolonel polisi dan Dokter Ahmed Ibrahim dari Rumah Sakit Baquba menuturkan, ledakan bom pinggir jalan juga menewaskan empat orang dan melukai tujuh lain.

Tercatat, dengan kekerasan terakhir ini, jumlah korban tewas dalam serangan-serangan di Irak sejak 13 Juni lalu menjadi sedikitnya 171. Jumlah tersebut sudah melampaui angka kematian sepanjang Mei lalu.

Pada 13 Juni, 72 orang tewas dan lebih dari 250 cedera dalam gelombang serangan di Irak, yang kemudian diklaim oleh kelompok Negara Islam Irak (ISI), cabang Al Qaida di Irak. Tiga hari kemudian, 32 orang tewas dan puluhan cedera dalam dua pemboman mobil yang ditujukan pada peziarah Syiah di Baghdad pada puncak peringatan yang menandai kematian seorang ulama suci Syiah pada 799.

Setelah itu, tepatnya pada 18 Juni, serangan bom bunuh diri dengan sasaran pelayat Syiah di Baquba, sebelah utara Baghdad, juga menewaskan 22 orang dan mencederai puluhan lain, sementara penembakan dan pemboman menewaskan enam orang di Irak pada 19 Juni. Jumat (22/6/2012) lalu, serangan-serangan menewaskan sedikitnya 12 orang dan mencederai puluhan lain.

Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007. Namun, serangan-serangan masih terus terjadi. Menurut data pemerintah, 132 orang Irak tewas pada Mei lalu.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan, bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Ledakan di Klab Malam Tewaskan Tiga Orang

Posted: 25 Jun 2012 06:28 PM PDT

KENYA

Ledakan di Klab Malam Tewaskan Tiga Orang

M Latief | Latief | Selasa, 26 Juni 2012 | 01:28 WIB

MOMBASA, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam ledakan di sebuah klab malam di Mombasa, Minggu (24/6/2012), menjadi tiga orang. Juru bicara Kepolisian Kenya, Senin (25/6/2012), menyatakan telah menangkap seorang tersangka pria berusia 20 tahun yang terluka dalam ledakan itu. Pria tersebut telah dibawa ke rumah sakit.

Polisi masih belum mengetahui penyebab ledakan tersebut. Namun hingga sejauh ini diketahui, sejumlah serangan dilancarkan di kota pelabuhan Afrika timur itu, yang terkenal sebagai tujuan wisata bagi pelancong domestik dan asing, sejak Kenya mengirim pasukan ke Somalia pada Oktober untuk menumpas gerilyawan garis keras.

Satu orang tewas seketika dalam ledakan tersebut. Dua dari delapan orang yang terluka akhirnya diketahui meninggal di rumah sakit, salah satunya seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun dan seorang pria.

Sebelum peristiwa itu meletus, massa tengah berkumpul di klab malam yang terletak di kawasan berpenduduk itu untuk menyaksikan pertandingan perempat-final sepakbola Piala Eropa 2012 antara Inggris dan Italia. Sehari sebelumnya, Kedutaan Besar AS memperingatkan kemungkinan serangan dalam waktu dekat di Mombasa dan meminta seluruh stafnya pergi. Kedubes AS juga menyatakan telah menangguhkan perjalanan stafnya ke kota itu hingga 1 Juli mendatang.

Adapun tersangka yang ditangkap itu dibawa ke rumah sakit karena menderita luka-luka di perut dan kakinya akibat ledakan tersebut. Pada Senin pagi, polisi memborgolnya di tempat tidur rumah sakit dan mengatakan, bahwa mereka perlu menginterogasinya lebih lanjut.

"Salah satu orang yang terluka membuat kami menyelidikinya lebih lanjut, karena ia memberikan keterangan simpang siur. Ia kini ditahan sebagai tersangka," kata Aggrey Adoli, kepala kepolisian wilayah Pantai.

Sebelumnya, akhir Mei lalu, ledakan bom mencederai lebih dari 30 orang di sebuah pusat perdagangan di Nairobi, Ibukota Kenya. Sedikitya 15 orang tewas dalam serangkaian serangan di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa sejak Kenya mengirim pasukan ke Somalia pada Oktober untuk memerangi gerilyawan garis keras Al-Shabaab.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan