Sabtu, 26 Mei 2012

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Aya Lancaster, Novelnya Laris di 28 Negara, Asing di Tanah Air

Posted: 26 May 2012 01:14 AM PDT

DENPASAR - Karya Aya Lancaster(23), novelis Indonesia rupanya lebih dihargai di mancanegara ketimbang di Tanah Air. Sulit mencari penerbit yang mau menerbitkan karya Aya, "Chronicles of the Fallen: Rebellion," kini novel itu malah sudah tersebar di 28 negara.
 
Meskipun begitu, dia tak lelah terus menuangkan karya sastra untuk menyapa penggemarnya di berbagai penjuru dunia. Karya wanita asal Jakarta setebal 665 halaman tersebut berisi tentang tema besar, yaitu kekuasaan Tuhan yang tak bisa dipatahkan.
 
Bahkan disebut-sebut novel itu masuk daftar terlaris di 28 negara Eropa dan Amerika. Dari catatannya, novel tersebut untuk kawasan Asia hanya bisa didapatkan di Singapura dan Kinokuya Jepang.
 
"Data ini saya peroleh sekira  2 bulan yang lalu, kemungkina sekarang sudah ada di beberapa negara lagi selain dari 28 negara tersebut," ujarnya saat jumpa pers di Denpasar, Sabtu (26/5/2023)).
 
Dia menceritakan, novel tersebut berisi cerita fantasi layaknya kisah supranatural, thriller, suspense dan sebagainya. Yang menarik, novel tersebut justru tidak terkenal di Indonesia. Tak heran jika kemudian banyak penerbit yang menolak membantu menerbitkan karya Aya.
 
Suatu kali, kata dia, ada permintaan agar buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, namun permintaan ditolaknya. Meski kurang diminati penerbit Indonesia, rupanya novel terbitan perusahan asal Inggris, AuthorHaouse tersebut disambut hangat pembaca di banyak negara di dunia.
 
Aya menulis novel sekira setahun tahun lalu dan berhasil diselesaikan tahun 2011. Kendati kini dia bisa menikmati jerih payahnya, Aya bertekad menyumbangkan royalti penjualan bukunya untuk kepentingan lingkungan hidup, kesehatan, dan pendidikan melalui Aya Lancaster Foundation.
 
"Saya tidak mau menikmati royalti sendirian," katanya. "Sekecil apa pun membagi akan sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
 
Setelah berhasil memuat karya sastra gemilang, kini Aya berobsesi  merintis dan memotivasi anak-anak Indonesia agar gemar membaca. Rencanya pada bulan September 2012 mendatang, Aya akan menghadiri undangan dari American Association of Retired Person di New Orleans, Amerika Serikat, untuk melakukan book signing perdana hasil karyanya.
 
Setelah itu pada Oktober bukunya akan diluncurkan di Ubud Writers and Readers Festival di Bali.

(abe)

RI Terus Upayakan Ekstradisi Buronan BLBI Adrian Kiki

Posted: 26 May 2012 12:05 AM PDT

JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menegaskan, wacana penukaran tahanan dengan Australia tidak diatur dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia.

Hal ini mengemuka, menyusul penolakan terhadap kebijakan pemberian grasi kepada terpidana kasus narkoba asal Australia Scahapelle Leigh Corby.

"Kalau ada wacana seperti itu tetapi payung hukumnya harus ada kita belum punya payung hukumnya harus ada, kita belum ada," ujar Amir disela-sela penutupan Rakornas Kemenkumham di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (26/5/2012).

Saat disinggung mengenai ekstradisi terhadap buronan BLBI, Adrian Kiki yang berada di Australia, menurut Amir pemerintah Indonesia terus memohon untuk mengekstradisi Adrian. Namun, Adrian Kiki melakukan upaya hukum terhadap pengadilan di Australia dan hal itu tidak dapat dicampuri Indonesia.

"Itu Adrian Kiki sedang kita mohonkan ekstradisi tetapi dia men-challenge upaya ekstradisi melalui pengadilan di sana dan tidak ada pemerintah manapun yang berhak mencampuri proses pengadilan bahkan pemerintah Australia sekalipun tidak berhak mencampuri proses pengadilan," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Adrian Kiki Iriawan selaku Direktur Bank Surya dan Bambang Sutrisno Wakil Direktur Bank Surya telah divonis hukuman penjara seumur hidup oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada 2002 silam.
Putusan itu, tidak dihadiri oleh kedua terdakwa (in absentia). Kerugian negara akibat perbuatannya diduga mencapai negara lebih dari Rp1,5 triliun.
(Iman Rosidi/Sindoradio/put)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan