Sabtu, 26 Mei 2012

Republika Online

Republika Online


Kenangan Koki Istana Buckingham

Posted: 26 May 2012 11:02 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON --  Banyak cerita menarik seputar Kerajaan Inggris. Salah satunya adalah cerita tentang dapur di Istana Buckingham. Buckingham Palace adalah kediaman resmi ratu Inggris di London. Istana ini adalah tempat untuk peristiwa-peristiwa kenegaraan, tempat menyambut tamu negara, dan tempat kunjungan pariwisata. Seringkali dalam masa-masa kegembiraan, krisis atau perkabungan, tempat ini juga menjadi pusat berkumpul untuk masyarakat Britania Raya.

Nah, Darren McGrady (49), mantan koki Istana Buckingham, mengungkapkan pengalaman tak terlupakan selama menjadi koki di sepanjang kariernya.
Dapur, menurut McGrady, lokasinya persis di sebelah ruang makan. Posisi dapur sangat terbuka, dan siapa saja bisa membuka pintunya.

Saat itu, pada tahun 80 an, McGrady sedang membuat pancake sebanyak 200 buah. Tiba-tiba saja Ratu Elizabeth II dan adiknya Putri Margaret masuk mendadak ke dapur. Ratu pergi ke lemari makan untuk melihat keranjang Natal yang tiba dari Harrods. Saat itu, Putri Margaret yang berdiri di belakangnya, terpaku dengan cara pembuatan pancake dan segera memanggil kakaknya. ''Lilibet, marilah dan lihatlah ini,'' ujar McGrady, mengenang kejadian itu.

Kedua wanita kerajaan itu kemudian menghampiri McGrady dan kemudian ikut mencicipi makanan yang belum sepenuhnya dimasak oleh McGrady.  Bagi McGrady, yang saat itu masih junior sebagai koki kerajaan, didekati oleh Ratu Elizabeth II seperti mendapat berkah yang luar biasa. ''Saya sempat terhenti saat bekerja, saat itu saya gugup sekali,'' katanya.

Sejak itu Ratu Elizabeth II dan Putri Margareth cukup dekat dengan McGrady yang saat itu berusia 20 tahun. Jumlah koki yang bekerja di dapur istana saat itu ada 20 orang. ''Saya paling muda diantara yang lain,'' paparnya.

Kedekatan McGrady dengan anggota kerajaan membuat ia tahu persis makanan apa yang menjadi favorit mereka. Misalnya menu favorit Pangeran Andrew adalah creme brulee dengan jeruk Sandringham (jeruk yang direbus dalam sirup gula). Sementara menu favorit Pangeran William adalah teh. ''Dia juga suka kue coklat biskuit, "kata McGrady.

McGrady juga mengaku dirinya sering mengobrol dengan Ratu Elizabeth II jika ingin bereksperimen soal menu masakan. ''Jika aku ingin mencoba masakan baru maka resep harus dikirim dulu kepada Ratu untuk memutuskan apakah Ratu Elizabeth menyukainya atau tidak, '' kenang Darren.
Satu hal yang disukai McGrady terhadap sosok Ratu adalah ia seorang yang hemat dan tidak boros. Pernah menurutnya ia menggunakan banyak lemon untuk membuat hiasan pada masakan salmon dan telur dadar yang akan disantap Ratu. ''Ratu kemudian mengirim kembali lemon itu dan mengatakan bahwa itu adalah pemborosan,'' ujar McGrady, tergelak.

Ratu menghindari bawang putih dan makanan sangat pedas. Namun dia suka minum teh dimanapun berada.

Obesitas tak Selalu Berisiko Terserang Penyakit Jantung

Posted: 26 May 2012 01:08 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini asumsi yang berkembang di masyarakat adalah, orang yang terkena kegemukan atau obesitas berisiko lebih tinggi terserang penyakit jantung dan pembuluh darah, yang berujung pada kematian. Padahal, pendapat itu tidak selalu benar.

"Mereka yang benar-benar berisiko adalah yang mengalami obesitas dengan kombinasi faktor risiko kesehatan metabolik lain," kata Mark Hamer di University College London, Inggris, pemimpin sebuah studi terbaru di Inggris.

Studi yang dilakukan selama tujuh tahun berdasarkan, data indeks masa tubuh dan profil kesehatan metabolik 22 ribu peserta paruh baya yang sebelumnya tidak punya gangguan kardiovaskular menunjukkan, kesehatan metabolik mungkin lebih menentukan tingkat risiko penyakit tersebut dibanding kegemukan. Orang yang memiliki kesehatan metabolik bagus, dengan indikasi tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol dan kadar protein penanda peradangan dalam tubuh normal, cenderung tidak berisiko terserang penyakit jantung.

"Bahkan jika mereka kegemukan sekalipun," kata Hamer kepada Kantor Berita Reuters.

Sementara orang tanpa masalah obesitas yang kesehatan metaboliknya buruk, justru menghadapi risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi. Demikian halnya dengan orang obesitas tidak sehat.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan dalam the Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, para peneliti menyatakan, pembedaan strata individu berdasarkan profil kesehatan metabolik mungkin akan membantu mengidentifikasi risiko penyakit jantung. Menurut para peneliti, profil kesehatan metabolik juga bisa menjadi instrumen untuk mengidentifikasi metode penanganan yang diperlukan orang yang berisiko terserang penyakit jantung, baik mereka yang obesitas maupun tidak, dengan obat atau perubahan diet dan olah raga.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan