Selasa, 29 Mei 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Pemilu Picu Kerusuhan, Kabinet Mesir Rapat Mendadak

Posted: 29 May 2012 06:14 AM PDT

KAIRO - Kabinet Mesir akan segera menggelar rapat setelah proses pilpres menuai kerusuhan. Warga Mesir juga memrotes hasil pilpres yang digelar Sabtu pekan lalu dan membakar kantor salah seorang kandidat Presiden Mesir, Ahmed Shafiq.

Para pejabat militer Mesir merencanakan strategi untuk menghadapi kekerasan yang muncul di negaranya. bersamaan dengan itu, Kabinet Mesir pun menggelar rapat untuk membahas insiden tersebut.

Kepolisian Mesir mulai memusatkan perhatiannya untuk meredam kerusuhan. Mereka sudah menangkap delapan tersangka yang terlibat dalam penyerangan kantor Shafiq. Penyerangan itu terjadi setelah Komisi Pilpres Mesir mengumumkan keunggulan Shafiq dalam pilpres putaran pertama. Shafiq pun akan segera berhadapan dengan kandidat Ikhwanul Muslimin Mohammed Mursi, di pilpres ronde kedua.

Para demonstran yang menentang Shafiq langsung pergi ke kantor mantan Perdana Menteri Mesir itu dan menjarahnya. Mereka menghancurkan perabotan dan membakar garasi kantor Shafiq. Pintu, jendela dan kaca rusak, sementara itu teras kantor Shafiq dipenuhi sampah. Demikian, seperti diberitakan AFP, Selasa (29/5/2012).

Tidak ada laporan mengenai korban luka terkait insiden penyerangan kantor Shafiq. Para pendukung Shafiq juga melakukan aksi unjuk rasa untuk membela Shafiq.

Ketua Komisi Pilpres Mesir Faruq Sultan melaporkan, tidak ada satupun kandidat yang unggul dalam pemilu putaran pertama, yang digelar pada 23 dan 24 Mei lalu. Kandidat yang mendapatkan banyak suara hanyalah Mursi dan Shafiq.

Meski demikian, kandidat sosialis Hamdeen Sabahy mengecam hasil pilpres tersebut dan menuding, ada kecurangan dibalik mekanisme pemungutan suara. Sabahy meminta agar proses pilpres diulang kembali.(AUL)

Banyak Tantangan Bagi Pejabat Muslim di Inggris

Posted: 29 May 2012 05:03 AM PDT

DEPOK - Baroness Warsi merupakan Muslimah Inggris pertama yang masuk ke dalam kabinet pemerintahan di Inggris. Warsi yang menjabat sebagai Menteri Urusan Keutuhan Masyarakat di kabinet Inggris, menurutnya banyak tantangan yang dihadapi seorang politisi Muslim di Kerajaan Inggris.

Warsi berbagi banyak cerita tentang keberhasilannya sebagai seorang imigran yang lahir dan berasal dari negara muslim untuk masuk ke dalam lingkungan pemerintahan Inggris. Hal itu dikatakannya di depan ratusan mahasiswa di Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

"Masyarakat Indonesia suka mendengar dan melihat dan berbagi cerita, saat ini saya ingin berbagi cerita bagaimana hubungan negara Barat dengan islam, saya lahir pada 1971 sebagai imigran dari Pakistan ke Inggris, saya punya tiga saudara kandung dan saya lahir dan tumbuh sebagai muslim tetapi di negara Barat, banyak profesi yang diterima disana sebagai muslim entah itu dokter, pengacara, akuntan," ujarnya dalam sambutannya, Selasa (29/05/12).

Namun menurutnya sebuah kebanggaan baginya ketika dirinya bisa pergi kuliah dimana dan lulus di fakultas hukum. Tragedi 11 September 2001 lalu mengubah pandangan hidup banyak orang di negara Barat. Hal itu membuatnya tertantang untuk masuk ke dalam perubahan pandangan tersebut.

"Tragedi itu mengubah pandangan saat sebelumnya isu ras, warna kulit menjadi isu utama, namun berubah menjadi isu agama, kemudian saya pun terlibat di dalamnya dengan masuk ke dalam parlemen untuk mendobrak perbedaan tersebut," paparnya.

Perempuan itu pun berkampanye saat pemilu di dalam komunitas agama. Warsi juga berkampanye di tempat tinggalnya dengan menghadapi banyak tantangan.

"Hal itu menarik, banyak sekali tantangan yang harus saya hadapi sebagai muslim, namun pemberitaan media begitu positif dan bisa menerima saya, saya pun berkampanye di kelompok muslim, saya melawan perang Iraq bukan karena saya islam, tetapi hal itu memang harus diperjuangkan, sebagai seorang perempuan dan muslim saya harus berpikiran objektif," jelasnya.

Warsi mampu menghadapi banyaknya pendapat yang tak bisa dipungkiri dimana di dalam Islam, sulit bagi perempuan untuk memimpin. Warsi menggunakan isu persamaan hak dan kesetaraan gender.

"Saya mengusung perang terhadap diskriminasi soal perbedaan warna kulit, gender, bahwa saya tegaskan wanita juga banyak memiliki kesempatan, dalam pidato saya, saya tegaskan tak pernah membeda – bedakan identitas seseorang, saya pun biasa berpidato tak hanya di dalam komunitas muslim saja, tapi di banyak tempat," tandasnya.(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan