Selasa, 29 Mei 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Menang di Texas, Romney Akan Tantang Obama

Posted: 30 May 2012 04:09 AM PDT

Menang di Texas, Romney Akan Tantang Obama

| Egidius Patnistik | Rabu, 30 Mei 2012 | 11:09 WIB

AP Photo/Jae C. Hong

Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Mitt Romney (kiri), berbicara dengan warga dalam kunjungannya ke Portsmouth Fish Pier, Portsmouth, New Hampshire, Senin (30/4). Romney dan Presiden AS Barack Obama menjadikan peringatan 1 tahun tewasnya pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, sebagai isu kampanye.

TERKAIT:

WASHINGTON, KOMPAS.com - Mitt Romney menang dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Tepublik di Texas, Selasa (29/5). Dengan demikian, ia meraih cukup delegasi untuk mengantungi pencalonan partai untuk dalam pemilihan presiden AS, kata partainya dan laporan media.

Mantan gubernur Massachusetts tersebut meraih 71 persen suara di Texas, kata Fox News dan CNN di jejaring mereka. Kedua media elektronik itu melaporkan kemenangan Romney bersama stasiun televisi NBC.

Kemenangan yang diproyeksikan mesti diperoleh Romney ialah 1.144 delegasi untuk menjadi pembawa bendera partai dan berhadapan dengan calon Partai Demokrat, Presiden Barack Obama, pada November.

Ketua Komite Nasional Partai Republik (RNC) Reince Priebus memuji kemenangan tersebut, dan mengatakan kemenangan itu melicinkan atau memuluskan jalan bagi konvensi partai pada Agustus di Tampa, Florida, tempat Romney akan secara resmi dicalonkan dan mengungkap calon pendampingnya. "Saya mengucapkan selamat kepada Gubernur Romney atas kemenangan dalam primary Texas dan meraih delegasi yang diperlukan untuk jadi calon partai kita di konvensi kami di Tampa," kata Priebus di dalam pernyataan sebagaimana dikutip AFP.

"Gubernur Romney akan menawarkan arah baru Amerika yang sangat kita perlukan. Kami tak bisa menanggung empat tahun lagi menghadapi agenda besar pemerintah Presiden Obama, defisit pengeluaran, dan serangan terhadap perusahaan bebas Amerika," katanya. "Saat negara harus memperkuat sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja, kita memerlukan seorang pemimpin yang benar-benar memahami penciptaan lapangan kerja dan menghormati sektor swasta. Pemimpin itu adalah Mitt Romney," katanya.

Romney adalah satu-satunya tokoh Partai Republik yang masih aktif berkampanye di Texas, negara bagian dengan penduduk paling padat kedua di AS, untuk memperoleh pencalonan guna menantang Obama untuk jadi penghuni Gedung Putih pada November. Anggota Kongres AS dari Texas, Ron Paul, meraih 10 persen suara di negara bagian tempat asalnya, sementara tokoh konservatif Katolik Rick Santorum memperoleh tujuh persen dan mantan ketua Parlemen News Gingrich lima persen, kata CNN.

Annan: Suriah di Ujung Tanduk

Posted: 30 May 2012 04:05 AM PDT

DAMASKUS, KOMPAS.com - Utusan Liga Arab-PBB untuk masalah Suriah, Kofi Annan mengatakan negeri itu kini berada di ujung tanduk akibat konflik politik selama lebih dari satu tahun.

Annan mengeluarkan pernyataan ini setelah melakukan pembicaraan empat mata dengan Presiden Bashar al-Assad. Usai pembicaraan itu, kepada wartawan Annan mengatakan Suriah sejauh ini tidak mengimplementasikan enam poin rencana perdamaian usulan dunia internasional sebagaimana mestinya.

"Saya memohon kepadanya (Presiden Assad) untuk menghentikan pertumpahan darah sekarang juga - bukan esok, sekarang - demi menciptakan momentum untuk mengimplementasikan rencana damai," ujar Annan.

Annan juga menyerukan agar militer Suriah, milisi bersenjata dukungan pemerintah dan kelompok oposisi sama-sama menahan diri demi terciptanya perdamaian.

Tetapi, Presiden Assad kembali menegaskan bahwa kesuksesan usulan perdamaian PBB-Liga Arab sangat tergantung keberhasilan memberantas apa yang disebutnya sebagai aksi teroris dan penyelundupan senjata.

Pengusiran diplomat

Seruan Assad ini menyusul pembantaian yang terjadi di kota Houla, Suriah yang menewaskan hampir 100 orang kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan.

Akibat pembantaian brutal ini sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Spanyol dan beberapa negara lain memutuskan untuk mengusir para diplomat Suriah yang bertugas di negara-negara itu.

Negara-negara lain yang bereaksi terhadap Suriah adalah:

    * Kanada menyatakan pemerintah Suriah telah melakukan aksi pembunuhan keji di Houla
    * Australia menggambarkan pembantaian Houla sebagai sebuah kejahatan brutal dan keji.
    * Spanyol menyatakan Suriah melakukan tekanan yang tidak bisa diterima.
    * Belanda menyatakan Dubes Suriah untuk Belanda dan Belgia yang berbasis di Brussels, berstatus persona non grata.
    * Swiss juga menyatakan Dubes Suriah berstatus persona non grata.

Sementara itu pemerintah Inggris memberi waktu selama tujuh hari bagi kuasa usaha Suriah untuk meninggalkan London.

Kabar berbagai pengusira para diplomat Suriah ini mendapat respon positif dari perwakilan oposisi Suriah, Ronya Kaysar yang berbasis di Qatar.  "Pengusiran ini akan menjadi tekanan besar bagi rezim Suriah," kata Kaysar kepada BBC News.

Meski demikian, koresponden diplomatik BBC Bridget Kendall mengatakan belum jelas benar apakah tekanan internasional dan pengusiran diplomat ini akan berpengaruh terhadap situasi di lapangan.

Rusia bela Suriah

Sementara itu, Rusia yang memasok persenjataan untuk pemerintah Suriah dan menggagalkan terbitnya resolusi PBB untuk Damaskus menuding kedua belah pihak memiliki andil dalam pembantaian di Houla, Jumat (25/5) lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan keprihatinannya bahwa 'beberapa negara' mulai menggunakan isu pembantaian Houla, sebagai 'pembenaran' untuk menerapkan aksi militer terhadap Suriah.

Berbicara kepada Kofi Annan lewat sambungan telepon, Lavrov menekankan Rusia menentang kekerasan yang dilakukan kedua pihak.  "Rusia juga menyerukan penyelidikan independen kasus pembantaian Houla di bawah perlindungan misi pengamat PBB di Suriah," kata Lavrov.

Namun kekhawatiran Rusia akan adanya serangan militer ke Suriah dibantah Amerika Serikat dan Perancis.  Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan pemerintahan Presiden Obama tetap menentang dilakukannya aksi militer terhadap Suriah, karena menilai operasi militer justru akan membawa lebih banyak kekacauan.

Sementara itu di Paris Presiden Francois Hollande mengatakan belum adanya opsi serangan militer bukan berarti opsi tersebut dikesampingkan sama sekali. "Untuk melaksanakannya harus mengikuti pertimbangan Dewan Keamanan PBB," lanjut Hollande.

Hollande menambahkan dia akan mendiskusikan masalah Suriah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan berkunjung ke Paris akhir pekan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan