Selasa, 29 Mei 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Presiden: pemerintah gunakan teknologi elektronik batasi BBM

Posted: 29 May 2012 06:57 AM PDT

Pelarangan ini kita lakukan dengan menerapkan sistem stiker pula."

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pemerintah akan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk mengendalikan sistem distribusi BBM bersubsidi di setiap SPBU.

"Nantinya, setiap kendaraan akan didata secara elektronik, baik data kepemilikan maupun data fisik kendaraan tersebut," kata Yudhoyono saat menyampaikan pidato tentang kebijakan penghematan di Istana Negara, Jakarta, Selasa malam.

Yudhoyono menjelaskan, setiap kali kendaraan tertentu mengisi BBM, maka jumlah BBM subsidi yang dibeli akan tercatat secara otomatis, dan dapat diketahui jumlah pembelian setiap harinya.

"Langkah ini untuk menjamin bahwa konsumsi BBM khususnya yang bersubsidi dapat dikendalikan secara transparan dan akuntabel, dan penggunaannya pun tepat sasaran," katanya.

Penggunaan teknologi itu adalah salah satu dari lima kebijakan yang disampaikan presiden dalam pidato tersebut.

Pemerintah juga akan menerapkan kebijakan penggunaan stiker bagi kendaraan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, termasuk kendaraan BUMN dan BUMD. Kendaraan-kendaraan tersebut dilarang menggunakan BBM bersubsidi.

Kebijakan penggunaan stiker juga akan diterapkan kepada kendaraan perkebunan dan pertambangan.

"Pelarangan ini kita lakukan dengan menerapkan sistem stiker pula. Pengawasannya dilakukan oleh BPH Migas, secara terpadu bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan Pemerintah Daerah," kata Yudhoyono.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan BBM nonsubsidi untuk kendaraan pertambangan dan perkebunan, Pertamina akan menambah SPBU BBM nonsubsidi sesuai kebutuhan di lokasi-lokasi tersebut.

Dua kebijakan yang lain adalah konversi BBM ke Bahan Bakar Gas, serta penghematan penggunaan listrik dan air di kantor-kantor pemerintah, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD.
(F008*G003)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pemerintah akan bangun 33 stasiun pengisian gas

Posted: 29 May 2012 06:56 AM PDT

Keinginan pemerintah adalah menghemat pemakaian BBM, sebagaimana diilustrasikan dalam foto. Akan tetapi di sisi lain penjualan kendaraan pribadi terus digenjot sementara sarana angkutan umum yang memadai, nyaman, dan aman, tidak pernah mendapat prioritas dari pemerintah. Adalah kendaraan pribadi yang memakai BBM paling banyak. (FOTO ANTARA/Fahrul Jayadiputra)

... akan dibangun stasiun pengisian gas baru sebanyak 33 stasiun...

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono mengatakan, pemerintah akan membangun 33 stasiun baru pengisian BBG. Ini untuk mendukung program konversi dari BBM ke BBG . Tapi, 33 SPBG itu memadai ketimbang volume penghematan energi yang ingin disasar?

"Pada tahun ini, akan dibangun stasiun pengisian gas baru sebanyak 33 stasiun," kata Yudhoyono saat menyampaikan pidato tentang kebijakan penghematan di Istana Negara, Jakarta, Selasa malam.

Selain itu, katanya, pemerintah juga akan merevitalisasi delapan stasiun untuk mendukung program tersebut. Di seluruh Jakarta dengan belasan juta kendaraan bermotor, cuma ada enam SPBG untuk melayani kendaraan berbahan bakar gas; itupun cuma kendaraan berplat kuning alias kendaraan umum.

Akibatnya, satu taksi sebagai contoh, memerlukan waktu enam jam mengantre di SPBG. Satu hal lagi, ATPM dan prinsipal otomotif yang nota bene investor asing tidak dirangsang atau didorong untuk mau menerapkan alat pengubah bahan bakar pada produk kendaraannya.

Terkait program penggunaan gas untuk transportasi, pemerintah akan membagikan 15.000 alat konversi penggunaan BBM menjadi BBG bagi angkutan umum secara bertahap.

"Langkah ini sekali lagi merupakan upaya penting dalam penghematan penggunaaan BBM bersubsidi, dan juga penting untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan," katanya.

(F008/G003)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan