Ahad, 11 Mac 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


55 imigran gelap Timur Tengah diamankan di Sukabumi

Posted: 11 Mar 2012 06:37 AM PDT

ilustrasi imigran gelap yang ditahan di Rumah Detensi Imigrasi (ANTARA/Musyawir)

Rencananya mereka akan menyeberang ke Pulau Christmas melalui pantai Loji dengan menggunakan perahu milik nelayan,"

Berita Terkait

Sukabumi (ANTARA News) - Polisi Sukabumi mengamankan 55 imigran gelap yang akan menyeberang ke Pulau Christmas, Australia, melalui pantai di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Jawa Barat.

"Awalnya hanya 22 orang, tetapi setelah didata dan mengejar imigran gelap yang lari ke hutan serta permukiman warga, totalnya saat ini sebanyak 55 orang imigran gelap, mereka berkebangsaan Afghanistan dan Iran, termasuk  Lansia, anak-anak serta wanita," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Afrizal, Minggu malam.

WNA tersebut kini  ditampun di Mapolres Sukabumi dengan penjagaan ketat. Para imigran itu datang ke Loji dengan menggunakan bus yang disewa dari Cisarua, Bogor.

"Rencananya mereka akan menyeberang ke Pulau Christmas melalui pantai Loji dengan menggunakan perahu milik nelayan," katanya.

Sebagian besar imigran gelap tersebut tidak membawa surat-surat kelengkapan masuk ke Indonesia seperti paspor.
(KR-ADR)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Wiranto : Hanura bukan oposisi

Posted: 11 Mar 2012 05:24 AM PDT

Wiranto (ANTARA/Jessica Wuysang)

Jadi koalisi atau oposisi kami bukan permanen dalam satu lembaga, tetapi pada kebijakan pemerintah,"

Berita Terkait

Palu (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengatakan partai yang dipimpinnya bukan partai oposisi dan bukan pula pendukung pemerintah.

"Sejak awal kami tidak masuk sekretariat gabungan partai-partai pendukung pemerintah. Kami tidak di sana. Tapi bukan berarti kami oposan pemerintah," kata Wiranto di Palu, Minggu, ketika  menanggapi sejumlah tudingan yang menyebut dirinya menyerang pemerintah terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.

Wiranto mengatakan sikap Partai Hanura adalah beroposisi manakala kebijakan pemerintah tidak pro pada kepentingan rakyat. Sebaliknya, lanjut Wiranto, Partai Hanura akan berkoalisi dengan pemerintah kalau kebijakannya prorakyat.

"Jadi koalisi atau oposisi kami bukan permanen dalam satu lembaga, tetapi pada kebijakan pemerintah," kata Wiranto.

Wiranto mencontohkan, kritik Hanura terhadap rencana kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM tidak sekadar mengada-ada, tetapi didukung dengan alasan yang kuat karena banyak masyarakat yang menolak.

Wiranto yakin masih ada jalan lain untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. Misalnya segera tuntaskan renegoisasi penjualan Gas Tanggul kepada China yang semula hanya 3,25 USD menuju harga pasar yang sudah mencapai 20,00 USD.

"Kalau berhasil, maka Indonesia akan mendapat Rp30 triliun setara dengan menaikkan harga BBM sebesar Rp1.000 per liter," katanya.
(A055)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan