Rabu, 28 Mac 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


RI-Korsel sepakati nilai perdagangan 50 miliar dolar

Posted: 28 Mar 2012 07:08 PM PDT

Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral hingga mencapai 50 miliar dolar AS pada 2015.

Kesepakatan itu disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hari terakhir kunjungan kerjanya ke Korea Selatan, Kamis.

"Indonesia memiliki potensi pesar, dan itu belum semua didayagunakan. Indonesia tentu memerlukan kekuatan baik yang dimiliki di luar negeri dan kemitraan bersama untuk mengembangkan ekonomi," kata Presiden.

Peluang itu, kata Presiden, kemudian menjadi dasar kemitraan strategis Indonesia-Korea Selatan yang mendorong kerja sama kedua negara sehingga target nilai perdagangan 50 miliar dolar AS pada 2015 sangat mungkin dicapai.

"Sejak itu (kemitraan strategis) kerjasama dan kemitraan meningkat dengan baik, sebagai contoh volume perdagangan pada 2007 sekitar 10 miliar dolar AS, tahun 2011 mencapai 30 miliar dolar AS," ujarnya.

Ia mencontohkan pertemuan tim Indonesia dan Korea Selatan pascapeluncuran MP3EI untuk secara khusus membahas kerja sama yang dapat dilakukan kedua negara untuk program itu.

"Untuk itu, saya berharap investasi yang dibangun dalam MP3EI bisa meningkat seperti perdagangan, misal 2015 kita capai 50 miliar dolar maka investasi angkanya sejalan dengan itu sehingga manfaatnya bagi Indonesia sangat nyata," katanya.

Menurut Presiden, Indonesia secara khusus mengundang Korea Selatan untuk melakukan investasi di bidang industri misal dalam industri baja, dan pembangunan infrastruktur.

Selain membahas mengenai peluang kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan Presiden Lee Myung-bak juga membahas peluang kerja sama di bidang pertahanan, energi dan ketenagakerjaan.

"Kami sepakat (kerja sama energi) harus meluas, tidak hanya minyak dan batu bara, tetapi harus masuk pula ke energi terbarukan," katanya.

Kunjungan kerja Presiden ke Korea Selatan merupakan bagian dari kunjungan kerjanya ke Beijing, Hongkong dan Seoul, yang berlangsung selama delapan hari, 22-29 Maret.

Presiden beserta rombongan dijadwalkan tiba di tanah air pada Kamis (29/3) sore.
(F008*G003)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Istilah Bonek perlu diluruskan

Posted: 28 Mar 2012 07:06 PM PDT

Sejumlah supporter Persebaya 1927 atau Bondo Nekad (Bonek) mememenuhi atap KA Sri Tanjung saat melintas di stasiun Madiun, Jatim (ANTARA/Siswowidodo)

Bonek mendukung dengan uang. Bukan tekad saja, entah uang untuk beli tiket itu hasil jualan celana, tabungannya atau apa saja

Berita Terkait

Surabaya (ANTARA News) - Persepsi keliru di masyarakat soal julukan suporter Persebaya atau yang dikenal bonek (bondo/bekal dan nekat) perlu diluruskan, karena bonek sendiri sebenarnya adalah "bondo dan tekad".

"Bondo yang dimaksud adalah bekal yang bisa diartikan adalah uang, sedangkan tekad adalah kemauan untuk kerja keras. " kata Siti Nasyi`ah.n, pembina Bonek Q di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, bukti adanya bondo dan nekad bisa dilihat dalam setiap kali pertandingan. Panitia pelaksana (panpel) tidak mendapatkan pemasukan tidak sedikit.

"Itu berarti Bonek mendukung dengan uang. Bukan tekad saja, entah uang untuk beli tiket itu hasil jualan celana, tabungannya atau apa saja," kata mantan wartawati Jawa Pos dari 1991-2002.

Saat laga dengan Arema di stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada 3 Januari, Panpel dapat pemasukan Rp1,2 miliar. "Ini angka fantastik dari pertandingan Persebaya di tahun ini," katanya.

Ita mengatakan besarnya nama Bonek selama ini karena fanatisme suporter yang menjadikan anak-anak atau siapa saja ingin menjadi Bonek. Apalagi, Bonek juga diilhami dari kenekatan Arek-arek Suroboyo dalam melawan dan mengusir penjajah.

Semangat berjuang yang tinggi dan fanatisme terhadap Persebaya itulah yang menjadikan Bonek bisa disamakan bela tim dan bela negara.

"Mengapa begitu, hanya demi Persebaya puluhan nyawa sudah melayang. Tetesan darah sudah dikorbankan," katanya.

Di balik nama Bonek, sejumlah orang kemudian mencederainya dengan cara kriminal, misalkan dengan  menjarah, makan tidak bayar.

"Kebanyakan Bonek yang begini ini adalah Bonek abal-abalan karena Bonek sejati adalah Bonek yang berkomunitas," katanya.
(A024)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan