Ahad, 8 Januari 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Proyek Belum Kelar, Air Genangi Lima Rumah di Bali

Posted: 08 Jan 2012 07:55 AM PST

Proyek Belum Kelar, Air Genangi Lima Rumah di Bali

Ayu Sulistyowati | Robert Adhi Ksp | Minggu, 8 Januari 2012 | 15:55 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Lima keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka kena luapan air dari proyek DSDP Denpasar yang belum selesai. Hujan lebat sepanjang hari menjadikan saluran air tidak lancar karena saluran pembuangan tengah dibongkar.

Lokasi di Jalan Muiktisari, Sanur, itu tergenang air. Berbagai pihak termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali pun berupaya menyedot genangan di rumah-rumah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali Anom membenarkan kejadian itu. Para korban proyek DSDP ditampung di rumah I Gusti Murjana untuk sementara waktu.

DSDP merupakan proyek Denpasar yang membuat saluran pembuangan limbah dari rumah-rumah untuk diolah lagi. Namun, proyek ini yang dimulai sejak beberapa tahun lalu belum selesai. 

 

Full content generated by Get Full RSS.

Bocah Tumor Mata Meninggal Dunia

Posted: 08 Jan 2012 07:36 AM PST

SEMARANG, KOMPAS.com — Fanisa Silvianti (2), bocah yang menderita tumor mata ganas (Retinoblastoma), akhirnya meninggal dunia di RSUP dr Kariadi di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2012) sekitar pukul 23.00 WIB.

Jenazah dimakamkan pada Minggu (8/1/2012) di Dusun Gumukan, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Putri dari Jumali (40) dan Warni (32) itu sebelumnya didiagnosis terkena Retinoblastoma pada Juli 2011 ketika diperiksa di RSUD dr Kariadi Semarang. Dokter menyarankan untuk segera operasi, namun biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 35 juta, terlalu besar bagi Jumali yang hanya bekerja sebagai penderes pohon kelapa.

Penghasilan keluarga itu rata-rata Rp 14.000 per hari. Sejak saat itu, Jumali mulai mengurus jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) ke pemerintah desa Tegalwaton, namun kepala desa tak kunjung menyetujui permohonan tersebut. Jumali mengatakan, kepala desa beralasan, rumah Jumali bukan terbuat dari rangkaian bambu sehingga ia tidak berani menandatangani permohonan Jumali.

Berkali-kali Jumali mendatangi kepala desa, jawaban yang didapat selalu sama. Sampai Desember 2011, tumor di mata kanan Fanisa semakin mengganas, dan akhirnya kepala desa bersedia menandatangani surat keterangan tidak mampu untuk keluarga itu, sebagai pengantar untuk pembuatan Jamkesda.

Fanisa pun dibawa ke RSUD Ungaran dan dirujuk ke RS Kariadi.  Tim dokter sudah menjadwalkan operasi pengangkatan bola mata pada tanggal 10 Januari mendatang. Tidak hanya mata kanan, tetapi juga mata kiri Fanisa sudah terjalar tumor sehingga kedua indra penglihatannya tidak terselamatkan.

Namun, sebelum operasi terlaksana, Fanisa ternyata telah mengembuskan napas terakhirnya. Warni, yang terus mendampingi Fanisa hingga akhir hidupnya, menyatakan sudah ikhlas dengan kepergian Fanisa. "Mungkin ini lebih baik agar Fanisa tidak lagi menderita," kata Warni yang tidak ikut dalam pemakaman anak ketiganya itu. 

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan