Isnin, 30 Januari 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


AS: Presiden Al-Assad Akan Jatuh

Posted: 31 Jan 2012 04:07 AM PST

AS: Presiden Al-Assad Akan Jatuh

| Egidius Patnistik | Selasa, 31 Januari 2012 | 12:07 WIB

BBC

Jubir Gedung Putih Jay Carney mengatakan pemerintahan al-Assad akan segera jatuh.

TERKAIT:

Pemerintah Amerika Serikat meminta kepada negara-negara di dunia untuk menentukan sikap terhadap apa yang disebutnya sebagai kebrutalan rezim di Suriah.

Dalam peristiwa hari Senin (30/01) kelompok aktivis mengatakan ada sekitar 95 orang lagi yang tewas di seluruh wilayah Suriah termasuk di kota Homs dan Damaskus.

Gedung Putih mengatakan Presiden Bashar al-Assad telah kehilangan pengaruhnya untuk mengatur negara itu dan menambahkan bahwa "dia akan pergi." Mereka juga mengatakan saat ini sejumlah negara sedang menimbang opsi yang mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah untuk menyingkirkan Assad.

"Rezim saat ini telah kehilangan kontrol terhadap negara itu dan akhirnya nanti akan segera jatuh," kata Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney.

Sikap keras sebelumnya juga ditunjukan oleh sejumlah negara anggota Liga Arab terhadap pemerintahan Presiden al-Assad. Namun sejumlah negara seperti Rusia secara terbuka masih memberi dukungan kepada pemerintahan Suriah saat ini. Rusia menegaskan mereka akan mematahkan resolusi PBB yang meminta Assad untuk menyerahkan kekuasaanya kepada wakilnya yang selanjutnya akan membentuk pemerintahan nasional bersatu.

Desak Rusia

Moskwa juga mengatakan proposal Liga Arab yang didukung oleh AS dan Perancis sebagai sesuatu yang tidak berimbang dan akan membuka kemungkinan munculnya intervensi asing terhadap persoalan dalam negeri Suriah.

"Usulan yang mendapat dukungan dari barat saat ini...sudah pasti tidak akan kami dukung," kata Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov kepada kantor berita Interfax.

Perancis mengatakan saat ini ada 10 dari 15 negara anggota DK PBB yang mendukung proposal dari Liga Arab. Jika benar maka jumlah ini sudah melebihi syarat minimum yang mengharuskan setidaknya ada sembilan negara jika ingin mengajukan sebuah resolusi untuk diputuskan pada sidang DK PBB. Usulan resolusi itu nantinya akan diputuskan lewat pemungutan suara.

Rusia yang memiliki pangkalan angkatan laut di Suriah dan merupakan anggota tetap DK PBB bisa membatalkan usulan resolusi itu jika mereka nanti menggunakan hak vetonya.

Inggris sejauh ini telah mendesak Rusia untuk mempertimbangkan kembali sikap mereka.  "Rusia tidak bisa lagi terus menghalangi langkah PBB dan memberikan perlindungan terhadap aksi brutal dari rezim yang melakukan tekanan secara brutal ini," kata Perdana Menteri David Cameron.

Liga Arab saat ini telah membawa usulan mereka ke Markas PBB di New York untuk mencari dukungan atas usulan penyelesaian kasus di Suriah. Sebelumnya Pemerintah Suriah telah menolak usulan Liga Arab yang meminta agar Presiden al-Assad menyerahkan kekuasaanya kepada wakilnya dan kemudian membentuk pemerintahan nasional bersatu dalam dua bulan.

Full content generated by Get Full RSS.

Ramos Horta Maju ke Pilpres 2012

Posted: 31 Jan 2012 03:28 AM PST

DILI, KOMPAS.com — Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta akan mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang, demikian istana kepresidenan mengumumkan, Selasa (31/1/2012).

"Pemenang Nobel Perdamaian Jose Ramos Horta mengumumkan hari ini bahwa dia akan mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden Timor Leste pada 17 Maret," demikian pengumuman yang bisa dibaca di laman resmi presiden.

Sekitar 10 kandidat presiden akan bertarung dalam pilpres tahun ini, termasuk tokoh oposisi Francisco "Lu Olo" Guterres dan mantan panglima angkatan bersenjata Mayor Jenderal Taur Matar Ruak.

Banyak pengamat memprediksi pilpres kali ini akan menjadi pertarungan antara tiga kandidat terkuat, yakni Horta sebagai calon petahana (incumbent), Lu Olo, dan Ruak. Pilpres ini akan digelar saat pasukan perdamaian PBB bersiap meninggalkan negeri yang merdeka dari Indonesia pada 1999 itu.

Pada 2007, Horta maju sebagai calon independen, tetapi mendapat dukungan dari Perdana Menteri Xanana Gusmao dan Partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Timur (CNRT). Ketika itu, Horta merebut 69 persen suara dan mengalahkan Lu Olo dalam pemilihan umum yang berlangsung dua putaran.

Sebelumnya, Horta yang menerima Nobel Perdamaian bersama Uskup Timor Timur Carlos Felipe Ximenes Belo berkali-kali membantah akan maju lagi dalam pilpres.

Pemilu Timor Leste berlangsung dalam dua putaran. Jika tidak ada kandidat yang mendapat suara mayoritas, dua peraih suara terbanyak akan bertarung kembali pada April nanti.

Tahun lalu, PBB menyerahkan kendali keamanan di tangan kepolisian Timor Leste, tetapi masih terdapat lebih dari 1.000 polisi PBB dan ratusan tentara pimpinan Australia yang memegang mandat keamanan secara terpisah.

Pasukan penjaga perdamaian PBB masuk Timor Leste setelah pemberontakan dan pertarungan antarfaksi hampir membawa negara berpenduduk 1,1 juta jiwa itu jatuh ke dalam perang saudara. Pasukan asing itu dijadwalkan meninggalkan Timor Leste tahun ini.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan