Selasa, 8 November 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Gong Terbesar di Dunia untuk Perdamaian

Posted: 08 Nov 2011 08:29 AM PST

Perdamaian

Gong Terbesar di Dunia untuk Perdamaian

P. Raditya Mahendra Yasa | Agus Mulyadi | Selasa, 8 November 2011 | 16:29 WIB

Kompas/P RADITYA MAHENDRA YASA

Komite Perdamaian Dunia membawa Gong Perdamaian Dunia yang akan diangkut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah menuju Bali, Selasa (8/11/2011). Terdapat 43 negara yang telah memasang gong perdamaian, dari 202 anggota yang tersebar diseluruh dunia.

TERKAIT:

SEMARANG, KOMPAS.com - Komite Perdamaian Dunia akan membawa gong terbesar di dunia dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, menuju Bali, Selasa (8/11/2011) ini.

Gong berdiameter lima meter itu merupakan bagian dari gong yang telah tersebar di 43 negara.

Komite Perdamaian Dunia merupakan organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian, melalui anggotanya yang terdiri dari 202 negara.

Direktur Komite Perdamaian Dunia, Mohammad Ridwan, menyampaikan bahwa melalui media gong itu, gaung perdamaian antarumat manusia bisa tercapai.

Rencananya pada hari Rabu (9/11/2011) gong yang berhiaskan bendera ratusan negara itu, akan dibawa ke Bali menggunakan KRI Cenderawasih. Bali merupakan tempat kedua pemasangan gong setelah Ambon.            

Komite Perdamaian Dunia tersebut juga menghadirkan Gong Perdamaian Nusantara yang berada di Yogyakarta, Blitar, dan Kupang. Sementara Gong Perdamaian Asia Afrika berada di Kota Bandung. 

Full content generated by Get Full RSS.

Jalur KA Medan - Rantau Parapat Kembali Dibuka

Posted: 08 Nov 2011 08:15 AM PST

Jalur KA Medan-Rantau Prapat Kembali Dibuka

| Benny N Joewono | Selasa, 8 November 2011 | 16:15 WIB

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Ilustrasi

MEDAN, KOMPAS.com — Jalur kereta api dari Medan tujuan Rantau Prapat, Sumatera Utara, akan kembali dibuka sebelum 20 November 2011 setelah ditutup sementara akibat jembatan di Kecamatan Marbau, Kabupaten Labuhan Batu Utara, ambruk.

"Paling lambat sekitar 20 November 2011, rute kereta api Medan-Rantau Prapat sudah bisa kembali melayani penumpang dan barang," kata Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara (Sumut)-Aceh Hasri di Medan, Selasa (8/11/2011).

Rute KA Medan-Rantau Prapat sejak 2 November 2011 ditutup sementara akibat Jembatan Sungai Milano di Kecamatan Marbau ambruk diterjang banjir. Pascaperistiwa itu, pihak PT KAI Divre I menerjunkan sejumlah pekerja untuk memperbaiki jembatan tersebut.

Sambil menunggu pembangunan jembatan baru selesai dikerjakan, pihaknya kini mengerjakan pemasangan jembatan KA darurat di lokasi jembatan yang ambruk tersebut. Rute KA penumpang dari Medan tujuan Rantau Prapat pergi pulang selama ini dilayani KA Sri Bilah.

Sejak jembatan di Kecamatan Marbau ambruk, KA Sri Bilah untuk sementara hanya melayani penumpang dari Medan hingga Stasiun Aek Kanopan yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Rantau Prapat.

Hasri membenarkan, kerusakan jembatan di Kecamatan Marbau membuat jumlah pengguna jasa KA rute Medan-Rantau Prapat berkurang cukup signifikan.

"Penurunan jumlah penumpang dan barang diperkirakan mencapai 30 persen, dan hal itu berdampak terhadap penerimaan PT KAI," ucapnya.

Namun, dia optimistis masalah penurunan jumlah penumpang dan barang dari Medan tujuan Rantau Prapat bakal kembali berangsur normal bila jalur KA Medan-Rantau Prapat kembali dibuka.

Dia mengatakan, rute Medan-Rantau Prapat selama ini memberi kontribusi cukup besar bagi kinerja pendapatan PT KAI Divre I.

"Pendapatan kami dari penumpang KA rute Medan-Rantau Prapat selama ini bisa mencapai sekitar Rp 6 miliar per bulan," ujarnya.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan