Sabtu, 24 September 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Mesuji Tertutup Kabut Asap

Posted: 24 Sep 2011 08:23 AM PDT

Kebakaran Hutan

Mesuji Tertutup Kabut Asap

Yulvianus Harjono | Robert Adhi Ksp | Sabtu, 24 September 2011 | 15:23 WIB

Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda

Ilustrasi

TERKAIT:

MESUJI, KOMPAS.com — Sebagian wilayah di Kabupaten Mesuji, Lampung, tertutup kabut asap, Sabtu (24/9/2011), akibat kebakaran hutan di sekitar kawasan hutan Register 45.

Seperti terpantau tadi siang, kabut asap tipis ini terlihat di wilayah Simpang Pematang, Simpang D, dan wilayah Way Serdang, Mesuji, Lampung. Sumber asap ini berasal dari kebakaran kecil di sekitar areal hutan alba di kawasan hutan Register 45 Mesuji.

Hingga sore hari ini, asap dari hutan ini masih mengepul. Menurut Agung, salah seorang warga Mesuji, kebakaran di kawasan hutan alba ini jarang terjadi. Kemungkinan ini disebabkan ekstremnya musim kemarau di wilayah ini. Hingga saat ini, hujan belum juga turun di sekitar Mesuji dan perbatasan Lampung dengan Sumatera Selatan.

Padahal, di wilayah Lampung lainnya, seperti Bandar Lampung dan Lampung Selatan, hujan sudah mulai sering turun.

 

Punya Tanah Air, Tetapi Tidak Tanah

Posted: 24 Sep 2011 07:14 AM PDT

Hari Tani Nasional

Punya Tanah Air, Tetapi Tidak Tanah

Yulvianus Harjono | Robert Adhi Ksp | Sabtu, 24 September 2011 | 14:14 WIB

MESUJI, KOMPAS.com - Hari Tani Nasional yang jatuh Sabtu (24/9/2011) ini diperingati meriah ribuan petani penggarap di kawasan Register 45, Mesuji, Lampung. Selama bertahun-tahun, ribuan warga yang tinggal di kawasan ini terabaikan hak-hak sipil, sosial dan politiknya.

Kami punya Tanah Air, tetapi tidak tanah

"Kami punya Tanah Air, tetapi tidak tanah," demikian ditulis besar-besar dalam sebuah spanduk yang terpasang di dekat panggung orasi di Moro Dadi, wilayah Moro-Moro, Kabupaten Mesuji, Lampung. Ribuan petani di wilayah ini berkumpul memperingati hari tani.

Menurut Syahrul Sidin, salah seorang petani penggarap di wilayah ini, selama belasan tahun, sebagai warga negara, hak-hak mereka tidak terpenuhi. Di tempat ini, warga sulit mendapatka kartu tanda penduduk berikut pula layanan pendidikan dan kes ehatan.

Bahkan, mereka tidak diikutsertakan sebagai pemilih dalam pemilu kada yang akan dilakukan 28 September ini di Mesuji. Oleh pemerintah daerah, keberadaan mereka tidak diakui sebagai warga karena d ianggap menempati wilayah negara, yaitu kawasan hutan register secara ilegal.

Padahal, ungkap Syahrul, ribuan petani yang datang dari berbagai daerah itu terpaksa menempati wilayah hutan register sejak 1998 karena area itu sempat terlantar. Tempat tinggal mereka pun kini terancam tergusur.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan