Khamis, 15 September 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Australia Akui Jenis Kelamin Ketiga

Posted: 16 Sep 2011 03:19 AM PDT

Australia Akui Jenis Kelamin Ketiga

Egidius Patnistik | Jumat, 16 September 2011 | 10:19 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Paspor Australia sekarang punya tiga pilihan jenis kelamin, yaitu laki-laki, perempuan dan x. Kategori x hanya digunakan oleh orang interseks -yang organ kelamin eksternal dan alat reproduksi internalnya tidak bersesuaian sehingga orang itu secara bilogis tidak sepenuhnya laki-laki atau pun perempuan.

Para pemegang paspor transgender -yang telah mengubah jenis kelamin tetapi tidak menjalani operasi- akan bebas untuk memilih laki-laki atau perempuan, tetapi tidak akan diizinkan untuk memilih jenis kelamin 'x'. Sebelumnya, orang yang bepergian tidak dapat mengubah jenis kelamin pada paspornya kecuali mereka telah menjalani operasi.

Jenis kelamin baru (x) itu  masih menjadi masalah di banyak negara, meskipun semua negara yang berada di bawah Organisasi Penerbangan Sipil Internasional memenuhi syarat untuk memperkenalkan kategori 'x'. Di Inggris, orang tidak harus melakukan operasi untuk mengubah rincian jenis kelamin dalam paspor mereka, asalkan mereka memiliki bukti bahwa mereka secara tetap telah hidup dalam peran jender yang baru itu.

Senator Australia Louise Pratt, yang pasangannya lahir sebagai perempuan dan sekarang hidup sebagai pria, sebagaimana dilansir Daily Mail, Jumat (16/9/2011), mengatakan reformasi itu merupakan sebuah terobosan penting bagi orang-orang yang mengalami kesulitan ketika mereka hendak bepergian ke luar negeri karena penampilannya tidak sesuai gendernya. Dia mengatakan, "X benar-benar sangat penting, karena ada orang yang memang secara genetik ambigu dan mungkin secara sewenang-wenang telah ditetapkan dalam satu jenis kelamin atau yang lainnya sejak lahir. Ini sebuah pengakuan yang benar-benar penting bagi hak asasi manusia bahwa jika mereka memilih untuk berjenis kelamin "tak tentu", mereka bisa."

Kevin Rudd, menteri luar negeri Australia, mengatakan, "Perubahan ini membuat hidup lebih mudah dan secara signifikan mengurangi beban administratif bagi orang-orang yang berbeda jenis kelamin dan gender yang menginginkan paspor yang mencerminkan jenis kelamin dan penampilan fisik mereka."

Pemimpin Operasi Al Qaeda Pakistan Tewas

Posted: 16 Sep 2011 02:13 AM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, Abu Hafs al-Shahri, tewas, kata seorang pejabat tinggi AS, Kamis (15/9/2011). Kematian Abu Hafs di sebuah daerah suku Pakistan itu merupakan pukulan lain terhadap kepemimpinan kelompok itu, setelah pembunuhan orang kedua Al-Qaeda, Atiyah abd al-Rahman, bulan lalu.

Abu Hafs tewas di tengah meningkatnya serangan pesawat tak berawak AS setelah pembunuhan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, di Pakistan pada Mei. "Telah dikonfirmasi bahwa pemimpin operasi Al-Qaeda Pakistan, Abu Hafs al-Shahri, tewas pada pekan ini di Waziristan, Pakistan," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu. "Kematian Abu Hafs menghilangkan ancaman utama di dalam wilayah Pakistan, dimana ia bekerja sama secara erat dengan Tehrik-e Taliban Pakistan untuk melakukan serangan-serangan terkoordinasi," tambahnya.

Sejumlah pejabat keamanan di Pakistan mengatakan kepada AFP pekan ini, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya empat militan di Waziristan Utara. Tidak jelas apakah Abu Hafs tewas dalam serangan Minggu itu. Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari 20 serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei. Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror. Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afganistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afganistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di bumi. Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan