Selasa, 6 September 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Ketika Yesus Berbicara kepada Beatrix

Posted: 07 Sep 2011 03:41 AM PDT

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Sudah banyak orang yang mengaku dirinya mesias. Tapi hanya satu yang berhasil berkhotbah di depan seorang Ratu Belanda.

Ratu Beatrix dari Belanda akhir pekan lalu kembali menjadi sasaran seorang pria yang ingin 'mengutarakan pendapatnya'. Demikian laporan berbagai media cetak di Belanda, Senin, seperti dilaporkan Radio Nederland.

Sewaktu konser musik klasik di Amsterdam, seorang pria tiba-tiba naik ke podium dan berkhotbah selama beberapa menit di hadapan para hadirin termasuk Ratu Beatrix. "Maafkan saya, atas nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Saya Isa Almasih, Yesus Kristus. Atau terserah anda menyebutnya apa. Saya mengundang anda... Saya tidak membawa bom atau yang lainnya, jadi anda semua bisa tetap duduk dengan tenang."

Begitu sambutan lelaki berbaju necis tersebut. Namun sial, belum lagi memasuki inti pidatonya, ia keburu diturunkan petugas keamanan. Lucunya, pria berusia 39 tahun ini sempat gladi resik dulu di samping podium.

Konser itu sedianya diselenggarakan sehubungan peringatan 100 tahun Persatuan Komponis Belanda. Selain undangan khusus, sekitar 1.200 orang bisa membeli karcis untuk menonton pertunjukan bersama Ratu Belanda. Sang pria ini dikabarkan juga membeli karcis.

Media Belanda ramai mendiskusikan apakah ratu berada dalam keadaan bahaya ketika itu, dan bahwa orang-orang yang tidak diinginkan, serta mungkin berniat tidak baik, bisa begitu saja mendekati kepala negara Belanda tersebut.

Polisi menyatakan, ratu tidak pernah dalam bahaya, dan bahwa orang tersebut memang dikenal polisi karena telah beberapa kali mengganggu pertemuan lainnya. Atas perintah walikota Amsterdam, ia sekarang dirawat paksa di rumah sakit jiwa, tulis Algemeen Dagblad dan De Telegraaf.

Bukan untuk pertama kali Beatrix jadi sasaran orang-orang 'áneh'. Ketika perayaan hari ratu tahun 2009, seorang pengendara mobil berusaha menabrakkan mobilnya ke bis yang ditumpangi ratu dan keluarga.

Kemudian sewaktu pembukaan tahun parlemen 2010, seorang pria melempar wadah lilin ke kereta kencana tumpangan ratu, karena ia beranggapan Beatrix tidak pantas menjadi kepala negara. Yang terakhir sewaktu peringatan para korban perang tanggal 4 Mei lalu, yang dihadiri Beatrix dan putra mahkota, seorang pria berteriak dan menyebabkan kepanikan massa.

Dari sekian peristiwa tersebut, aksi lelaki di gedung konser yang nampaknya paling tidak berbahaya. Lagipula buat penonton juga untung: pertunjukan tambahan yang membuat mereka senyam-senyum.

Khadafy Tidak Berada di Niger

Posted: 07 Sep 2011 03:07 AM PDT

AGADEZ, KOMPAS.com - Sebuah rombongan besar kendaraan militer dan sipil Libya memasuki Niger, Namun para pejabat, Selasa (6/9), membantah pemimpin Libya yang terguling, Mommar Khadafy, ada dalam rombongan tersebut.

Rombongan itu memasuki wilayah Sahelia, Senin malam dan bergerak melewati kota Agadez, kubu bekas pemberontak Tuareg, yang pernah disokong Khadafy, kata sumber militer setempat yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan para pejabat senior dari rejim Libya yang sudah tersingkir itu berada di dalam rombongan tersebut. Namun ia menambahkan, "Kami tak percaya Khadafy ada di antara mereka."

Khadafy tidak muncul sejak pemberontak menyerbu ibu kota Libya, Tripoli, 20 Agustus lalu, meski hingga Kamis lalu ia menyiarkan pesan audio yang meminta para pendukungnya mempersiapkan diri untuk perang gerilya. "Kami tak memperoleh bukti Khadafy ada di tempat lain di luar Libya saat ini," kata Nuland. Ia menambahkan, dirinya tak menerima informasi mengenai keberadaan anggota lain dari keluarga itu.

Pemimpin baru Libya di Tripoli menyatakan, mereka tahu satu rombongan memasuki Niger. "Kami dapat mengonfirmasi sebanyak 200 mobil menyeberangi Libya dan memasuki Niger, tetapi kami tak dapat mengonfirmasi siapa yang ada di dalam rombongan tersebut," kata Jalal al-Gallal, juru bicara Dewan Transisi Nasional (NTC) kepada AFP. "Rombongan macam ini biasanya membawa Khadafy atau salah seorang putranya," tambahnya.

Kota Arlit, kota pertambangan di utara Agadez, berdekatan dengan Aljazair, tempat istri Khadafy, putrinya dan dua putranya mengungsi pada pekan sebelumnya. Namun ketika berbicara dari Aljazair, Menteri Luar Negeri Niger Mohamed Bazoum membantah Khadafy berada di dalam rombongan itu dan bahwa rombongan tersebut terdiri atas 200 kendaraan. "Tidak benar, itu bukan Khadafy dan saya kira rombongan tersebut tak sebanyak yang dikatakan," katanya kepada AFP melalui telepon.

Ketika ditanya apakah Khadafy akan diterima di Niger, menteri itu mengatakan, keputusan tentang hal itu ada di tangan presiden tetapi ia menambahkan, "(Jika) Khadafy berada di Niger, (ia) dapat menimbulkan masalah."

Di Niamey, Menteri Dalam Negeri Niger Abdou Labo mengatakan kepada wartawan bahwa orang yang setia kepada Khadafy diterima "karena alasan kemanusiaan". Soal kemungkinan tawaran suaka buat Khadafy, Labo mengatakan, "Ketika pertanyaan tersebut muncul, kami akan memberi tahu anda."

Sementara itu tetangga Niger, Burkina Faso, Selasa larut malam menyatakan negara tersebut takkan memberi suaka kepada pemimpin terguling Libya itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan