Jumaat, 5 Ogos 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Festival Lembah Baliem Diminati Wisman

Posted: 05 Aug 2011 07:05 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Festival Budaya Lembah Baliem 2011 yang melibatkan suku-suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya, seperti suku Dani, suku Lani, dan suku Yali terbukti mulai diminati wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin menyaksikan langsung budaya asli masyarakat Papua.

"Kami mendapatkan laporan dari sejumlah biro perjalanan bahwa wisman mulai meminati Festival Budaya Lembah Baliem terindikasi dari banyaknya pesanan paket perjalanan pada tanggal penyelenggaraan festival tersebut," kata Direktur Promosi Dalam Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Muhammad Faried, di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, bahkan ada biro perjalanan yang mengemas paket wisata Festival Lembah Baliem 2011 seharga Rp16,2 juta dan tetap diminati wisatawan.

Pihaknya mencatat setidaknya 40 persen calon wisatawan yang akan datang ke festival yang akan digelar pada 8-12 Agustus 2011 adalah wisman yang berasal dari berbagai negara terutama Eropa.

"Kalau melihat jumlah pemesanan tiket menuju Jayapura pada tanggal penyelenggaraan festival ini yang sudah mulai tinggi mengindikasikan peminat festival tahunan ini semakin meningkat," katanya.

Kemenbudpar akan menjadi pihak pendukung pelaksanaan acara yang dimotori penuh oleh pemerintah daerah setempat.

"Kami supporting untuk festival ini, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya penyelenggaranya," kata Faried.

Pihaknya berharap festival tersebut mampu memenuhi tujuannya yakni untuk memperkenalkan dan mempertahankan nilai budaya dari suku tradisional di lembah Baliem.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Papua sebagai destinasi wisata, kita ingin mengemas festival ini menjadi media promosi yang ampuh untuk mengenalkan Papua kepada publik yang lebih luas," katanya.

Festival itu akan menyajikan kebudayaan suku bangsa yang berbeda di dataran tinggi Wamena dan Lembah Baliem, Papua, seperti suku Dani, suku Lani dan suku Yali.

Ketiganya dipertemukan dalam perayaan festival tahunan mereka yang tahun ini akan berlangsung di Wosiala, desa dari Wosilimo, Jayawijaya.

Festival Budaya Lembah Baliem 2011 akan dimeriahkan dengan kegiatan seni dan budaya di antaranya pertunjukan perang antar suku (sejarah perang suku), penampilan tari-tarian adat, pertunjukan balapan karapan anak babi (pig racing), puradan (permainan melempar tombak ke arah bulatan rotan yang sedang berputar saat dilemparkan), dan sikoko (permainan menggunakan kayu jenis pion yang di lemparkan menuju sasaran yang sudah ditunjuk).

Selain itu, lomba memainkan alat musik tradisional tiup (pikon), dan berbagai macam perlombaan kebudayaan bagi wisatawan asing seperti melempar tombak (sege) ke sasaran yang sudah di tentukan dengan tepat dan panahan (memanah sasaran pada batang pisang).

Untuk keberlangsungan acara, para tim pengelola telah menyediakan sebuah arena yang cukup luas karena akan dipadati dengan 500 - 1.000 prajurit dan penari.

Penjadwalan simulasi perang suku akan diselenggarakan selama dua hari dan akan dimeriahkan oleh 24 grup yang terdiri dari 30-50 prajurit. Selama perang berlangsung akan diikuti dengan musik tradisional Papua, Pikon, alat musik instrumen yang terbuat dari kayu.(*)

(T.H016/S025)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Sanur International Kite Festival Diikuti 1.100 Layangan

Posted: 05 Aug 2011 06:31 AM PDT

ilustrasi Festival Layang-Layang Bali (ANTARA/Nyoman Budhiana)

Berita Terkait

Denpasar (ANTARA News) - Festival layang-layang "Sanur International Kite Festival" yang digelar di Pantai Mertasari, kawasan Pantai Sanur, Bali, 5-7 Agustus 2011, diikuti sekitar 1.100 layang-layang aneka bentuk dan ukuran.

Ketua Panitia Pelaksana Sanur International Kite Festival (SIKF), Kadek Dwi Armika ST di Sanur, Jumat mengatakan, kegiatan yang dimaksudkan untuk mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah dan negara itu merupakan bagian dari Sanur Village Festival (SVF) yang puncaknya dijadwalkan pada November 2011.

Peserta telah mendaftarkan sekitar 1.100 layang-layang berasal dari berbagai negara. Peserta internasional yang telah menyampaikan konfirmasi kehadirannya antara lain dari Swedia, Australia, China, Korea, India, Taiwan, Thailand, Malaysia dan Singapura.

Sedangkan peserta nasional antara lain dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan tuan rumah Bali.

"Untuk peserta lokal tercatat dari seluruh daerah di Bali," kata Kadek Dwi Atmika menjelaskan.

Festival kali ini memperlombakan enam kategori, yakni janggan remaja, janggan besar, bebean, bebean khas Sanur, pecukan dan kreasi baru (dua dimensi, tiga dimensi dan flat).

Yang menarik dari kompetisi ini, kata dia, bagi "The Best of Creative Kite" akan mendapatkan tiket gratis terbang bersama Thai Airways sekaligus mengikuti International Kite Festival pada 11 Maret 2012 di Thailand.

Di samping kompetisi layang-layang dalam International Kite Festival kali ini juga digelar kompetisi fotografi yang juga bertaraf international dengan peserta dari berbagai negara.

Kadek Dwi Atmika menjelaskan, kompetisi fotografi sangat berarti sebagai pengembangan program festival layang-layang SVF yang nantinya dapat memberikan ruang dan kesempatan bagi fotografer muda untuk memanfaatkan momentum dan bersaing dalam kompetisi ini.

Kadek Dwi Atmika yang sering mengikuti kompetisi layang-layang tingkat internasional, pernah menyabet prestasi dunia sebagai "The Best of Kite Creative" di Paris, Prancis.

SVF dengan program Internasional Kite Festival telah menorehkan catatan bagi agenda festival dan kompetisi layang-layang tingkat dunia.

"Kami intens menjalin komunikasi dengan masyarakat penggemar layang-layang dunia dan berupaya bekerja sama dengan panitia festival di negara lain," katanya.

Menurut Ketua SVF Ida Bagus Gede Sidharta Putra, ada beberapa kegiatan SVF yang sangat tergantung cuaca seperti festival layang-layang, memancing, dan wind surfing.

"Festival layang-layang bisa digelar fleksibel sesuai dengan musim angin seperti kali ini mendahului, tapi tetap dalam bingkai SVF," katanya.

Menurutnya, festival layang-layang memiliki komunitas tersendiri yang boleh dikatakan militan. Acara ini selalu ditunggu-tunggu, apalagi oleh masyarakat layang-layang di Bali yang mempersiapkan jenis bebean dan janggan dalam ukuran besar.

Sedangkan bagi peserta internasional, momentum festival layang-layang di Bali merupakan dambaan karena bisa sekaligus berwisata dan menngenal seni budaya setempat.

Ditambahkan, kegiatan puncak SVF digelar bersamaan Pameran Flori & Flora Nasional (PF2N) pada 18-21 November 2011 di kawasan Pantai Matahari, Sanur.(*)

(T.I020/T007) 

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan