Khamis, 14 Julai 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Sudan dan Pemberontak Darfur Berdamai

Posted: 15 Jul 2011 03:54 AM PDT

DOHA, KOMPAS.com - Pemerintah Sudan dan pemberontak Darfur, Gerakan Pembebasan dan Keadilan, menandatangani sebuah perjanjian perdamaian di Doha, Qatar, Kamis, tanpa dihadiri kelompok-kelompok pemberontak utama.

Presiden Sudan, Omar al-Bashir, dan para pemimpin Chad, Ethiopia, Burkina Faso, Eritrea dan Qatar menyaksikan penandatanganan Dokumen Doha bagi Perdamaian di Darfur. Perjanjian itu dicapai setelah perundingan yang disponsori oleh Uni Afrika, PBB dan Liga Arab.

Gerakan Pembebasan dan Keadilan adalah aliansi dari sejumlah kelompok sempalan pemberontak. Bashir memuji "mitra-mitra dalam perjanjian perdamaian itu, Gerakan Pembebasan dan Keadilan" dan meminta mereka "mendukung pengembangan upaya, serta bergerak cepat dari bantuan ke pembangunan kembali dan kemajuan".

Namun, ia juga mengecam "upaya-upaya yang sebaliknya berusaha memperdalam krisis dan memiliki agenda khusus". Pemimpin Gerakan Pembebasan dan Keadilan, Al-Tijani al-Sisi, mengatakan pada acara penandatanganan itu, "Kita telah menyelesaikan apa yang kita perlukan, yang diperlukan rakyat kita di Darfur". Namun ia menambahkan, pelaksanaan perjanjian di lapangan merupakan tantangan.

Kelompok-kelompok bersenjata utama di Darfur, Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM), dan kelompok-kelompok Tentara Pembebasan Sudan yang dipimpin oleh Minni Minnawi dan Abdelwahid Nur, tidak hadir dan tidak menandatangani perjanjian tersebut. "Ini bukan perjanjian perdamaian. Ini hanya perjanjian 'pekerjaan', yang menawarkan posisi diplomatik bagi mereka yang mendatanganinya, dan tidak mengatasi permasalahan nyata di Darfur," kata juru bicara JEM, Gibril Adam, kepada AFP setelah penandatanganan tersebut.

Adam mengatakan, masalah mendasar pelanggaran hak asasi manusia, pembagian kekuasaan dan kekayaan, penanganan kejahatan serta pembayaran ganti rugi bagi orang yang kehilangan tempat tinggal tidak ditangani secara benar. PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah korban tewas hanya 10.000 orang.

Maju-mundur proses perdamaian antara kedua pihak berlangsung sejak 2009. Pemberontak utama Darfur mengadakan dua babak perundingan dengan para pejabat pemerintah Khartoum di Qatar pada Februari dan Mei 2009. Pada Februari 2009, Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) menandatangani sebuah perjanjian dengan pemerintah Khartoum mengenai langkah-langkah pembangunan kepercayaan yang bertujuan mencapai perjanjian perdamaian resmi. Pada Mei 2009, JEM sepakat memulai lagi perundingan dengan Khartoum yang dihentikannya setelah pengadilan internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir karena kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Darfur, Sudan barat.

Perundingan antara pemerintah Khartoum dan pemberontak Darfur untuk mengatasi konflik itu telah ditunda beberapa kali pada tahun itu. Perundingan yang dituanrumahahi Qatar itu sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 28 Oktober 2009 namun pertemuan tersebut ditunda sampai 16 November 2009 karena waktunya bertepatan dengan pertemuan puncak Uni Afrika. Jadwal terakhir itu pun ditunda hingga waktu yang belum ditentukan, kata penengah PBB dan Uni Afrika.

Kegagalan perundingan telah mengarah pada peningkatan kekerasan di Darfur. Bentrokan-bentrokan di wilayah itu menewaskan 221 orang pada Juni 2010, sebagian besar akibat pertikaian antara suku-suku Arab yang bersaing, kata misi penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika (UNAMID). Pada Mei 2010, hampir 600 orang tewas dalam pertempuran, menurut sebuah dokumen internal UNAMID.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Khadafy: Sarkozy Penjahat Perang

Posted: 15 Jul 2011 03:13 AM PDT

Khadafy: Sarkozy Penjahat Perang

Egidius Patnistik | Jumat, 15 Juli 2011 | 10:13 WIB

AFP

Pemimpin Libya, Kolonel Moammar Khadafy

TERKAIT:

TRIPOLI, KOMPAS.com - Pemimpin Libya, Moamar Khadafy, dalam satu wawancara televisi, Kamis (14/7), mengatakan ia takkan menyerah kepada pasukan NATO dan menuduh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy sebagai penjahat perang. "Sarkozy ini adalah seorang penjahat perang yang telah menodai sejarah Perancis dan merusak hubungan negaranya dengan Libya serta negara Muslim," kata Khadafy dalam pesannya kepada pendukungnya.

Ia menyatakan, dirinya takkan menyerah, dan ia siap "mati setiap saat". Khadafy meminta para pendukungnya agar bersiap untuk berbaris ke Misrata dan Benghazi serta pegunungan di Libya barat. "Kita siap menjadi syahid dan mati kapan saja," kata Khadafy dalam siaran audio melalui stasiun TV Libya kepada para pendukungnya yang berkumpul di sebuah tempat, 79 kilometer dari ibu kota Libya, Tripoli. Itu adalah rekaman video keempat Khadafy yang disiarkan dalam dua bulan belakangan.

Perancis merupakan negara pertama yang mengakui kelompok pemberontak Dewan Peralihan Nasional (NTC) sebagai wakil sah rakyat Libya. Parlemen Perancis, Selasa (12/7), memutuskan untuk memperluas campur-tangan militer di Libya, yang memasuki bulan keempat. Belgia, Luxemburg dan Belanda juga telah mengakui dewan pemberontak Libya di Benghazi sebagai wakil sah rakyat Libya.

Pada hari yang sama, jaksa penuntut umum Libya menuduh serangan udara NATO untuk mendukung pasukan pemberontak sejak akhir Maret lalu telah menewaskan lebih dari 1.100 warga sipil dan melukai sekitar 4.500 orang. Seorang pejabat Libya, Mohamed Zekri Mahjubi mengatakan kepada wartawan asing di Tripoli bahwa ia akan berusaha untuk menuntut pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Anders Fogh Rasmussen, di pengadilan Libya karena "kejahatan perang".

Pasukan yang setia kepada Khadafy, Rabu, melancarkan serangan balasan di sebelah barat-daya Tripoli, dan menahan gerak maju pemberontak di sekitar Gualish serta mendesak ke arah desa Kikla.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan