Jumaat, 15 Julai 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Bos Serikat Buruh Jerman Sarankan Pekerja Tidur Siang

Posted: 15 Jul 2011 08:17 PM PDT

Berlin (ANTARA News) - Para pekerja Jerman semestinya mengambil waktu tidur makan siang di tempat kerja untuk membantu mengurangi stres dan memulihkan kekuatan, desak seorang pemimpin serikat buruh menjadikannya sebuah revolusi di negara yang mendukung etika kerja keras.

"Tidur singkat pada jam sesudah makan siang mengurangi risiko serangan jantung dan membantu memulihkan energi," kata Annelie Buntenbach, anggota dewan eksekutif DGB konfederasi serikat buruh Jerman dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan akhir pekan ini oleh surat kabar Tageszeitung, lapor AFP.

Sebelum revolusi industri, orang Jerman biasa tidur siang, kata pakar kesehatan Universitas Rugensburg Jurgen Zulley kepada koran tersebut.

Sesudah tidur "kita bereaksi lebih cepat, lebih penuh perhatian, memori kita lebih baik dan mood kita juga membaik," tambahnya.

Buntenbach juga mengatakan perlunya debat laju kerja yang terus meningkat terbawa alat komunikasi modern, termasuk e-mail dan telepon.

Sebuah studi baru-baru ini di Universitas Kedokteran Athena di Yunani dan Sekolah Umum Kesehatan Harvard di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa orang Yunani yang tidur siang selama paling sedikit tiga kali 30 menit dalam seminggu berisiko mengalami kematian akibat sakit jantung 37 persen lebih rendah dibanding dengan mereka yang melewatkan tidur siang.

Kanselir Jerman Angela Merkel belakangan mengecam orang-orang Eropa selatan di negara-negara yang tertekan utang karena dianggap bekerja lebih singkat dibanding orang Jerman.

Namun statistik yang diterbitkan tahun lalu oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menunjukkan hasil yang berbeda.

Seorang Jerman bekerja rata-rata 1.390 jam per tahun, dibanding 2.119 jam untuk orang Yunani dan 1.773 jam untuk orang Italia, kata OECD. (ANT/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Rusia Desak AS Cabut Hukum Era Perang Dingin

Posted: 15 Jul 2011 07:09 PM PDT

Rusia (istimewa)

Berita Terkait

Moskow (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Kementerian Luar Negeri Rusia Jumat mendesak Amerika Serikat untuk mencabut atau mengamandemen hukum era Perang Dingin pada apa yang disebut `Captive Nations Week.`

Hukum tersebut ditandatangani oleh Presiden AS Dwight Eisenhower pada 1959 dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap "kebijakan-kebijakan imperialistik dan agresif komunisme Rusia."

Sejalan dengan hukum itu, pekan ketiga bulan Juli telah dinyatakan sebagai pekan penangkapan bangsa-bangsa setiap tahun oleh presiden AS, termasuk Barack Obama.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di situs resminya bahwa hukum AS itu telah bertentangan dengan kecenderungan positif dalam hubungan Rusia-Amerika.

"Pada hari ini, ketika negara kita mengadakan dialog intensif dan positif tentang stabilitas strategis, penyelesaian konflik regional, memerangi terorisme, ancaman dan tantangan baru, seperti dilatar- belakangi suara tajam ketidakcocokan peradilan," kata kementerian itu.

Menyerukan agar Washington membatalkan atau mengubah hukum itu, kementerian tersebut mencatat bahwa hal itu sulit untuk menjelaskan "sebagai anakronisme" dan "ideologi lama usang dan etika baru."

"Teks aslinya anti-Soviet belum diubah secara resmi ... Telah lama jelas bahwa ketentuan undang-undang ini tidak sesuai dengan realitas modern," tambahnya.(*)
(H-AK/S004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan