Rabu, 1 Jun 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Cara Edan Membaca Koran

Posted: 01 Jun 2011 03:18 AM PDT

FOTO ORANG GILA. (ANTARA/SRINGER)

Cara edan membaca koran merujuk kepada fatsun bahwa kegilaan dan kebutaan hati hanya ada dalam dunia yang sedang berkonflik, yaitu konflik pikiran

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - "Anda gila, anda tidak waras, tapi mengapa anda mampu membaca koran dari hari ke hari?" Sinyal heran itu bertautan dengan pernyataan, "Anda memang gila, anda memang tidak waras, karena terus ngobrol ketika berada di kantor atau di sekolah, tanpa menunjukkan hasil kerja dan hasil belajar yang konkret!"

Membaca koran kerap disebut-sebut sebagai doa pagi bagi masyarakat modern di tengah serbuan perangkat jejaring sosial serba elektronis. Perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) - istilah yang lahir dari rahim Orde Baru - tidak ada artinya ketika seseorang membaca koran.

Koran menjadikan nona XYZ dan mister ABC sebagai "Kita", karena keduanya membaca berita-berita yang sama. Di tengah krisis kebersamaan karena iming-iming kredo bahwa kelompok kami lebih baik ketimbang kelompok lain, maka silakan berterimakasih kepada dewa Hermes.

Dewa dalam mitologi Yunani itu telah menafsirkan kehendak dewata (orakel) dengan bantuan kata-kata manusia. Alasannya, manusia telah terkutuk untuk memberi makna, kata filsuf Merleau Ponty. Caranya? Silakan saja membaca koran dengan menempuh cara-cara gila atau cara-cara tidak waras.

Setelah membaca aneka berita koran, orang dapat memuji, mengkritik, menertawakan, mencibir bahkan menyulut dendam kesumat sesamanya. Terlontarlah kata-kata, "Peristiwa itu seharusnya tidak boleh terjadi. Ah, dia lagi, dia lagi yang muncul di pemberitaan koran".

Mereka yang tersulut emosinya lantaran membaca koran boleh jadi dapat disebut sebagai orang sinting yang menyalakan lentera di siang bolong kemudian berlarian ke pasar dan berteriak tanpa henti, "Saya mencari Yang Baik". Mereka murid dari filsuf Nietzsche yang memilih sosok orang gila untuk mengumumkan kematian Tuhan.

Terbentang warta mengenaskan bahwa seseorang lulusan master (S2) dari salah satu universitas beken di Australia, diciduk polisi karena mencuri di 10 rumah. "Dia merupakan pencuri spesialis yang menyasar rumah yang ditinggal pemiliknya," kata Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Yazid Fanani, sebagaimana dikutip dari harian Warta Kota (31/5).

Tergelar warta mengerikan ketika empat orang meregang nyawa akibat tertabrak bus metromini selama bulan Mei 2011 akibat sopir yang sembrono. Kasus terakhir menimpa seorang pengendara motor di Jalan Kembangan Kencana, Jakarta Barat, Minggu (29/5) pagi.

"Korban tampaknya melaju kencang dan menyenggol motor lain. Korban jatuh kemudian ditabrak metromini yang sedang melaju kencang," kata Kasat Lantas Polestro Jakarta Barat Komisaris Sungkono. (Warta Kota,30/5)

Terbentang warta pengingatan bahwa pemberantasan penyakit investasi membutuhkan komitmen panjang birokrasi. "Pemerintah pusat dan daerah harus bisa memfasilitasi kepentingan investor dengan menunjukkan bukti konkret. Misalnya, memberi kepastian tata ruang dan layanan perizinan dalam satu pintu. Tidak mungkin membangun megaproyek tanpa adanya kepastian lahan," kata Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), sebagaimana dikutip dari harian Bisnis Indonesia (30/5).

Yang mengenaskan dari sang pencuri jebolan perguruan tinggi luar negeri, yang mengerikan dari ulah sang sopir metromini dan yang memprihatinkan dari persoalan klasik bagi para investor, ujung-ujungnya berkutat kepada seperangkat pembedaan (distingsi) ketika seseorang membaca koran.

Belum cukup seseorang melontarkan pujian, melayangkan kritik, menyunggingkan senyum, bahkan mengobarkan denda membara ketika dia membaca koran sementara sejumlah peristiwa terpapar begitu edan dan begitu tidak waras. Tinggal sekarang, bagaimana cara edan membaca koran dengan menggunakan pembedaan-pembedaan.

Di mata filsuf Auguste Comte, distingsi mencakup yang nyata dengan yang khayal, yang pasti dengan yang meragukan, yang tepat dengan yang kabur, yang berguna dengan yang sia-sia.

Silakan pilih dan gunakan pembedaan-pembedaan itu ketika pembaca mau berkontemplasi saat membaca koran pada pagi hari bagi bekal menjalani ziarah hidup.

Ketika membaca koran, di mana kebenaran? Nietzsche mengatakan kepercayaan akan kebenaran adalah kegilaan, dan yang mencirikan kegilaan adalah kebutaan. Gila atau tidak waras, artinya menyimpang dengan yakin, dan dengan penuh keyakinan mau mengikuti penyimpangan itu dengan membutakan hati.

Gila bukan sebatas tidak lurusnya pemikiran. Mereka yang membutakan diri dengan terus berilusi boleh disebut sebagai orang gila. Apalagi bila dia tidak tahu bahwa dirinya itu gila, sehingga nalar dibutakan dan hati digelapkan. Bahasa populernya, gelap hati!

Cara edan membaca koran merujuk kepada fatsun bahwa kegilaan dan kebutaan hati hanya ada dalam dunia yang sedang berkonflik, yaitu konflik pikiran.

Persoalan kegilaan menyentuh persoalan nalar. Bukankah koran disesaki dengan berbagai warta sarat konflik pikiran dalam berita kriminalitas, politik, ekonomi, gaya hidup, ibukota sampai olah raga. Tipsnya, pilihlah satu sampai tiga berita, kemudian carilah dan temukan apakah ada konflik pikiran dan apakah berita-berita itu memuat distingsi.

Jangan lupa bahwa Nietzsche punya fragmen menohok ulu hati bagi mereka yang mau berwaras hati dan berlurus hidup ketika membaca koran. Dan orang gila itu diam dan terbengong sendiri di tengah kerumunan orang banyak di pasar. Ucap orang gila itu, "Saya datang terlalu awal...."
(A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Khasiat Ekstrak Daun Camellia

Posted: 01 Jun 2011 03:09 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Beberapa waktu lalu Pond's meluncurkan rangkaian produk anti penuaan, kini Pond's kembali menghadirkan produk terbarunya Pond's White Beauty Naturals yang mengandung ekstrak daun Camellia.

Daun Camellia berkhasiat mengandung bahan yang diketahui bisa mengurangi pembentukan melanin yang menyebabkan kulit menggelap. Pond's White Naturals mengombinasikan kekayaan alam dan inovasi teknologi.

"Kita buat perkawinan antara bahan-bahan alami dan teknologi," kata Arief Tjakraamidjaja, Senior Brand Manager Pond's moisturizer dalam peluncuran Pond's White Naturals di Jakarta, Rabu.

Arief mengatakan penelitian Pond's selama bertahun-tahun menemukan bahwa wajah cerah dan merona merupakan hal yang sangat didambakan setiap perempuan dalam produk perawatan kulit wajah.

"Pond's percaya produk ini akan menjawab pangsa pasar produk moisturizer di Indonesia," tambah Arief.

Produk itu terdiri dari tiga macam, yaitu Pond;s white beauty natural Facial Foam, POnd's white beauty naturals Day Cream, dan Pond's whit beauty naturals Night Treatment. Produk yang akan beredar di pasaran mulai bulan Juni itu selain mengandung ekstrak daun Camellia juga mengandung vitamin B3 (Niacinamide). Vitamin B3 secara aktif menekan dan mengunci melanin di bawah permukaan kulit.

Bila produk anti penuaan yang diluncurkan Pond's pada bulan lalu ditujukan pada perempuan usia 30 tahun ke atas, produk terbaru ini ditujukan bagi remaja perempuan. Untuk menggaet konsumen remaja, Pond's menunjuk aktris Pevita Pearce sebagai duta produknya.

"Saya mengajak teman-teman remaja saya di luar untuk menggunakan produk Pond's karena saya sudah mencoba, saya sudah menggunakan," kata Pevita.
(ENY)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan