Selasa, 24 Mei 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Bom Bunuh Diri Ratakan Kantor Polisi

Posted: 25 May 2011 04:41 AM PDT

PESHAWAR, KOMPAS.com — Kelompok Taliban kembali berhasil membobol keamanan Pakistan. Kali ini pelaku bom bunuh diri memasuki sebuah kantor polisi dan meledakkan diri di dalamnya, Rabu (25/5/2011) subuh. Bangunan berlantai tiga di Peshawar itu luluh lantak dan dua polisi tewas.

Pelaku membawa sebuah truk kecil yang berisi 200-250 kilogram bahan peledak.

Menurut polisi, 22 orang terluka dalam ledakan besar di dalam kompleks militer di Peshawar itu. Di dalam kompleks yang dijaga ketat itu juga tinggal keluarga militer. Pelaku membawa sebuah truk kecil yang berisi 200-250 kilogram bahan peledak.

Pejabat senior kepolisian Mohammad Ijaz mengatakan, "Ledakannya sangat dahsyat dan menghancurkan gedung bertingkat tiga itu. Biasanya ada 10 sampai 15 orang yang bertugas pada jam-jam itu."

Tim penyelamat masih mencari empat hingga lima orang yang diduga terjebak di bawah reruntuhan. Hingga kini, dua orang dinyatakan meninggal. Dari 22 korban luka, sembilan di antaranya polisi, sementara yang lain adalah warga sipi, termasuk anak-anak.

Pihak Taliban langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap gedung yang berjarak sekitar 150 meter dari Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Peshawar itu. "Kami akan meningkatkan serangan untuk membalas dendam kematian Osama bin Laden," ujar juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan, kepada kantor berita AFP.

"Serangan akan berlanjut sampai pesawat-pesawat AS dan militer Pakistan menghentikan serangan di wilayah suku," lanjutnya.

Bom bunuh diri ini merupakan serangan keempat Taliban sebagai pembalasan dendam kematian Osama oleh pasukan Navy SEALs AS. Pekan lalu, juga di Peshawar, sebuah bom meledak saat konvoi kendaraan Konjen AS lewat. Seorang pejalan kaki warga Pakistan menjadi korban.

Dua hari kemudian, Minggu (22/5/2011), sekelompok anggota Taliban menyerbu pangkalan Angkatan Laut Pakistan di Karachi dan menghancurkan dua pesawat buatan AS serta membunuh 10 personel militer. Kelompok ini sempat menduduki pangkalan Mehran itu selama 17 jam. Peristiwa di Mehran merupakan serangan terburuk kelompok militan terhadap instalasi militer Pakistan.

Di tengah kekhawatiran rentannya keamanan instalasi militer Pakistan, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen yakin, senjata nuklir Pakistan masih aman. Namun, dia mengaku "mengkhawatirkannya".

 

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Obama Tak Tahu Sekarang Tahun Berapa

Posted: 25 May 2011 04:07 AM PDT

LONDON, KOMPAS.com — Semua orang, kadang-kadang, ingin bisa memutar kembali waktu, dan ternyata Barack Obama juga begitu. Presiden Amerika Serikat itu salah menulis tahun ketika ia menandatangani buku tamu di Gereja Westminster, London, Selasa (24/5/2011), dalam kunjungan resminya ke Inggris. Ia menulis "24 May 2008", padahal seharusnya "24 May 2011, jadi ia mundur tiga tahun. Sebelum menulis, ia tampaknya telah bertanya kepada kepala gereja itu, tanggal berapa pada hari itu.

Tentang peristiwa itu, media Inggris, DailyMail, berkomentar, saat menghadapi pemilu yang sulit tahun depan dan kritik atas caranya menangani krisis keuangan saat ini, Obama mungkin berharap hari itu memang masih tanggal 24 Mei 2008, ketika ia masih seorang superstar yang tengah menanjak di kancah perpolitikan Amerika.

Kunjungan Obama ke gereja itu terjadi sebulan setelah jutaan orang menyaksikan pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton di tempat tersebut. Pada pernikahan itu, Obama tidak diundang. Kunjungan Obama ke gereja itu mengikuti tradisi yang dibuat mantan Presiden Richard Nixon, Bill Clinton, dan George W Bush, untuk meletakkan sebuah karangan bunga di makam "Prajurit Tak Dikenal". Ia lalu menuliskan pesan di Buku Pengunjung Terhormat yang tersedia di tempat itu.

Setelah tampaknya bertanya kepada Kepala Gereja Westminster, Dr John Hall, tentang tanggal hari itu, Obama menulis, "Sungguh merupakan suatu kehormatan besar untuk memperingati warisan bersama kita dan pengorbanan bersama kita". Ibu Negara Michelle Obama bahkan membelai punggungnya saat ia menulis lalu  menandatangani buku itu. Namun, itu semua rupanya tidak dapat mencegahnya membuat kesalahan itu.

Menurut DailyMail, tiga tahun lalu pada tanggal yang sama, Obama tengah berkampanye di Puerto Riko, ketika ia berjuang dalam pertarungan sengit dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat melawan Hillary Clinton. Pada hari itu, ia menerima permintaan maaf Hillary Clinton yang mengatakan bahwa dirinya bertahan dalam pertarungan itu karena kenangannya akan pembunuhan terhadap Robert Kennedy. Obama ketika itu berkata, "Saya telah belajar bahwa ketika Anda berkampanye selama beberapa bulan seperti yang Senator Clinton dan saya telah lakukan, kadang-kadang Anda ceroboh dalam hal laporan yang Anda buat, dan saya berpikir bahwa itulah yang terjadi di sini."

Obama akhirnya terus melaju dalam pencalonan, mengalahkan Clinton, kemudian terpilih menjadi presiden AS. Namun, sejak terpilih, popularitasnya merosot akibat dampak krisis keuangan yang meningkatkan angka pengangguran di AS.

Nah, kejadian di Westminster itu bukan kali pertama Obama membuat kesalahan. Pada upacara pelantikannya, dia membuat kesalahan dalam sumpahnya dan harus dilantik ulang demi membuatnya sah menjadi presiden AS.

Meski salah menulis tahun, Obama tetap mendapat sambutan hangat dari kerumunan orang yang berkumpul di luar gereja itu. Mereka berteriak "we love you, we love you". Istrinya, Michelle, membuat kelompok paduan suara anak laki-laki tertawa ketika ia menggoda Obama tentang kemampuan menyanyinya yang buruk. Seusai kunjungan itu, Dr Hall mengatakan, "Itu berlangsung sangat ramah, sangat santai, sangat menarik, dan dia adalah orang yang ramah, begitu juga Nyonya Obama."

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan