Selasa, 31 Mei 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Upaya Antirokok PBB Diluncurkan di Tiga Negara

Posted: 31 May 2011 08:47 PM PDT

Ilustrasi Merokok (Istimewa)

Berita Terkait

PBB (ANTARA News) - Misi PBB di Norwegia, Uruguay dan Thailand memulai upaya pada Selasa (31/5) --Hari Tanpa Tembakau Dunia-- untuk mendukung usaha pengendalian tembakau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kebanyakan orang yang tewas akibat menggunakan tembakau tinggal di negara tempat harga rokok sama dengan harga satu bungkus permen karet," kata penyelenggara kegiatan itu dalam suatu taklimat di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.

"Di banyak negara, peningkatan kecil akan berarti prestasi yang sangat besar dalam kehidupan manusia dan banyak uang diselamatkan," katanya.

Kegiatan tersebut dipusatkan pada penggunaan tembakau sebagai penyebab utama penyakit yang tidak menular dan mendorong diadakannya Pertemuan Tingkat Tinggi PBB mengenai Penyakit Yang Tidak Menular pada September.

Lebih dari 170 negara --dari 192 negara anggota PBB-- telah mensahkan Konvensi Kerangka Kerja WHO mengenai Pengendalian Tembakau, "tapi penerapannya tak merata", kata ketiga negara tersebut. "Di banyak negara, pengenaan pajak atas tembakau adalah sumber penghasilan masyarakat yang kurang dimanfaatkan."

Komisaris New York City untuk PBB Marjorie Tiven mengatakan larangan merokok baru diterapkan pekan sebelumnya untuk taman, pantai dan pertokoan kaki lima di kota itu, seperti Times Square, yang baru dibuka.

Ia mengatakan sejak 2002, ketika peraturan yang melarang orang merokok di semua tempat kerja --termasuk di bar dan restoran-- diberlakukan, kegiatan merokok telah anjlok 27 persen dan angka kematian akibat penyakit yang berkaitan dengan rokok turun 17 persen.

Di New York City, rata-rata harga satu pak rokok dengan isi 20 batang lebih dari 11 dolar AS, kata Tiven.

Dr. Prabhat Jha, Profesor di University of Toronto (Kanada) mengatakan salah satu kesimpulan dalam penelitian utamanya ialah "peran paling penting bagi pemerintah ... ialah menangani masalah tembakau secara sungguh-sungguh sebagai penyebab utama kematian dan penyebab besar kemiskinan".

Yang kedua ialah bukan cuma penting untuk mencegah anak-anak menjadi perokok tapi "juga membuat dua miliar perokok saat ini di dunia berhenti merokok", katanya.

"Yang ketiga adalah pajak. Pelipatgandaan pajak di seluruh dunia akan mengurangi konsumsi sampai sepertiga dan barangkali bisa menyelamatkan sebanyak 100 juta jiwa selama beberapa dasawarsa ke depan."

Pengenaan pajak terutama efektif di kalangan orang miskin dan kaum muda sebab mereka "bereaksi lebih kuat terhadap harga yang lebih tinggi karena alasan ekonomi", kata Jha.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Juru Bicara Libya Sebut "Skenario Terburuk"

Posted: 31 May 2011 08:04 PM PDT

Tripoli (ANTARA News) - Kepergian pemimpin Libya Muamar Gaddafi akan jadi "skenario terburuk" buat negeri, kata juru bicara pemerintah Libya Moussa Ibrahim pada  taklimat, Selasa (31/5).

"Jika Gaddafi meletakkan jabatan, takkan ada keamanan," ia memperingatkan. Juru bicara itu mengesampingkan kemungkinan pemimpin Libya tersebut meninggalkan jabatannya.

Iia mengatakan Gaddafi tak membahas "strategi kepergian" dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma selama kunjungannya ke Libya pada Senin (30/5).

Pada Senin, Zuma mengatakan pemimpin Libya tersebut "siap menerima usul Afrika Selatan bagi gencatan senjata" tapi tak mengatakan bahwa Gaddafi siap untuk meletakkan jabatan.

Pemrotes Libya telah menyerukan penggulingan Gaddafi, yang telah memerintah negeri itu selama 41 tahun, setelah protes di Tunisia dan Mesir.

Negara besar dunia --Inggris, AS dan Prancis-- pada 19 Maret melancarkan serangan udara dan laut terhadap pasukan Gaddafi setelah Dewan Keamanan mensahkan satu resolusi untuk memberlakukan zona larangan terbang di wilayah udara Libya dan mensahkan "semua tindakan yang diperlukan" guna melindungi warga sipil di Libya.

NATO secara resmi telah mengambil-alih komandan dan wewenang operasi militer terhadap Libya dari AS pada 31 Maret.
(C003/A011)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan