Jumaat, 29 April 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Radio SS Bawa Perubahan Bagi Surabaya

Posted: 29 Apr 2011 07:21 AM PDT

Dari kanan ke kiri: Akhmad Mukhlis Yusuf, Rohmad Hadiwijoyo, Arifin BH, Priyambodo RH, dan Errol Jonathans dalam bedah buku "Suara Surabaya Bukan Radio" di Wisma ANTARA, Jumat (29/4). (ANTARA/Edi Suhaedi)

"Suara Surabaya peduli pada kotanya, contohnya sebelum pemerintah menganugerahi gelar pahlawan pada Bung Tomo, Suara Surabaya telah jauh hari menyebut Bung Tomo Pahlawan."

Berita Terkait

Video

Jakarta (ANTARA News) - Radio Suara Surabaya (SS) dinilai telah membawa perubahan positif bagi kota Surabaya dalam sepuluh tahun terakhir, kata DR Henry Subiakto, Staf Ahli Bidang Media Menteri Komunikasi dan Informatika.

"Surabaya telah berubah dalam sepuluh tahun terakhir berkat kehadiran Suara Surabaya," kata Henry dalam bedah buku "Suara Surabaya Bukan Radio" di Wisma ANTARA Lantai 19, Jakarta, Jumat.

Menurut Ketyua Dewan Pengawas LKBN ANTARA itu, SS yang didirikan pada 1983 telah berperan besar dalam mengubah Surabay menjadi kota yang lebih baik dengan menyebarkan informasi kepada masyarakatnya, terutama dengan program siaran interaktif  "Kelana Kota".

SS memang salah satu pelopor pola siaran interaktif dalam dunia penyiaran radio di tanah air. Pola siaran yang melibatkan pendengar untuk mengudara secara langsung itu telah dimulai SS sejak 1994.

Kesan senada juga ditangkap oleh Arifin BH, penulis buku "Suara Surabaya Bukan Radio". Menurut dia, salah satu alasan Suara Surabaya bisa bertahan selama tahun ke-27 karena radio itu cinta pada warga dan kotanya.

"Suara Surabaya peduli pada kotanya, contohnya sebelum pemerintah menganugerahi gelar pahlawan pada Bung Tomo, Suara Surabaya telah jauh hari menyebut Bung Tomo Pahlawan," papar Arifin.

Sementara itu, menurut Errol Jonathans, Direktur Operasional Suara Surabaya Media, radio yang ia pimpin itu memang dibangun dengan prinsip untuk memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat Surabaya.

"Sesuai dengan tagline kami, news, interaktif, solutif. Suara Surabaya selalu berusaha memberikan solusi dalam setiap pemberitaanya," kata Errol.

Menurut dia prinsip itu sesuai dengan semangat pendiri Suara Surabaya, Soetojo Soekomihardjo (almarhum), bahwa radio tidak boleh dijadikan alat untuk menghancurkan hidup orang lain.

Bedah buku yang dipandu wartawan ANTARA dan Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Priyambodo RH, itu mengetengahkan nara sumber Arifin BH, Errol Jonathans, dan Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia/PRSSNI).

Acara tersebut, antara lain dihadiri pula oleh Direktur Utama LKBN ANTARA, Akhmad Mukhlis Yusuf, Ketua Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, H. Sofyan Lubis, Bambang Sulistomo (putera Pahlawan Nasional, Bung Tomo), dan Ajie Setyaatmaji (Coorporate Secretary Metro TV).
(T.Ber)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Norman Kembali Bertugas di Gorontalo

Posted: 29 Apr 2011 06:43 AM PDT

Gorontalo (ANTARA News) - Briptu Norman Camaru, Polisi yang mendadak terkenal karena aksi video lpsync Chaiyya-Chaiyya, kembali bertugas di kesatuannya, Brigade Mobil (Brimob) Gorontalo, Jumat.

Pria jangkung itu kembali menjalani tugas rutin sebagai prajurit kepolisian, setelah sempat tinggal di salah satu Mess di Markas Kepolisian Daerah Gorontalo.

Meski begitu, Norman belum diberikan keleluasaan tampil di depan umum, sebagaimana rekannya yang lain.

Dia hanya diperbolehkan beraktivitas dalam ruangan, saat lari pagi atau jadwal berolahraga sekalipun dia hanya boleh melakukannya di dalam.

Humas Polda Gorontalo, Ajun Komisaris Besar (Pol) Wilson Damanik mengatakan, hal itu untuk mencegah terjadinya kerumunan orang akibat euforia yang ditimbukan pasca sosok Norman melejit di media massa.

"Norman perlu istirahat dulu dari wawancara media," kata Damanik seraya meminta agar wartawan juga diminta agar jangan dulu mewawancarai Norman Camaru.

Zaenal Ahmad, Kontributor MNC TV Gorontalo mengatakan, dirinya serta sejumlah rekan wartawan lainnya, hanya diperbolehkan mengambil gambar suasana di markas Brimob, namun tidak diizinkan menemui Norman.

"Apa boleh buat, kami menghargai keputusan dari Polisi," kata dia.

Sekembalinya Norman ke Gorontalo beberapa waktu lalu , dia sempat jatuh sakit bahkan membatalkan acara hiburan rakyat yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah daerah setempat.

Saat itu, Norman sempat dirawat di sebuah Klinik dalam Lingkungan Mapolda setempat, dengan penjagaan ketat.(*)
(T.KR-SHS/M031)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan