Selasa, 15 Februari 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pria Korut Membelot Lewati Garis Perbatasan

Posted: 15 Feb 2011 08:57 PM PST

Seoul (ANTARA News) - Seorang pria muda Korea Utara membelot ke Korea Selatan dengan menyeberangi garis perbatasan yang tegang dan dijaga ketat, kata seorang pejabat pemerintah Rabu.

Dia sedang diinterogasi oleh aparat keamanan Korea Selatan, kata pejabat itu yang mengatakan dengan syarat tak disebut namanya, tanpa mengungkapkan rincian.

Pria berusia 20an itu ditemukan oleh tentara Korea Selatan pada sekitar pukul 17:00 waktu setempat Selasa di Cheorwon, 120 kilometer (72 mil) di timur laut Seoul, kata kantor berita Yonhap.

Pembelot muda itu menyeberang melintasi perbatasan darat, yang dijaga dengan kawat berduri dan ladang ranjau di banyak tempat, sesuatu yang jarang terjadi.

Hampir semua pengungsi Korea Utara pergi ke China dulu dan melakukan perjalanan ke negara ketiga sebelum mendapatkan pemukiman kembali di Selatan.

Dua pekan yang lalu Angkatan Laut Selatan Korea Selatan menahan sebuah kapal kecil dengan 11 pria dan 20 wanita di dalamnya, tepat di sebelah selatan batas maritim Laut Kuning yang disengketakan.

Para pejabat mengatakan bahwa mereka mungkin sedang berlayar ke Korea Selatan. Korea Utara menyerukan pemulangan mereka.

Namun Korea Selatan biasanya memulangkan kembali orang-orang Korea Utara yang menyeberangi perbatasan itu, baik karena kecelakaan dan yang mengungkapkan keinginan untuk kembali.

Motif kelompok ini, menurut pejabat itu, masih dalam penyelidikan Rabu.

Lebih dari 20.000 warga Korea Utara telah tiba di Selatan sejak akhir perang 1950-1953, yang menyebabkan mereka berpisah.
(AK)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Demonstran di Bahrain Bermalam di Tenda

Posted: 15 Feb 2011 05:02 PM PST

Manama (ANTARA News) - Para demonstran Syiah bermalam di tenda di ibukota Bahrain, Manama, untuk menggolkan tuntutan mereka bagi perubahan politik. Aksi ini diilhami oleh unjuk rasa  rakyat yang menggulingkan penguasa Tunisia dan Mesir.

Pemakaman direncanakan pada Rabu pagi untuk seorang pria yang tertembak hingga tewas. Korban tewas ketika polisi dan orang yang berduka bentrok pada Selasa (15/2) di satu acara pemakaman Ali Mushaima (22) yang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Saat malam datang Selasa, jumlah pemrotes yang berkemah di Bundaran Pearl di Bahrain berkurang jadi 1.000 orang dari sebelumnya 2.000 orang, kata beberapa saksi mata.

Masih perlu dilihat apakah jumlah pemrotes akan bertambah atau berkurang selama Rabu. Beberapa orang harus kembali bekerja, setelah libur pada Selasa untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Demonstran dari masyarakat mayoritas Syiah di Bahrain mengatakan pemerintah, yang didominasi kaum Sunni, menghalani mereka memiliki rumah, memperoleh layanan kesehatan dan pekerjaan di pemerintah.

"Amerika Serikat sangat prihatin dengan kerusuhan baru-baru ini seputar protes di Bahrain," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS P.J. Crowley di dalam satu pernyataan. "Kami juga menyeru semua pihak agar menahan diri dari aksi kekerasan."

Blok oposisi utama Syiah, Wafaq, yang memboikot parlemen memprotes penindasan oleh pasukan keamanan, menyatakan mereka berencana mengadakan pembicaraan dengan pemerintah pada Rabu.

Para pemrotes mengatakan tuntutan utama mereka adalah pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa --yang telah memerintah negara Teluk itu sejak kemerdekaan pada 1971.

Perdana menteri yang paman Raja Hamad bin Isa al-Khalifa, diduga memiliki terlalu banyak tanah dan dipandang sebagai lambang kekayaan keluarga yang berkuasa.

Para pegiat mengatakan mereka juga mengingini pembebasan tahanan politik, tindakan yang telah dijanjikan pemerintah, dan undang-undang dasar baru.

Kemiskinan, tingginya angka pengangguran dan dugaan upaya oleh negara untuk memberi kewarganegaraan kepada orang asing yang berfaham Sunni guna mengubah keseimbangan demografis telah meningkatkan ketidak-puasan di kalangan pemeluk Syiah di Bahrain.

Sebanyak separuh dari 1,3 juta warga di kerajaan pulau kecil itu adalah orang asli Bahrain, sisanya adalah pekerja asing.

Banyak pengulas mengatakan kerusuhan besar di Bahrain, tempat Armada Kelima Angkatan Laut AS dan pusat perbankan lepas pantai regional, dapat mendorong kaum Syiah yang tersisihkan di negara di dekat Bahrain, Arab Saudi, pengeksport terbesar minyak dunia.

Raja Hamad menyampaikan belasungkawa atas "kematian dua putra tercinta kita" dalam pidato yang ditayangkan televisi dan mengatakan satu komite akan menyelidiki pembunuhan itu.

Bahrain, yang melakukan tindakan yang tampaknya bertujuan mencegah ketidak-puasan kaum Syiah bergolak dan tak terkendali, telah menawarkan pemberian santunan kontan sebesar 1.000 dinar Bahrain (2.650 dolar AS) per keluarga sebelum protes pekan ini.
(C003/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan