Rabu, 5 Januari 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Tiru Kabupaten Kolaka, kata Mensos

Posted: 05 Jan 2011 06:50 AM PST

Kolaka, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri mengharapkan daerah-daerah lain meniru Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial melalui inisiatif masyarakat sendiri.

"Saya berharap untuk daerah-daerah lain juga ikut seperti yang dilakukan Kabupaten Kolaka," kata Mensos di Kolaka, Rabu.

Mensos melakukan kunjungan kerja ke Sulawasi Tenggara selamma dua hari. Dalam kunjungan kerja tersebut Mensos menyaksikan Deklarasi Kolaka Emas.

Deklarasi Kolaka Emas yang dibacakan perwakilan tokoh masyarakat dan berbagai pihak lainnya adalah komitmen untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat.

Isi deklarasi antara lain Kolaka bebas dari Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), tidak ada daerah terisolasi, tidak ada anak yang mengalami gizi buruk, fasilitas kesehatan memadai.

Selain itu, juga tidak ada lagi sekolah darurat, tidak ada lagi penyakit sosial masyarakat dan tidak ada lagi anak yang putus sekolah.

Menurut Mensos, Deklarasi Kolaka Emas merupakan inisiatif masyarakat yang pertama kali dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan sosial.

"Saya yakin akan terjadi akselerasi percepatan permasalahan sosial di seluruh daerah jika dilakukan dengan inisiatif masyarakat kalau setiap provinsi mengikuti Kolaka," ujar Mensos.

Lebih lanjut Mensos mengatakan, Pemerintah akan mendukung sepenuhnya inisiatif masyarakat tersebut sehingga diyakini dalam waktu yang tidak terlalu lama akan memperlihatkan hasil yang diharapkan.

Berdasarkan data Kementerian Sosial, terdapat sebanyak 2.300.000 RTLH di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut tidak mungkin dapat sekaligus dipenuhi oleh kementerian sebab setiap tahun Kemensos hanya mampu membangun 10.000 unit RTLH.(*)

D016/A033

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

PKB Sulit Bertahan di Pemilu 2014

Posted: 05 Jan 2011 06:46 AM PST

Surabaya (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan sulit bertahan pada Pemilu 2014, bila "parliamentary threshold" (PT) disepakati minimal 5 persen dari sebelumnya 2,5 persen.

"Melihat kondisi sekarang. Sulit PKB bisa bertahan setidaknya meraih suara 5 persen," kata Saifullah yang mantan Sekjen DPP PKB era kepemimpinan Alwi Shihab di Surabaya, Rabu.

Dia mendasarkan penilaiannya pada suara PKB yang terus menurun mulai Pemilu 1999 yang meraih 12,61 persen suara, lalu Pemilu 2004 sebesar 10,57 persen, dan Pemilu 2009 hanya 6,43 persen.

Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, jika tidak ingin terpental dari panggung politik, maka para pemimpin PKB, yakni Muhaimin Iskandar, Lily Wahid, dan Yenny Wahid, harus islah.

"Semua pihak yang bertikai harus bisa menahan diri dan menghilangkan ego agar kekuatan PKB bisa kembali utuh, sehingga nantinya bisa disegani partai lain, termasuk Choirul Anam selaku Ketua Umum DPP PKNU," katanya.

Ia menyarankan pihak yang mempunyai sejarah dengan PKB untuk duduk bersama agar perolehan suara di Pemilu 2014 bisa naik dan tak terpecah-pecah.

"Jika tidak, maka PKB tidak bisa lolos," kata mantan menteri pembangunan daerah tertinggal itu.

Dia memandang, warga NU adalah pihak yang paling dirugikan oleh berkubu-kubumua PKB karena panutan mereka dalam berpolitik justru terkotak-kotak.

"PBNU melalui Ketua Umum, Said Aqil Siradj, sudah pernah mencoba melakukan pendekatan kepada semua pihak yang bertikai dalam PKB agar terjadi islah. Itu tidak gampang, butuh waktu. Tapi, PBNU sudah berusaha," katanya. (*)

ANT/AR09

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan