Ahad, 14 Julai 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Korut dan Korsel siap gelar dialog baru soal Kaesong

Posted: 14 Jul 2013 09:19 PM PDT

Seoul (ANTARA News) - Korea Utara dan Korea Selatan pada Senin siap untuk menggelar dialog baru soal pembukaan kembali kompleks industri bersama Kaesong yang diharapkan menjadi titik awal bagi pulihnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Saya akan berupaya sebaik mungkin untuk membuka kembali kawasan Kaesong dan mengembangkannya menjadi sebuah wilayah industri internasional," kata ketua delegasi Korsel, Kim Ki-Woong kepada wartawan sebelum melintasi perbatasan kedua negara.

Kim menggantikan Suh So dalam sebuah reshuffle rutin menjelang pembicaraan yang akan bertempat di wilayah industri yang terletak 10 kilometer dari perbatasan kedua negara itu, demikian laporan AFP.

Pyongyang pada Kamis menarik kembali tawaran untuk pertemuan terpisah guna membahas kunjungan wisatawan ke resor Gunung Kumgang dan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea.

Langkah tersebut ditempuh setelah Korsel menerima tawaran untuk dialog yang membahas kemungkinan reuni keluarga, tetapi menolak pembahasan soal Gunung Kumgang guna memfokuskan topik bahasan terkait Kaesong.

Pyongyang sebelumnya menuduh Seoul tidak bersungguh-sungguh dalam dua dialog yang membahas Kaesong karena gagal mencapai kesepakatan pada pekan lalu.

Korsel menginginkan jaminan keselamatan dari Korut atas kemungkinan penutupan Kaesong secara sepihak oleh negara komunis itu, serta menuntut agar wilayah tetap dijadikan tempat untuk memperbaiki hubungan kedua negara.

Wilayah industri yang terletak di utara perbatasan kedua negara itu dibuka pada 2004 namun ditutup tiga bulan kemudian seiring ketegangan yang mencapai puncaknya.

Dalam sebuah pertemuan yang jarang dilakukan pada awal bulan ini, kedua pihak akhirnya sepakat untuk membuka kembali kawasan tersebut. Zona industri itu merupakan tempat mencari nafkah bagi 53.000 pekerja Korut yang memadati 123 pabrik tekstil dan barang industri milik Korsel.

Korut pada April lalu menarik para pekerja mereka dari Kaesong, yang merupakan sumber penting bagi perekonomian negara itu, menyusul ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea dan sikap permusuhan dari Korsel.

Pembicaraan yang sejauh ini belum menghasilkan apapun itu sangat kontras dibandingkan ketegangan selama berbulan bulan terakhir dan ancaman perang yang dilontarkan Pyongyang, setelah uji coba nuklir pada Februari lalu membuat negara itu semakin tercekik sanksi dari Perserikatan Bangsa Bangsa.

Pada Sabtu, Korut mengingatkan bahwa pembicaraan soal Kaesong akan berdampak pada hubungan antar kedua Korea secara keseluruhan.

"Sebelum masalah Kompleks Industri Kaesong selesai, tidak akan ada kemajuan soal hubungan antar-Korea," tegas pihak Korea Utara dalam pernyataan yang disiarkan media resmi pemerintah.

Penerjemah: Panji Pratama

Brazil akan simpan data digital di dalam negeri

Posted: 14 Jul 2013 09:16 PM PDT

Rio de Janeiro, Brazil (ANTARA News) - Brazil mungkin segera mengharuskan perusahaan Internet menyimpan data komunikasi di dalam negeri itu sebagai reaksi atas laporan Amerika Serikat secara luas memata-matai lalu lintas Internet dan telepon di seluruh Amerika Latin.
Ini buntut dari pengungkapan program spionase Amerika Serikat oleh bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Edward Snowden.

"Yang ideal nanti, bagi semua perusahaan ini ialah menyimpan data mereka di dalam negeri sehingga itu bisa tersedia, kalau saja sistem kehakiman Brazil memintanya," kata Menteri Komunikasi Brazil, Paulo Bernardo Silva, kepada harian O Estado de Sao Paulo, untuk berita Minggu (14/7).

Silva mengatakan perusahaan internet global sekarang menyatakan mereka tak bisa menyediakan keterangan buat sistem kehakiman sebab arsip mereka disimpan di luar negeri.

Penyimpanan data digital di dalam wilayah hukum Brazil adalah masalah kedaulatan nasional.

Silva menyatakan komunikasi di Brazil rentan terhadap pengawasan gelap, sebagian, karena server pusat Internet negeri tersebut berada di belahan Bumi utara.

Pemerintah berencana menanam modal pada jaringan internet nasional dan mendorong pembaruan sehingga PBB, bukan Amerika Serikat, yang mengelola komunikasi global.

Jaringan itu juga akan membantu Brazil mempelajari kebijakan kerahasiaan perusahaan internet multinasional seperti Facebook dan Google guna memastikan kebebasan pribadi.

Brazil sebelumnya menyerukan perusahaan internet multinasional memiliki pusat data di dalam negeri melalui keringanan pajak dan insentif lain. Namun Silva mengatakan, Brazil sekarang ingin menjamin data diperoleh melalui peraturan.

(C003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan