Khamis, 27 Jun 2013

Republika Online

Republika Online


Talas Bogor Disulap Menjadi Kue Elit

Posted: 27 Jun 2013 04:05 PM PDT

Friday, 28 June 2013, 06:05 WIB

Lapisbogor.blogspot

Kue lapis berbahan baku talas bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selama ini, talas hanya diolah menjadi kolak atau campuran masakan. Batangnya bisa dijadikan sayur. Namun siapa sangka, umbi-umbian yang kerap ditemukan di Bogor, Jawa Barat ini bisa diolah menjadi kue yang lezat.

Di tangan Rizka W Romadhona, talas berubah wujud menjadi kue lapis. "Kami menggunakan talas dengan campuran tepung terigu," katanya ditemui saat acara Wanita Wirausahan Mandiri-Femina 2013 di Hotel Shangri La, Kamis (27/6).

Talas yang sudah diubah menjadi tepung diolah dengan tepung terigu dan bahan lainnya. Campuran tepung terigu dan talas membuat rasa kue lapis seperti brownis namun lebih legit.

Uniknya, talas yang identik dengan warna putih justru memiliki serat yang memunculkan warna keunguan. Sehingga penampakan kue lapis menjadi cantik dengan warna ungu tersebut. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan parutan keju di bagian atasnya.

Kue lapis talas bogor ini diberi nama lapis sangkuriang. Sang pemilik sengaja menamakannya demikian agar keberadaan kue lapis talas ini bisa melegenda sebagaimana cerita legenda asal Sunda tesebut. Rizka mengaku, dia sebenarnya tidak bisa memasak. Keberadaannya hanya sebagai inovator untuk mengkreasikan talas dalam bentuk kue.

Baru didirikan sejak 2011 lalu, para konsumen awalnya hanya sebatas teman dan kerabat. Jumlah permintaan semakin banyak karena rasa kue yang unik dan cukup mengenyangkan. Saat ini sudah ada tiga outlet yang resmi berdiri di kawasan Bogor, Jawa Barat. Jumlah produksi pun dilansir mencapai ribuan kotak per bulannya.

Reporter : Nora Azizah
Redaktur : Yudha Manggala P Putra

Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu((QS. An Nisa 4 : 29).)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Ini Dia Makanan Tradisional Sehat dan Bergizi

Posted: 27 Jun 2013 01:09 PM PDT

Friday, 28 June 2013, 03:09 WIB

blogspot.com

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Siapa bilang kuliner tradisional kurang sehat? Ceritanya berbeda dengan rujak cingur. Selain memiliki cita rasa khas daerah, makanan tersebut juga dianggap mengandung gizi seimbang.

Perhimpunan Peminat Gizi Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia memberikan penghargaan Peduli Gizi 2013 Kategori Pangan Sepinggan Tradisional terhadap rujak cingur melalui Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini baru-baru ini. 

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Hardiansyah mengatakan, pihaknya bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengapresiasi pemerintah daerah yang mengembangkan pangan sepinggan tradisional. Sebab, dinilai memiliki keunggulan gizi. ''Memenuhi prinsip yang seimbang, yakni mengandung karbohidrat, lauk pauk serta sayuran dan buah," kata Hardiansyah.

Sebelum menetapkan wilayah penerima penghargaan, dia mengatakan, tim juri telah melakukan proses penilaian sejak Februari 2013. Diawali dengan survei ke lapangan dan studi literatur hingga mencermati nama, bahan/komposisi, resep, pengolahan, dan foto penyajian. Dia berharap, penghargaan ini dapat mempromosikan rujak cingur di skala nasional maupun internasional. Dengan demikian, akan berdampak pada meningkatnya potensi ekonomi di Surabaya.

Reporter : Andi Ikhbal
Redaktur : Endah Hapsari

Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.(QS Al-Baqarah: 42)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan