Selasa, 25 Jun 2013

Republika Online

Republika Online


Manusia di Zaman Modern Lebih Gampang Marah?

Posted: 25 Jun 2013 10:30 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan modern mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia, namun di sisi lain juga membuat manusia jadi pemarah.

Dr Sandi Mann, pengajar psikologi di University of Central Lancashire mengatakan agresifitas yang dulu kita perlukan untuk bertahan hidup dapat 'salah sasaran' ketika tidak mempunyai saluran yang tepat.

Hal ini membuat manusia bersifat menyerang dan marah atas peristiwa yang relatif tidak penting dan sepele, misalnya menunggu dokter, kerusakan komputer dan kemacetan lalu lintas.

Mann menulis dalam Reader's Digest edisi Juli, kemarahan dituangkan pada gangguan sepele. Ia melanjutkan, gaya hidup manusia yang nyaman telah memanjakan kita dan mendorong harapan kita ke titik di mana sesuatu yang jauh dari sempurna menyebabkan manusia bertindak seperti anak yang merajuk.

Energi dan dorongan yang awalnya fokus pada kebutuhan bertahan hidup, misalnya makanan dan tempat tinggal telah menjadi tidak fokus dan menjadi kebutuhan sekunder di abad ke-21, demikian seperti dikutip The Telegraph. Hal ini karena sebagian besar meninggalkan motivasi bertahan hidup tanpa outlet yang sesuai.

Manusia berevolusi menjadi marah dalam situasi tertentu karena emosi memotivasi kita untuk menginginkan sesuatu. Kemarahan memainkan fungsi penting bagi manusia purba yang hidup dalam kelompok sosial, contohnya sebagai peringatan jika perilaku mereka mengganggu yang lain.

Evolusi manusia ini bisa mengakibatkan reaksi kekerasan berlebihan, misalnya saat insiden di jalan atau saat makanan yang dihidangkan di restoran kurang hangat. Mann mengatakan kemarahn ini bisa diatasi. Caranya dengan bertanya pada diri sendiri, "apakah insiden ini mengancam kelangsungan hidup saya?" Jika tidak, kita harus mengekang kemarahan ini.

Prospek Menarik Bisnis Organik, Tergelitik?

Posted: 25 Jun 2013 01:04 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Ragu dengan sayuran yang Anda makan? Takut mengandung racun dari pestisida kimia? Mungkin Anda berpikir tubuh Anda tidak apa-apa tetapi bagaimana dengan putra-putri kesayangan anda yang daya tahan tubuhnya masih rentan dan hidupnya masih panjang?

Kesadaran terhadap kesehatan di Indonesia semakin lama semakin meningkat seiring kemunculan penyakit-penyakit degeneratif kian banyak mengkonsumsi pangan tidak sehat. Gaya hidup sehat dengan menyantap sayur organik pun kini menjadi tren.

Sayuran dari pertanian konvensional mungkin terlihat bagus dan sehat. Hanya saja, dalam beberapa kali penelitian yang telah dipublikasikan bahan pangan dari hasil pertanian yang tidak ramah lingkungan tersebut ternyata juga membahayakan kesehatan putra-putri tercinta kita di masa depan.

Membeli sayuran organik dari swalayan pun harganya sangat mahal. Lalu mengapa tidak mencoba mandiri pangan dari wilayah rumah kita sendiri. Bagaimana caranya?

alam workshop "Doing Organic at Home" di acara Bogor Organic Fair 3 dan Festival Herbal Indonesia, Soeparwan Soelaiman, salah seorang praktisi yang menggeluti bidang pemanfaatan pekarangan mengemukakan tentang konsep Halaman Organik.

"Halaman organik yaitu membuat halaman rumah kita menjadi taman rumah yang produktif dan enak dilihat, yang diperlukan adalah memperlakukan dengan organik dan pemanfaatan sampah rumah," jelasnya.

Tak harus membuat langsung seluruh halaman menjadi taman, mulailah dari yang mudah dulu seperti pemanfaatan wadah bekas untuk pot menanam tanaman sayur.

Agar tanaman tumbuh subur dan sehat, Pak Soeparman menggunakan konsep analogi rumah sehat yang kemudian diterapkan kepada tanaman. Pertama rumah butuh sirkulasi udara yang baik maka tanaman butuh tanah yang gembur. Kedua makanan sehat sangat penting sehingga tanaman butuh pupuk organik.

Berikutnya sanitasi yang baik dan air bersih, itu berarti tanaman memerlukan air yang tidak tercemar dan terakhir ventilasi udara yang diterjemahan menjadi kebutuhan sinar matahari mencukupi bagi pertumbuhan tanaman organik.


Lalu bagaimana dari segi bisnisnya?

Bisnis organik dan herbal ini prospeknya sangat cerah," ujar Bambang Ismawan, ketua. Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (25/6).  Pernyataan itu diamini oleh narsumber lain yang mengakumerasakan betul perkembangan bisnisnya dari tahun ke tahun.

Ibu Ning misalnya yang awal karirnya dari kegiatan PKK hingga sekarang sudah merambah mancanegara karena mengusahakan bisnis herbal Mahkota Dewa. Dokter Prapti pun mengatakan hal yang sama, pasien yang memilih pengobatan dengan herbal semakin bertambah.

Dokter Prapti menilai khasiat obat herbal memang tidak kalah dalam menyembuhkan dibanding obat-obatan kimia. Inilah yang membuat obat herbal semakin menjadi pilihan pasien dalam pengobatan. Obat herbal pun fungsinya tidak hanya untuk penyembuh melainkan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga orang sehat bisa mengkonsumsinya.

Untuk memulai berbisnis organik atau herbal, diperlukan modal yang ternyata sudah mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti investor. David Darmawan seorang CEO muda yang juga pencetus konsep Green Investment menilai investor-investor asing dari luar negeri banyak yang tertarik dengan konsep  tersebut sehingga sangat memungkinkan untuk berkembangnya bisnis organik ini.

"Pada akhirnya seluruh dunia akan mengarahkan  ekonominya ke konsep Green Economy karena konsep itulah yang akan mendukung pembangunan berkelanjutan" jelas David. 

Tunggu apa lagi, mulailah untuk bertanam tanaman pangan organik dari mulai rumah anda sendiri.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan