Selasa, 18 Jun 2013

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Melody JKT48 puji kemampuan bahasa Haruka Nakagawa

Posted: 18 Jun 2013 07:16 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Meski baru akhir tahun lalu bergabung dengan JKT48, kemampuan bahasa Indonesia Haruka Nakagawa sudah dipuji oleh sesama rekannya di kelompok itu, Melody.

Haruka yang ditransfer dari grup idola Jepang AKB48 ke sister group yang berbasis di Jakarta itu banyak diajari bahasa Indonesia oleh para anggota lain.

Perempuan yang kerap dipanggil Harugon itu mengaku bahasa Indonesia sulit dipelajari.

Tapi, menurut Melody kemampuan Haruka sudah meningkat pesat.

Saat menyapa penggemar dalam bahasa Indonesia, misalnya, Haruka sudah hafal kata-kata itu di luar kepala.

Bahkan, kini dia sudah bisa menyapa dalam bahasa daerah atau justru kalimat-kalimat yang mengundang tawa.

"Haruka cepat belajar bahasa, nggak pernah salah saat menyapa penonton karena sudah dihafalin. 'Kumaha damang' juga bisa. 'Hai bang, goyang yuk' juga bisa," seloroh Melody di Teater JKT48, Selasa.

Haruka yang duduk di sebelahnya segera menirukan itu dengan logat fasih.

"Hai bang, goyang yuk!" kata Haruka seraya menggerakkan tangannya membentuk pola zig-zag.

Haruka yang tergabung dalam tim J akan tampil di konser "Perkenalkan, nama kami JKT48" yang berlangsung di Makassar (23 Juni), Solo (27 Juni), Balikpapan (28 Juni), Surabaya (30 Juni), dan Jakarta (3-4 Juli).

"Semuanya jangan lupa nonton ya!" ajak Haruka dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Taufik Ismail beri pencerahan puisi di Batang

Posted: 18 Jun 2013 06:39 AM PDT

Batang (ANTARA News) - Sastrawan Taufik Ismail memberikan pencerahan karya puisi di hadapan puluhan pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa.

Taufik Ismail yang pernah dibesarkan di Kota Pekalongan ini mengatakan bahwa untuk menjadi seniman terkenal ternyata tidak semudah dan seindah gambaran masyarakat secara umum.

"Kami merintis karir menjadi seorang penulis ternyata tidak mudah hingga akhirnya diakuinya eksistensi dalam dunianya. Kami semenjak SMA sudah mulai menyenangi membaca karya sastra penyair kondang pada masanya," katanya.

Ia mengatakan bahwa ketertarikan dirinya pada dunia sastra karena karya sastra bisa menjadi media menyampaikan aspirasi atau wadah guna mengungkapkan isi hatinya.

Selain itu, kata dia, dengan media sastra menjadikan dirinya bebas berekspresi dalam bentuk tulisan.

"Kami semasa duduk dibangku SMA juga mengirimkan tulisan pada media massa meski terkadang karyanya belum langsung dimuat. Kami bahkan tidak jarang mendapat surat dari media cetak bahwa tulisannya belum bisa dimuat," katanya.

Ia mengaku dirinya tidak pernah putus asa saat karya tulisannya tidak dimuat pada media massa.

"Kami memang sudah berulangkali mengirim karya sastra ke media cetak dan banyak yang tidak dimuat. Kami tidak putus asa dan berusaha keras terus berkarya hingga akhirnya dapat dimuat sedangkan hasil karya yang dimuat tentunya disebarluaskan pada teman sekolah," katanya.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya kemampuan untuk menulis sudah ada sejak dirinya menempuh jenjang pendidikan di SMP tetapi keberanian mengirim karya sastra baru dimulai saat duduk SMA.

"Kami harus berjuang dengan tidak mengenal lelah agar karya sastra dapat dimuat di media cetak dan akhirnya setelah dua tahun ternyata karya mulai dimuat. Kami bangga dengan dimuatnya karya sastra karena guru sekolah juga memberikan dorongan terus berkarya agar membawa nama baik sekolah," katanya.

(KR-KTD/M019)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan