Sabtu, 18 Mei 2013

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Ternyata, Penduduk Indonesia Lebih Modis dari Singapura

Posted: 17 May 2013 02:25 PM PDT

PERKEMBANGAN industri fashion di Tanah Air memang terbukti cukup signifikan. Tentu saja hal ini berbanding terbalik dengan negara tetangga, Singapura.  
Meski lebih maju dan kerap kali disebut sebagai surga belanja, rupanya penduduk di negeri Singa itu masih kalah stylish dibanding Indonesia. Hal ini pun diakui oleh desainer Ari Seputra.
 
"Singapura itu the worst stylish in the world. karena mereka tidak stylish sama sekali. Pakaiannya very casual,  enggak ada orang bergaya,"ujarnya saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, belum lama ini.
 
"Berbeda dengan kita yang kalau berpakaian sangat gaya, berusaha untuk tampil menarik," imbuhnya.
 
Ari sendiri memang mengikuti perkembangan fashion di Singapura. Apalagi karya busananya juga dipasarkan di sana.
 
"Koleksi yang di sana memang regular karena lebih pemilih. Mereka juga lebih sensitif fabric, price sama styling. Lalu juga yang ditanya pertama bagaimana cara mencucinya, karena mereka tidak suka repot," tutupnya. (ind)
(tty)

Sukses Tembus Pasar Internasional, Konsep Rancangan Harus Matang

Posted: 17 May 2013 01:35 PM PDT

KESUKSESAN Major Minor menembus pasar Eropa tentunya menjadi sebuah contoh bagi para desainer lain. Apalagi secara kualitas, produk yang dihasilkan desainer lokal juga tak kalah.  
Seperti diketahui, Major Minor merupakan salah satu label fashion lokal yang sukses mengikuti inkubasi dalam Fashion Forward Jakarta Fashion Week (JFW). Lantas pembelajaran seperti apa yang bisa dilakukan para desainer untuk mengikuti jejak kesuksesan tersebut?
 
"Selain brand, konsep kita harus matang dan kembali ke root," ujar Ari Seputra, desainer Major Minor di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, belum lama ini.
 
"Konsep ini datangnya kan dari segala macam. Esensse-nya diambil, lalu dikembangkan," imbuhnya.
 
Lebih lanjut, Ari menambahkan bahwa seorang desainer harus bisa membuat satu gebrakan yang berbeda.
 
"Mereka harus juga bisa mencoba sesuatu yang baru, misalnya bikin cutting yang berbeda, kalau banyak desainer yang membuat model peplum, yah  sudah masanya untuk meninggalkan itu," paparnya.
 
Namun untuk menembus pasar internasional, para desainer juga harus memerhatikan beberapa hal, termasuk detailnya sekalipun.
 
"Price concern harus diperhatikan, licence untuk ekspor impor juga, karena biasanya ini yang akan ditanyakan," tutupnya. (ind)
 
(tty)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan